TRIBUNHEALTH.COM - PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis merupakan kelainan heterogen pada paru yang diakibatkan karena gejala kronis saluran napas, berupa sesak napas, batuk dan produksi dahak.
Hal ini disebabkan oleh paparan asap rokok dan polusi udara, sehingga menyebabkan kerusakan pada parenkim paru, alveolus, bronkus dan bronkiolus.
Sehingga menyebabkan hambatan aliran udara dan pada akhirnya pasien PPOK banyak mengeluhkan sesak napas yang semakin hari semakin berat apalagi jika digunakan untuk beraktivitas.
Membahas tentang PPOK, ada pertanyaan yang diajukan kepada Dokter Spesialis Paru.
Baca juga: Dokter, Apa Saja Penyebab Bibir Menjadi Hitam?

Pertanyaan:
Dokter, Apa yang mebedakan PPOK dengan penyakit paru lainnya seperti Asma dan TBC?
Jihan, Semarang.
Jawaban Dokter:
dr. Thifla Farhani, Sp. P. yang merupakan Dokter Spesialis Paru di Rumah Sakit Hermina Solo menjawab.
PPOK dan asma bukan merupakan penyakit yang menular, sedangkan TBC adalah penyakit yang menular.
Berdasarkan usia, PPOK umumnya terjadi pada pasien yang usianya diatas 50 tahun.
Sedangkan asma dan TBC bisa terjadi pada pasien di semua umur, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Berdasarkan keluhannya, pasien PPOK biasanya mengeluhkan sesak napas atau napas semakin memberat apalagi ketika sedang beraktivitas.
Sesak napas ini biasanya disertai dengan wheezing atau mengi karena adanya penyempitan pada saluran napas.
Gejala tersebut juga biasanya terjadi pada pasien asma.
Sedangkan pada pasien TBC biasanya mengeluhkan batuk, baik batuk disertai dahak ataupun tidak, juga disertai nyeri di bagian dada dan penurunan berat badan.
Berdasarkan hasil pemeriksannya, PPOK dan asma biasanya bersuara wheezing atau mengi.
Sedangkan pada pasien TBC, jika ada infeksi sekunder biasanya bersuara ronchi.
Baca juga: Dok, Bagaimana Cara Merawat Kulit Bayi yang Sensitif agar Terhindar dari Iritasi?

Profil Dokter
Berikut profil dari dr. Thifla Farhani, Sp.P yang menjadi narasumber TribunHealth.
dr. Thifla merupakan seorang dokter spesialis paru.
Ia lahir di Tapaktuan, 26 Januari 1994.
Kini ia telah menikah dan tinggal di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Ia menempuh sekolah dasar di SD Negeri 4 Tapaktuan Aceh Selatan yang lulus pada tahun 2005.
Sekolah menengah pertama ia tempuh di SMP Negeri 1 Tapaktuan dan lulus tahun 2008.
dr. Thifla lulus dari SMA Negeri Unggul Aceh Selatan pada tahun 2011.
Ia menempuh kedokteran umum di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, lulus tahun 2017.
Tak berhenti di situ saja, dr. Thifla tercatat sebagai mahasiswa spesialis paru di Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Sebelas Maret, yang lulus pada tahun 2024.
dr. Thifla juga pernah mengikuti organisasi PDPI Surakarta.
Riwayat Pekerjaan
- Dokter umum di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan, Aceh Selatan, Provinsi Aceh (April 2019 – Oktober 2019)
- Rumah Sakit Hermina Solo
- Rumah Sakit Indriati Boyolali
(Tribunhealth.com)
Baca juga: Bayi Rewel saat Menyusu? Berikut 7 Faktor Penyebab yang Harus Diketahui Moms