TRIBUNHEALTH.COM - Diare termasuk kondisi kesehatan yang sering kita dengar.
Meski umum terjadi, diare pada anak sama sekali tidak boleh disepelekan.
Diare bisa menyebabkan dehidrasi parah, terutama pada bayi, yang dapat mengancam nyawa.
Diare terjadi ketika frekuensi buang air besar lebih sering atau lebih encer daripada biasanya, seperti dilansir Health Direct, situs kesehatan milik pemerintah Australia.
Anak disebut diare jika mengeluarkan 3 kali atau lebih feses encer atau cair dalam sehari.
Hopkins Medicine melansir, diare dapat berlangsung selama 1 atau 2 hari dan hilang dengan sendirinya. Jika diare berlangsung lebih dari 2 hari, anak Anda mungkin mengalami masalah yang lebih serius.
Berikut ini berbagai faktanya menurut Hopkins Medicine dan Health Direct.
Diare akut dan kronis

Diare bisa dibagi menjadi dua berdasarkan jangka waktunya.
Diare akut berlangsung selama 1 atau 2 hari dan hilang dengan sendirinya.
Hal ini dapat disebabkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi bakteri (infeksi bakteri).
Atau dapat terjadi jika anak Anda sakit karena virus.
Sementara diare jangka panjang atau kronis dapat berlangsung selama beberapa minggu.
Hal ini dapat disebabkan oleh masalah kesehatan lain, seperti sindrom iritasi usus besar.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh penyakit usus, seperti kolitis ulseratif, penyakit Crohn, atau penyakit celiac.
Baca juga: 4 Fakta Penyakit Cacar Air yang Rawan Terjadi pada Anak, Virus Bisa Aktif Lagi Menyebabkan Herpes
Gejala
Selain frekuensi dan tingkat keenceran feses yang meningkat, diare biasanya disertai gejala lain, seperti:
- sakit perut (sakit perut)
- muntah
- demam atau suhu tinggi
- kehilangan selera makan.
Sementara Hopkin Medicine menambahkan gejala seperti:
- Feses disertai darah
- Dehidrasi
- Inkontinensia
Penyebab

Diare dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk:
- Infeksi bakteri
- Infeksi virus
- Kesulitan mencerna hal-hal tertentu (intoleransi makanan)
- Respon sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu (alergi makanan)
- Parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau air
- Reaksi terhadap obat-obatan
- Penyakit usus, seperti penyakit radang usus
- Masalah pada cara kerja lambung dan usus (gangguan usus fungsional), seperti sindrom iritasi usus besar
- Operasi pada lambung atau kantong empedu.
Baca juga: Manfaat Luar Biasa Teh Daun Sirsak: Bantu Kendalikan Diabetes, Diare hingga Redakan Stres
Tanda darurat
Segera temui dokter Anda atau pergi ke IGDt rumah sakit setempat jika anak Anda mengalami diare dan:
- memiliki darah atau lendir di tinja mereka (kotoran)
- mengalami sakit perut yang parah atau sakit perut terus-menerus
- muntah berwarna hijau atau terus menerus muntah
- mengalami demam tinggi (di atas 38,5 C)
- menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (lihat di atas)
- lelah atau mengantuk
- tidak membaik atau tidak dapat minum cairan

Mengancam nyawa
Meski diare biasa kita dengar, kondisi ini bisa mengancam nyawa bagi bayi dan anak-anak.
Hal ini karena diare bisa menyebabkan dehidrasi berat pada mereka.
WHO menyebut diare merupakan penyebab kematian ketiga pada anak usia 1–59 bulan.
Setiap tahun diare membunuh sekitar 443.832 anak di bawah usia 5 tahun dan tambahan 50.851 anak berusia 5 hingga 9 tahun.
Diare juga merupakan penyebab utama kekurangan gizi pada anak di bawah usia 5 tahun.
(TribunHealth.com)