TRIBUNHEALTH.COM - Orang yang sakit pada dasarnya boleh tidak berpuasa Ramadhan dan bisa menggantinya di lain hari, termasuk orang yang mengalami gangguan atau sindrom metabolik.
Kendati demikian, orang yang memiliki kondisi tersebut terkadang ingin berpuasa dan memang memungkinkan jika merujuk pada evaluasi dokter.
Beberapa contoh sindrom metabolik antara lain gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, hingga obesitas.
Orang dengan kondisi tersebut perlu memperhatikan sejumlah hal agar saat berpuasa, masalah kesehatannya tidak kambuh.
Melansir kanal kesehatan NDTV, berikut ini sejumlah tips yang bisa dilakukan.
1. Selalu konsultasi dokter

Sebelum memulai puasa, penderita sindrom metabolik harus berkonsultasi dengan dokter untuk menilai apakah puasa aman.
Dokter atau ahli gizi terdaftar dapat membantu mengubah pengobatan, dosis insulin, atau rencana diet untuk memastikan kontrol metabolisme yang stabil.
Sebagian orang mungkin disarankan untuk tidak berpuasa sama sekali, sementara yang lain mungkin diberi panduan untuk berpuasa dengan aman.
Baca juga: 6 Tips agar Kadar Gula Darah Tetap Stabil Saat Puasa Ramadhan, Penting untuk Penderita Diabetes
2. Makan makanan bernutrisi saat sahur
Makanan sahur harus mengandung karbohidrat kompleks (biji-bijian utuh, oat, beras merah), makanan kaya serat (sayuran, buah, kacang-kacangan), dan protein sehat (telur, yogurt, kacang-kacangan).
Semua itu penting demi menyediakan energi berkelanjutan dan mencegah lonjakan atau penurunan kadar gula darah secara tiba-tiba.
Pastikan juga untuk minum banyak air dan cairan kaya elektrolit dapat mencegah dehidrasi dan pusing.
Menghindari gula olahan dan karbohidrat olahan dapat membantu menstabilkan kadar glukosa darah sepanjang hari.

3. Pantau gula darah dan gejalanya
Pemantauan kadar gula darah secara teratur sangat penting bagi penderita diabetes atau sindrom metabolik lainnya.
Memeriksa kadar glukosa darah sebelum, selama, dan setelah berpuasa membantu mendeteksi fluktuasi sejak dini.
Jika gejala hipoglikemia (pusing, kebingungan, keringat berlebih) atau hiperglikemia (haus berlebihan, sering buang air kecil, kelelahan) muncul, berbuka puasa segera sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Baca juga: 6 Tips untuk Meningkatkan Kesuburan Pria, Bisa Diterapkan Pengantin Baru agar Cepat Dapat Momongan
4. Modifikasi menu berbuka puasa secara bijak
Saat berbuka puasa, penting untuk berbuka puasa dengan makanan yang mudah dicerna seperti kurma (secukupnya), sumber protein, dan sayuran kaya serat untuk menghindari lonjakan gula darah secara tiba-tiba.
Minum air putih sebelum makan makanan padat membantu mencegah dehidrasi.
Makanan yang digoreng, mengandung gula, atau terlalu banyak diolah harus dihindari, karena dapat menyebabkan resistensi insulin dan ketidakseimbangan metabolisme.
5. Sesuaikan pengobatan sesuai kebutuhan
Mereka yang mengonsumsi insulin atau obat lain untuk sindrom metabolik harus menyesuaikan dosis dan waktu di bawah pengawasan medis.
Puasa dapat mengubah cara tubuh memetabolisme obat, sehingga dosis mungkin perlu dikurangi atau diubah ke waktu sebelum fajar dan matahari terbenam untuk menghindari komplikasi.
6. Peka terhadap kondisi tubuh
Islam memberikan pengecualian bagi mereka yang kesehatannya mungkin terancam karena berpuasa.
Jika puasa memperburuk kondisi kesehatan, orang diperbolehkan tidak berpuasa dengan beberapa ketentuan lanjutan seperti tuntunan agama.
Memperhatikan kondisi fisik seseorang dan menyesuaikan diri sesuai kebutuhan sangat penting untuk menjalani Ramadan yang aman untuk kesehatan dan berkualitas secara spiritual.
(TribunHealth.com)