TRIBUNHEALTH.COM - Setiap pasangan suami istri tentunya sangat menantikan momen kehamilan.
Ya, hadirnya buah hati memang menjadi pelengkap dalam setiap rumah tangga.
Masa-masa kehamilan yang lancar, kondisi janin dan ibu yang sehat merupakan tujuan utama.
Maka dari itu, sangat dibutuhkan persiapan yang matang sebelum mendapatkan kehamilan.
Penting sekali untuk memperhatikan masa subur jika ingin segera mendapatkan kehamilan.
Seringkali orang awam tahu jika masa subur dihitung pada wanita.
Lantas, apakah laki-laki juga ada masa suburnya.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Maria Ratna Andjani Sp.OG., M.Med menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai masa subur pada laki-laki.

Baca juga: 10 Tips Meningkatkan Konsenstrasi dan Daya Ingat
Masa subur seirngkali hanya dihitung pada wanita saja. Namun, beberapa orang pun juga memanyakan apakah laki-laki juga memiliki msa subur seperti wanita.
dr. Maria Ratna menegaskan jika laki-laki tidak ada masa suburnya.
"Kalau laki-laki nggak ada," ujar dr. Maria Ratna.
Ia menambahkan bahwa laki-laki memproduksi sperma setiap 72 jam.
Setiap 72 jam, sperma akan keluar stok baru.
"Laki-laki itu produksi sperma setiap 72 jam,"
"72 jam dia (sperma) akan baru lagi, stok baru keluar, gitu," jelasnya.
Kata dr. Maria Ratna, jika memang sedang melakukan program hamil, sangat penting untuk menghitung fase yang dimiliki wanita.
Baca juga: 11 Bahan Alami untuk Mengatasi Ketombe Mengganggu
Timing atau waktu yang tepat sangat tergantung dari pihak wanita.
"Kalau memang lagi program, itu sangat penting, yang kita hitung di fase yang wanita punya. Timingnya itu sangat tergantung dari pihak wanita,"
Cara Menghitung Masa Subur

Banyak wanita yang bingung mengenai cara menghitung masa subur.
dr. Maria Ratna menyampaiikan bahwa masa subur sangat penting dan siklus menstruasi harus teratur.
Untuk mengitung masa subur, kita harus memprediksi menstruasi berikutnya di tanggal berapa.
Dari situ akan dimundurkan 14 hari, maka ketemulah masa subur. Selanjutnya tinggal advice untuk melakukan seksual kontak dimaju mundurkan 5 hari.
Baca juga: 5 Manfaat Teh Hijau untuk Rambut yang Jarang Diketahui
"Untuk menghitung masa subur itu penting sekali, kalau bisa siklus mensnya itu teratur. Karena kita mau menghitung ovulation time atau masa subur itu biasanya kita harus memprediksikan mens kita berikutnya tanggal berapa," kata dr. Maria Ratna.
"Dari situ kita mundurkan 14 hari. Nah, itu ketemulah kira-kira masa subur atau masa ovulation time nya. Nanti tinggal advice untuk melakukan seksual kontaknya itu dimaju mundurkan 5 hari,"
Kata dr. Maria, penting sekali untuk mengetahui siklus menstruasi yang teratur.
Siklus menstruasi yang tidak teratur akan sulit menentukan masa subur, artinya tidak bisa mempreduksi mens berikutya di tanggal berapa.
"Jadi penting tahu dulu siklus mensnya harus teratur. Kalau siklus mensnya gak teratur susah," sambungnya.
"Kan artinya kita gak bisa memprediksikan mens berikutnya perkiraan tanggal berapa. Karena kita gak bisa ngitung dari 'oh 14 hari dari mens yang pertama', karena siklus mens kita kan beda-beda kan. Ada yang 30 hari, ada yang 35 hari. Ya kalau pas 28 hari ya ngepas, jadi 14 hari,"
"Karena masa subur itu yang hitungannya tidak akan berubah itu perkiraan mens berikutnya, mundurkan 14 hari. Nah itu dengan cara itung-itungan kalender," jelasnya.
Baca juga: Telinga Kemasukan Air, Disarankan Menambahkan Air di Telinga Sebelah agar Keluar, Mitos atau Fakta?
Lanjut, kata dr. Maria, cara lain untuk menghitung masa subur bisa dengan ovulation test.
Hal lain yang bisa dikenali dari masa subur yakni membuat grafik suhu bassal.
"Cara yang lain bisa saja dengan ovulation test. Tapi kan konsumtif sekali harus beli alatnya, bolak balik ngecek terus sampai ketemu titiknya,"
"Hal yang lain yang bisa dikenalin juga, masa subur itu kalau telat mens nya, bikin grafik suhu bassal. Jadi kita bisa mengenali ini lagi masa subur atau enggak. Misalnya setiap hari ngeplot di grafik 'oh ini dari hari pertama mens', haru kedua dan selanjutnya di plot sampai titik tertentu itu suhunya akan meningkat. Jadi grafiknya naik, nah kalau itu berarti dari rata-rata suhu kita 36,1 atau 36,3," terangnya.
"Kalau suhunya naik antara 0,4 sampai 0,8, itu berarti mau memasuki fase ovulation time,"
dr. Maria menambahkan, masa subur bisa dikenali dari lendir vagina.
Lebdir vagina di masa subur seperti ingus yang encer dan bening, jika ditarik tidak akan putus.
Baca juga: Dok, Bisa Apa Saja Jenis-jenis Gigi Palsu yang Umum Digunakan saat Ini?
Keluar lendir bening dan cair sudah menunjukkan fase subur.
Namun, lendir yang hanya sebentar-sebentar patah dan berwarna kuning, berarti tidak menunjukkan masa subur.
"Dari lendir vagina juga bisa dikenali. Lendir vagina di masa subur itu kayak ingus yang encer dan bening. Kalau ditarik lendirnya gak putus. Nah, itu sudah menunjukkan fase subur. Tapi kalau lendir yang cuma sebentar-sebentar patah, warnanya kuning itu bukan." pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com, bersama dengan dr. Maria Ratna Andjani Sp.OG., M.Med. Seorang Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RS St. Carolus Summarecon, Serpong.
(TribunHealth.com/PP)