TRIBUNHEALTH.COM - Memetakan minat dan bakat anak menjadi lebih mudah dengan bantuan tes minat bakat.
Sebagai informasi, tes ini merupakan tes psikologi yang dapat membantu anak dan orang tua untuk memahami kemana minat dan bakat anak.
Hal ini pada akhirnya turut berperan dalam membantu menentukan karier apa yang akan dipilih.
Namun, bolehkah melakukan tes minat bakat sejak dini, misalnya sejak anak mau masuk SD?
Harapannya, anak menjadi lebih siap dalam mempersiapkan masa depan mereka.
Jurnalis TribunHealth.com pernah menanyakan hal ini kepada Psikolog RS JIH Solo, Arida Nuralita, MA., Psikolog ketika menjadi narasumber Momspiration yang tayang di YouTube Tribunnews.
Baca juga: Dok, Adakah Pesan untuk Ibu Hamil agar Tidak Panik saat Mengalami Kaki Bengkak?

Berikut ini jawaban Arida Nuralita, MA., Psikolog dalam kutipan langsung:
“Kalau bicara boleh enggaknya, emang enggak ada yang larang.
Cuma pertanyaannya nanti adalah: buat apa fungsinya?
Takutnya kita terlalu sering rajin-rajin ngetesin anak itu juga belum tentu menjadi manfaat yang besar juga.
Khawatirnya, terlalu dini melakukan tes minat bakat untuk anak itu, jatuhnya kemudian itu, tanpa kita sadari, sebagai orang tua kita melabel anak ke situ.
"Anakku itu berbakat jadi penulis," katanya tes itu begitu, padahal masih usia setahun, dua tahun.
Mungkin berbakat menulis, "kamu harus jadi penulis."
Padahal di perjalanan dia tumbuh kembang, itu ada informasi yang masuk ke dia… ketertarikan hal lain yang dia serap.
Mungkin minat dia sebenarnya sudah berkembang, tapi kemudian karena sudah terdoktrin dari orang tuanya, "kata tes yang kemarin itu kamu jadi penulis," kemudian itu takutnya menjadi labeling anak, yang kemudian mengkotakan anak.
Jadi, "aku itu penulis, berarti aku tidak berbakat di hal lainnya."
Kemudian kita orang tua dan anak itu membatasi diri untuk mengeksplor dirinya ke hal yang lain.
Padahal kan anak biasanya, "aku mau jadi penyanyi," "aku mau jadi content creator" misalnya kalau sekarang ya… atau besoknya lagi berubah lagi, "mau jadi presiden," besoknya lagi "mau jadi polisi."
Kalau menurut saya, kalau ketika anak masih usia kecil, daripada dites minat bakat, mungkin lebih baik tugas kita sebagai orang tua adalah memperkenalkan banyak minat. Itu sebenarnya.
Kalau anak kecil, perkenalkan saja dengan banyak minat, banyak profesi, banyak pekerjaan, sehingga dia kaya di dalam wawasannya itu, dia sudah punya banyak informasi.
"Oh, kalau polisi kerjanya begini," "kalau seniman itu seperti itu," "kalau jadi penulis itu bagaimana," "kalau content creator itu aktivitasnya apa saja sih."
Ketika dia sudah masuk di usia yang dia saatnya menentukan arah karir di usia SMA, dia sudah tahu nih.
Jadi, dia sudah punya bank informasi banyak dari sejak dia kecil. Jadi, itu membuat dia lebih mudah untuk membangun passionnya, "aku mau ngapain," "aku ingin apa."
Simak penjelasan lengkap Arida Nuralita, MA., Psikolog dalam Momspiration “Bantu Anak Temukan Passion, Apakah Tes Minat Bakat Benar-benar Efektif” lewat tayangan YouTube berikut.
(TribunHealth.com)