Breaking News:

Elastisitas Kulit yang Menurun, Apakah juga Bisa Mempengaruhi Adanya Double Chin Dokter?

Banyak yang beranggapan bahwa keberadaan double chin menandakan peningkatan berat badan. 

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
cewekbanget.grid.id
Ilustrasi kondisi kulit kendur yang mengakibatkan adanya double chin 

TRIBUNHEALTH.COM - Double chin memang menjadi masalah bagi sebagian orang. 

Namun, sebenarnya kondisi ini tidak terlalu mengkhawatirkan. 

Banyak yang beranggapan bahwa keberadaan double chin menandakan peningkatan berat badan. 

Akibatnya, orang yang memiliki double chin sering kali merasa kurang percaya diri dengan penampilannya, karena kondisi ini dianggap sebagai indikator kelebihan berat badan.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai double chin, kita bisa bertanya langsung dengan dokter berkompeten seperi dr. Caryn Miranda Saptari. 

Ilustrasi memiliki double chin
Ilustrasi memiliki double chin (lifestyle.kompas.com)

Baca juga: 7 Manfaat Kesehatan Duduk di Udara Terbuka Setiap Pagi, Cukup 10 Menit

Pertanyaan: 

Elastisitas kulit yang menurun itu apakah juga memengaruhi terjadinya atau adanya double chin ini dok? 

Eka Pratiwi, di Batam 

dr. Caryn Miranda Saptari menjawab: 

Iya betul, sangat berpengaruh juga. 

2 dari 3 halaman

Jadi, walaupun orangnya tidak gemuk, tapi biasanya untuk orang usia lanjut kan elastisitas kulitnya sudah mulai menurun, jadi kulit di area leher terlihat lebih menggantung, sehingga menyebabkan terlihat adanya double chin. 

Profil dr. Caryn Miranda Saptari 

Profil dr. Caryn Miranda Saptari, dokter yang aktif mengikuti workshop maupun webinar
Profil dr. Caryn Miranda Saptari, dokter yang aktif mengikuti workshop maupun webinar (Dok. Pribadi dr. Caryn Miranda Saptari)

Baca juga: 5 Bahaya Minum Susu Mentah bagi Kesehatan, Memengaruhi Jantung dan Otak

dr. Caryn Miranda Saptari merupakan inhouse aesthetic doctor (dokter kecantikan) di klinik kecantikan Dermaster Bali.

Ia pernah menjadi peserta MUSCAB IDI Cabang Karawang pada bulan November tahun 2016.

dr. Caryn Miranda Saptari tidak hanya aktif menjadi peserta simposium di Jakarta saja.

Tak jarang ia menjadi peserta simposium di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bogor hingga Bali.

Selain menjadi peserta, dr. Caryn Miranda Saptari juga pernah dipercaya menjadi pembawa acara di kegiatan seminar ilmiah yang dilaksanakan di Karawang.

Selama setahun tepatnya pada tahun 2017 hingga tahun 2018, ia menjadi interactive medical advisor di Alodokter.

Setelah itu, dr. Caryn Miranda Saptari menjadi dokter fungsional di Sahabat Almeera Clinic selama 5 bulan pada tahun 2018.

Baca juga: 6 Tips Menurunkan Berat Badan Berlebih, Tubuh Lebih Sehat dan Bersemangat

Di tahun 2018-2019, dr. Caryn Miranda Saptari menjadi dokter magang di poli kulit dan kelamin RSUD Wangaya Denpasar.

3 dari 3 halaman

Tidak hanya cantik dan pintar, dr. Caryn Miranda Saptari juga sangat aktif mengikuti Workshop.

Di tengah sibuknya menjadi dokter, dr. Caryn Miranda Saptari pernah mengikuti 24 kegiatan Webinar.

Sampai saat ini ia berhasil memperoleh 6 penghargaan.

Penghargaan yang terakhir adalah lomba e-poster leprosy day perdoski: stop diskriminasi, stigma dan prasangka.

Ia kerap kali mengikuti berbagai penyuluhan.

Sejak tahun 2018 hingga tahun 2019, dr. Caryn Miranda Saptari berhasil mempublikasikan 5 karyanya.

Karyanya di publikasikan di Koran Fajar Bali, Cermin Dunia Kedokteran, hingga PERDOSKI.

Salah satunya yakni Skrining dan Diagnosis Melanoma pada Kulit.

(TribunHealth.com/PP) 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comelastisitas kulitDouble chindr. Caryn Miranda Saptari
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved