TRIBUNHEALTH.COM - Kasus kekerasan semakin marak terjadi di lingkungan sekitar kita.
Bahkan, anak-anak pun banyak yang menjadi korban kekerasan.
Kekerasan tersebut umumnya dilakukan oleh orang terdekat dari korban.
Misalnya saja seperti guru, keluarga hingga orangtua sendiri.
Tindak kekerasan ini tentunya bisa menimbulkan dampak buruk bagi korban.
Selain itu, seorang anak yang kerap melihat orangtua bertengkar juga bisa menimbulkan dampak buruk.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak buruk kekerasan pada anak, kita bisa bertanya langsung dengan psikolog berkompeten seperti Adib Setiawan S.Psi., M.Psi.
Baca juga: 5 Lemak Baik Penurun Kolesterol Secara Alami, Upaya Menyehatkan Jantung
Pertanyaan:
Bertengkar di depan anak apa juga bisa menimbulkan anak itu mencontoh orangtuanya yang sering bertengkar pak?
Bayu, di Pandaan
Psikolog Adib Setiawan S.Psi., M.Psi menjawab:
Iya, tentunya anak kan akhirnya mencontoh di kemudian hari.
Profil Adib Setiawan S.Psi., M.Psi
Baca juga: Kebiasaan Mengunyah Permen Karet Apakah juga Mempengaruhi Terbentuknya Double Chin Dok?
Adib merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Yayasan ini juga sebagai tempat dirinya berpraktek selama 9 tahun.
Pada yayasan ini melayani konsultasi dan terapi psikologi kepada masyarakat.
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Seperti: Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Selanjutnya ia berencana akan memperluas Praktek Psikolog Indonesia di wilayah lain secara bertahap.
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
Baca juga: Dokter, Adakah Kondisi Medis yang Tidak Disarankan Treatment Vampire Facial?
Riwayat Pendidikan
S1 Psikolog UIN Jakarta 2001-2005
S2 Profesi Psikolog Universitas Tarumanegara Jakarta 2007-2009
Pengabdian Masyarakat
- Relawan medis di Rumah Sakit Dr. Suyoto Kementerian Pertahanan pada 2020 selama 2 bulan
- Relawan bencana alam di Selat Sunda bidang psikologi pada Desember 2018 - Januari 2019
- Relawan psikolog di Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center 2008-sekarang.
(TribunHealth.com/PP)