Breaking News:

Tak Hanya Kemoterapi, Ini Penanganan Bagi Penderita Kanker Prostat

Berbagai masalah kesehatan pada prostat bisa dialami pria, salah satunya adalah kanker prostat.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
sajiansedap.grid.id
ilustrasi kanker prostat 

TRIBUNHEALTH.COM - Pria dapat menghadapi berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan prostat, yang merupakan kelenjar unik yang hanya ditemukan pada pria. 

Kelenjar prostat ini berfungsi penting dalam sistem reproduksi dan terletak mengelilingi saluran kemih pria. 

Seiring bertambahnya usia atau karena faktor lain, berbagai masalah atau gangguan dapat muncul pada prostat. 

Beberapa di antaranya termasuk prostatitis, yaitu infeksi yang terjadi pada kelenjar prostat, pembesaran prostat jinak atau yang dikenal sebagai BPH, serta kanker prostat yang lebih serius. 

Jika kondisi-kondisi ini tidak ditangani dengan tepat dan segera, mereka dapat memburuk dan menyebabkan komplikasi yang lebih serius. 

Oleh karena itu, penting bagi pria untuk menjaga kesehatan prostat mereka dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.

ilustrasi laki-laki yang mengalami gangguan prostat
ilustrasi laki-laki yang mengalami gangguan prostat (kompas.com)

Baca juga: Dokter, Apakah Perawatan Vampire Facial Menimbulkan Rasa Sakit?

Apakah seseorang penderita kanker, penanganannya harus kemoterapi?

Dokter spesialis urologi, dr. Rizki Muhammad Ihsan menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai penanganan kanker apakah harus kemoterapi. 

Seringkali kita mendengar bahwa penanganan kanker ialah dengan kemoterapi. 

dr. Rizki Muhammad Ihsan menyamoaikan bahwa banyak penanganan untuk kanker prostat. 

2 dari 4 halaman

Dalam menangani kanker prostat, hal pertama yang dinilai adalah usia pasien. 

Angka harapan hidup juga menentukan agresifitas dalam melakukan tindakan. 

Jika angka harapan hidup sudah sangat lanjut, kata dr. Ihsan melakukan berbagai terapi tentunya akan dipertimbangkan. 

"Untuk penanganan, kalau spesifik untuk kanker prostat itu penanganannya ada banyak," kata dr. Rizki Muhammad Ihsan. 

Baca juga: Dok, Adakah Pesan Dokter untuk Masyarakat Agar Aware Terhadap HIV/AIDS?

"Jadi dalam menangani suatu kanker prostat itu tentu yang pertama dinilai adalah usia pasien. Angka harapan hidup itu menentukan juga agresifitas kita dalam melakukan tindakan," 

"Jadi, angka harapan hidupnya usia sudah sangat lanjut, melakukan terapi berbagai macam tentunya kita pertimbangkan," sambungnya. 

Selanjutnya yakni komorbid, yang merupakan penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensu, pasca serangan jantung dan juga pasca stroke akan berbeda penanganannya. 

Kata dr. Ihsan, penanganan akan dipertimbangkan karena kondisi umum dari pasien juga dipertimbangkan. 

Bagi pasien yang sudah berbaring di tempat tidur dan pasien yang masih berjalan dengan sehat pun penanganannya akan berbeda. 

"Yang kedua adalah komorbid. Komorbid itu adalah penyakit penyerta, misalnya diabetes melitus, hipertensi yang berat atau ada pasca serangan jantung, serangan stroke tentu beda nanti kita penanganannya," 

ilustrasi seseorang yang mengalami pembesaran prostat
ilustrasi seseorang yang mengalami kanker prostat (freepik.com)

Baca juga: Cara Mencegah Turun Berok atau Turun Peranakan, Ini Kata Obgyn

3 dari 4 halaman

"Jadi kita pertimbangkan ya, karena kondisi umumnya juga kita pertimbangkan. Pasien sudah berbaring di tempat tidur sama pasien yang berjalan dengan sehat itu tentu berbeda," lanjutnya. 

Lebih lanjut, dari usia, komorbid, PSA, jenis sel dan juga tingkat keparahan ini kata dr. Ihsan juga menentukan terapi. 

Terapi yang pertama ialaj aktif surveilans atau aktif mengamati. 

Dokter akan mengevaluasi pasie  secara rutin, dan kontrol rutin PSA. 

Biasanya, aktif surveilans ini kata dr. Ihsan digunakan untuk kanker prostat dengan grade yang tidak terlalu tinggi dan PSA masih rendah untuk mempertimbangkan efek smaping terapi yang dilakukan. 

"Dari usia, komorbid pasien, berikutnya kita lihat tadi ada PSA nya, jenis sel nya dan tingkat keparahan akan menentukan terapi," 

Baca juga: Kanker Mulut yang Sudah Dilakukan Kemoterapi, Apakah Masih Bisa Kambuh? Dokter Sampaikan Ini

"Terapi yang pertama itu adalah aktif surveilans.  Aktif surveilans itu adalah aktif mengamati. Jadi dievaluasi rutin, seperti konservatif tapi kita evaluasi rutin tidak lepas pemeriksaan. Dievaluasi terus menerus, kontrol rutin PSA nya," tutur dr. Ihsan. 

"Aktif surveilans biasanya digunakan untuk kanker prostat yang grade nya tidak terlalu tinggi, PSA nya masih rendah itu dilakukan aktif surveilans untuk mempertimbangkan juga efek samping dari terapi yang dilakukan. Itu tentu kita pertimbangkan," 

Dokter spesialis urologi, dr. Rizki Muhammad Ihsan menambahkan, yang ketiga ialah kastrasi atau dikebiri. 

Terapi ini bisa dilakukan secara hormonal dengan obat-obatan atau dengan operasi. 

4 dari 4 halaman

Maksud dikebiri di sini yakni untuk meniadakan sumber-sumber androgen, yaitu hormon yang memberi makanan untuk kanker prostat. 

Jadi, tindakan yang dilakukan ialah prostat diangkat. Jika dengan surgical atau operasi, maka buah zakar akan diangkat. 

Baca juga: 5 Perubahan Gaya Hidup untuk Mengatasi Jerawat, Coba Cara Alami Ini

Sedangkan dengan hormonal, maka pasien akan diberi obat-obatan untuk menekan produksi maupun reseptor androgen pada prostat. 

"Yang ketiga adalah kastrasi, kalau orang bilang itu dikebiri. Itu dapat dilakukan secara hormonal dengan obat-obatan atau dengan tindakan operasi," tambahnya. 

"Nah, yang dikebiri itu maksudnya adalah untuk meniadakan sumber-sumber androgen. Androgen itu hormon yang memberikan makanan untuk si kanker prostat. Jadi kita ambil prostatnya. Kalau dengan surgical yang operasi, kita ambil buah zakar. Kalau dengan hormonal itu dapat diberikan obat-obatan untuk menekan produksi maupun reseptor androgen pada prostat atau pada prouduksinya," 

Lebih lanjut, dr. Ihsan mabambahkan, pada level-level yang sudah menyebar jauh, akan diberikan kemoterapi. 

Bantak faktor yang dipertimbangkan dalam melakukan terapi kanker prostat. 

"Terus untuk level-level sudah menyebar jauh dapat diberikan kemoterapi. Jadi tergantung, banyak sekali faktor yang dilakukan dalam mempertimbangkan dalam melakukan terapi pada kanker prostat." tandas dr. Ihsan.  

Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan dr. Rizki Muhammad Ihsan Sp.U. Seorang dokter spesialis urologi dari Rumah Sakit Nirmala Suri, Sukoharjo. 

(TribunHealth.com/PP) 

 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKemoterapiKanker prostat
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved