TRIBUNHEALTH.COM - Penggunaan alat dengar saat ini semakin dibutuhkan oleh masyarakat.
Alat dengar dibutuhkan untuk meeting, bekerja, bermain game, mendengarkan musik ataupun menemani aktivitas di rumah.
Ada berbagai jenis alat dengar yang bisa digunakan, seperti earphone, headphone dan juga headset.
Tentunya penggunaan alat dengar tak boleh sembarangan.
Pasalnya, penggunaan alat dengar dengan waktu yang lama dan volume yang keras bisa menyebabkan gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran ini ditandai dengan telinga berdenging.
Adanya risiko seperti gangguan pendengaran yang ditandai dengan berdenging, jika dibiarkan, apakah ada efek sampingnya? Karena, kadang kala kita berpikir hanya suatu tanda yang biasa.
Baca juga: Tak Cuma Bantu Turunkan Kolesterol, Ini 4 Manfaat Minum Jus Pepaya Mentah saat Perut Kosong
Dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan-bedah kepala dan leher, dr. Arne Laksmiasanti menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribunhealth.com mengenai efek samping gangguan pendengaran yang ditandai dengan telinga berdenging.
dr. Arne menyampaikan, banyak yang mengabaikan keluhan telinga berdenging.
Hingga akhirnya kemudian, telinga berdenging ini hanya muncul kadang-kadang, muncul agak lama dan hilang lagi.
Kebanyakan individu dalam kondisi tersebut belum memeriksakan diri ke dokter.
"Kadang-kadang kita ada keluhan telinga berdenging memang cenderung diabaikan ya. Sampai kemudian awalnya telinga berdengingnya hanya kadang-kacang muncul, kemudian hilang. Kemudian muncul agak lama, hilang lagi. Itu belum berkeinginan untuk periksa ke dokter biasanya," kata dr. Arne.
Kata dr. Arne telingga berdenging terus-terusan yang sudah mengganggu aktivitas, bahkan sudah mengganggu pendengaran, pasien baru memeriksakan ke dokter spesialis THT.
Baca juga: 6 Manfaat Buah Raspberry, Bagus untuk Kesehatan Jantung dan Kulit
"Kemudian setelah beberapa lama, akhirnya telinga berdengingnya itu terus-terusan. Setelah terus-terusan, sampai mengganggu aktivitas kerja, mengganggu tidur. Kadang disertai gangguan pendengaran. Itu yang biasanya akhirnya membawa yang bersangkutan itu berobat ke dokter THT,"
dr. Arne menyarankan untuk tidak mengabaikan telinga berdenging yang awalnya jaran-jarang muncul.
Hal ini karena bisa menjadi salah satu gejala awal gangguan pendengaran akibat penggunaan headset.
"Jadi, memang untuk kasus seperti ini disarankan jangan terlalu mengabaikan telinga berdenging yang awalnya jarang-jarang muncul, kemudian dibiarkan saja ya. Karena ini bisa merupakan salah satu gejala awal dari adanya gangguan pendengaran yang bisa disebabkan oleh penggunaan headset," sambungnya.
Waktu yang Baik saat Menggunakan Headset dan Earphone
Baca juga: 5 Jenis Teh Terbaik untuk Mengelola Diabetes Melitus
Tentunya kita perlu mengetahui batasan waktu untuk menggunakan alat dengar.
dr. Arne mengatakan, dalam penggunaan headset ataupun earphone ini tentunya harus mencari yang aman dan tidak menimbulkan efek samping.
Saat kita menggunakan headset untuk beraktivitas selama 30 menit, sebaiknya istirahat 5 menit.
Atau mungkin penggunaan headset selama 1 jam, maka istirahat selama 10 menit.
"Jadi untuk penggunaan headset atau earphone, kita kan pasti cari yang aman ya, tidak menimbulkan efek samping ya," ujar dr. Arne.
"Kita umpamakan kita menggunakan headset untuk aktivitas atau membantu pekerjaan atau sekolah, penggunaan kurang lebih 30 menit atau setengah jam sebaiknya istirahat 5 menit,"
"Atau mungkin penggunaan satu jam, istirahat 10 menit," lanjutnya.
Baca juga: 5 Jus Pembersih Arteri Tersumbat dan Cegah Serangan Jantung, Minum Pagi saat Perut Kosong
Kata dr. Arne tidak disarankan menggunakan alat dengar terus-terusan dan kita harus sari cara aman agar tidak menimbulkan gangguan pendengaran.
Pentingnya istilahat menggunakan headset ataupun earphone.
"Jadi tidak terus-terusan ya. Jadi kita harus cari yang aman supaya tidak menimbulkan gangguan pendengaran,"
"Jadi ada break dulu, istirahat. Penggunaan headset atau earphone kita lepas, kemudian bisa dilanjutkan." tandas dr. Arne.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan dr. Arne Laksmiasanti, Sp.THT-KL.,M.Kes. Seorang Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan-Bedah Kepala dan Leher dari RS Hermina, Solo.
(TribunHealth.com/PP)