TRIBUNHEALTH.COM - Flu Singapura atau HFMD (hand, foot, and mouth disease) yang terjadi pada anak-anak merupakan penyakit yang perlu diwaspadai oleh semua orang tua.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya gejala lenting di bagian area telapak tangan, telapak kaki, dan bagian mulut.
Flu Singapura adalah penyakit menular yang rentan dialami oleh anak di bawah usia 10 tahun, tapi anak dengan usia 5 tahun lebih rentan dengan penyakit ini.
Baca juga: Dokter, Bagaimana Cara Pengobatan atau Penyembuhan Flu Singapura pada Anak-anak?
Penyakit ini umumnya terjadi ketika anak mengalami demam 1-3 hari dan muncul luka di mulut disertai ruam pada tangan dan kaki.
Pada beberapa kasus, luka juga muncul di lutut, siku, bokong, dan bagian selangkangan pada anak.
Membahas mengenai flu Singapura atau HFMD, terdapat pertanyaan yang diajukan pada dr. Fatimah Mayasyari, Sp. A.
dr. Fatimah Mayasyari, Sp. A, merupakan Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RSUP Surakarta.

Pertanyaan:
Dokter, selain komplikasi dehidrasi apa saja komplikasi flu Singapura pada anak-anak?
Meta, Sleman.
dr. Fatimah Mayasyari, Sp. A, yang merupakan Dokter Spesialis Anak Menjawab:
Selain dehidrasi, ada lagi komplikasi yang bisa terjadi pada anak-anak yang mengalami flu Singapura.
Komplikasi tersebut adalah kondisi kejang, yang mungkin berhubungan dengan kejang-demam atau infeksi yang menyebar ke selaput otak atau ke parenkim otak.
Vitamin untuk mendukung tumbuh kembang anak agar lebih optimal, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca juga: Dokter, Apakah Tingkat Keparahan Flu Singapura pada Anak Berbeda-beda dan Bagimana Komplikasinya?
Kedua, anak juga bisa mengalami penurunan kondisi kesadaran.
Yang tadinya anak tersebut aktif, kemudian menjadi amat sangat kurang aktif dan tidak merespons saat diajak berkomunikasi.
Ketiga, tiba-tiba anak tidak mau berjalan, yang bisa dicurigai sebagai kondisi terjadinya lumpuh layu pada anak.

Baca juga: 7 Makanan Super yang Bantu Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Anak
Lumpuh layu adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelumpuhan otot yang lemas dan terjadi secara tiba-tiba, bukan karena cedera atau trauma.
dr. Fatimah Mayasyari, Sp. A, merupakan Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RSUP Surakarta.
Beliau aktif memberikan edukasi kesehatan anak dan menjadi narasumber di TribunHealth.
Jika ingin berkonsultasi dengan dr. Fatimah Mayasyari, Sp. A, silahkan datang langsung ke RSUP Surakarta atau kunjungi laman Instagram @rsupsurakarta untuk mengetahui jadwal praktiknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 7 Manfaat Memasukkan Telur Puyuh ke dalam Menu MPASI Bayi, Bagus untuk Kekebalan Tubuh
Berikut ini susu formula untuk mendukung tumbuh kembang anak, klik di sini untuk mendapatkannya.
Susu Pertumbuhan Rasa Vanila untuk usia 1-3 Tahun.
Dengan 0g Sukrosa dan satu-satunya susu dengan Lactobacillus Reuteri, probiotik baik untuk dukung pencernaan baik si kecil.
LACTOGROW PRO dukung Tubuh Aktif dan Berpikir Kreatif si Kecil.
Nestlé LACTOGROW PRO diformulasikan secara khusus oleh para ahli di Nestlé Research Centre dan Switzerland.
Berikut ini susu formula untuk mendukung tumbuh kembang anak, klik di sini untuk mendapatkannya.