TRIBUNHEALTH.COM - Toilet training bertujuan untuk melatih anak mengendalikan diri dan memahami waktu serta tanda-tanda tubuh untuk buang air berdasarkan sinyal tubuh.
Dengan begitu, anak-anak tidak perlu lagi memakai popok untuk menampung urine atau fesesnya.
Sebelum mengajarkan anak langkah-langkah buang air di toilet, pastikan lebih dulu jika anak siap untuk melakukan proses ini.
Setiap anak akan menunjukkan beberapa tanda yang kesiapan yang berbeda-beda.
Membahas mengenai toilet training, terdapat pertanyaan yang diajukan pada Dokter Spesialis Anak.
Baca juga: Berapa Lama Proses Toilet Training Akan Berlangsung? Dokter Spesialis Anak Menjelaskan

Pertanyaan:
Dokter, kendala paling umum yang kerap dijumpai saat melakukan toilet training pada anak itu apa saja ya?
Yuni, Sukoharjo.
Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A Menjawab:
Kendala toilet training yang sering dijumpai orang tua adalah anak-anak yang sering lupa untuk memberi tahu orang tua jika mereka ingin buang air kecil atau buang air kecil.
Kuncinya untuk melakukan toilet training ini adalah harus bersabar.
Berikut ini susu formula untuk mendukung tumbuh kembang anak, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca juga: Dokter, Bagaimana Sebaiknya Orang Tua Mengenalkan Toilet Training Kepada Anak Secara Positif?
Trauma anak yang tidak bisa diungkapkan, misalnya pernah kepleset atau takut melihat pusaran air bisa menjadi penyebab anak-anak tidak mau pergi ke toilet.
Jika terjadi hal seperti ini, sebagai orang tua harus bisa melakukan pendekatan kepada anak saat mereka merasa takut dan bertanya apa yang menyebabkan anak takut ke toilet.
Cari tahu kendalanya di mana dan usahakan untuk bisa menghilangkan trauma pada anak tersebut.
Jadi ini memang harus benar-benar sabar, konsisten, dan orang tua harus bisa menempatkan diri sebagai orang tua sekaligus sebagai teman untuk anak.

Profil Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A
dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, merupakan Dokter Spesialis Anak yang kini berpraktik di RS UNS Sukoharjo dan Balai Kesehatan Masyarakat Ambarawa.
dr. Aisya menyelesaikan pendidikan SMA lewat program akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta.
Tertarik dengan dunia kedokteran, dr. Aisya kemudian menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Di Universitas tersebut, dia menyelesaikan studi dokter umum dan melanjutkan pendidikan spesialis anak.
Selama masa studinya, ia aktif sebagai asisten dosen dan peneliti.
Pengalaman kerja dr. Aisya sangat beragam.
Baca juga: Profil dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS UNS Sukoharjo
dr. Aisya pernah bekerja sebagai dokter internship di RSUD Pandanarang Boyolali dan Puskesmas Boyolali II, kemudian berlanjut sebagai dokter umum di berbagai institusi termasuk Klinik Kimia Farma Adi Sucipto dan RS UNS.
Pada tahun 2023, ia pernah bekerja di RSU Asy Syifa Sambi Boyolali.
dr. Aisya kemudian bergabung dengan RS UNS Sukoharjo sebagai dokter spesialis anak, serta menjadi dosen dan staf pengajar hingga kini.
Selain itu, sekarang ia juga berpraktik di RSU Hidayah Boyolali serta RS Ortopedi Dr. Soeharso Surakarta.
dr. Aisya juga aktif memberikan edukasi mengenai kesehatan anak melalui media sosial miliknya @dr.aisyafik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(Tribunhealth.com)
Baca juga: 3 Kebiasaan Tidak Disadari yang Dapat Membuat Bayi Susah Makan
Sabun yang aman untuk kulit bayi dan balita, klik di sini untuk mendapatkannya.
Sabun cair dan shampo 2IN1 yang diperkaya dengan 4x prebiotic moisturizer dan ekstrak aloe vera untuk menjaga kelembapan kulit bayi.
Sabun ini juga dilengkapi dengan provitamin B5 untuk menutrisi rambut agar berkilau.
Teruji oleh dokter kulit, hypoallergenic, bebas paraben, dan pH netral, sehingga aman untuk kulit newborn dan kulit bayi sensitif kekalipun.
Sabun yang aman untuk kulit bayi dan balita, klik di sini untuk mendapatkannya.