TRIBUNHEALTH.COM - Kadar gula darah tinggi merupakan kondisi kesehatan yang patut diwaspadai.
Tanpa penanganan dan perubahan gaya hidup yang memadai, hal ini bisa menyebabkan diabetes tipe 2.
Namun, ketika gula darah tinggi namun belum masuk kategori diabetes, Anda masih punya kesempatan.
Kondisi ini disebut sebagai prediabetes, yang masih berpeluang sembuh.
Gejala yang perlu diwaspadai

Salah satu gejala umum prediabetes adalah meningkatnya rasa haus dan sering buang air kecil.
Saat kadar gula darah meningkat, ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring dan menyerap kelebihan glukosa, yang menyebabkan dehidrasi dan kebutuhan untuk minum lebih banyak cairan.
Kelelahan adalah tanda lain prediabetes yang mudah terabaikan.
Ketika sel menjadi resistan terhadap insulin, mereka kesulitan menyerap glukosa untuk energi, membuat individu merasa lelah meski aktivitas biasa saja.
Perubahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, terutama penambahan berat badan di sekitar perut, juga dapat terjadi karena perubahan hormonal yang terkait dengan resistensi insulin.
Baca juga: 8 Khasiat Kayu Manis untuk Diabetes, Selain Stabilkan Gula Darah juga Punya Sederet Manfaat Ini
Perubahan kulit, seperti bercak-bercak gelap di area seperti leher atau ketiak, juga dapat menandakan prediabetes.
Beberapa orang mengalami penglihatan kabur karena kadar gula darah yang tinggi memengaruhi lensa mata.
Resistensi insulin juga mengganggu proses metabolisme normal, yang menyebabkan fluktuasi energi dan nafsu makan.
Ini sebabnya tingginya nafsu makan dan mood yang berubah-ubah juga perlu diwaspadai.
Mengatasi prediabetes
Dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup dan menerapkan kebiasaan sehat, Anda dapat menurunkan kadar gula darah dan mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.

Pola makan seimbang
Mengelola prediabetes memerlukan pola makan yang sehat dan seimbang.
Makanan kaya nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, protein rendah lemak, dan lemak sehat harus disertakan dalam pola makan.
Hindari makanan yang diproses secara berlebihan, minuman manis, dan camilan berkalori tinggi.
Memperhatikan karbohidrat yang Anda makan tak kalah penting.
Anda disarankan untuk memilih karbohidrat yang lebih kompleks daripada gula sederhana.
Baca juga: Dokter, Benarkah Tidak Menjaga Pola Makan & Kurang Minum Air Putih Sebabkan Timbulnya Stretch Mark?
Olahraga
Olahraga tidak dapat diabaikan ketika membahas cara mengatasi prediabetes.
Seseorang harus berolahraga setidaknya selama 150 menit seminggu dan memasukkan aktivitas aerobik dengan intensitas sedang seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang.
Latihan kekuatan juga harus dilakukan dua hingga tiga kali seminggu untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi kadar gula darah.
Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas

Mengurangi berat badan berlebih membuat sel-sel lebih sensitif terhadap insulin, sehingga mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.
Penurunan berat badan rata-rata 5-10 persen dapat membantu memperbaiki kadar gula darah.
Rutin memantau gula darah
Jika kadar gula darah dapat dipantau secara teratur, banyak hal dapat dipahami tentang bagaimana tubuh bereaksi terhadap berbagai makanan dan apa yang dapat dilakukan untuk itu.
Baca juga: 7 Manfaat Mengontrol Porsi Makan, Berat Badan hingga Kadar Gula Darah Stabil dan Terjaga
Tidur berkualitas
Tidur yang berkualitas dapat secara efektif mengurangi kontrol glukosa.
Seseorang harus tidur selama 7 hingga 9 jam di malam hari tanpa gangguan.
Kebiasaan tidur yang buruk dapat mengganggu keseimbangan beberapa hormon dan menciptakan perubahan pada resistensi insulin yang memperburuk prediabetes.
Menghilangkan stres
Stres kronis cenderung meningkatkan kadar glukosa darah, yang merupakan faktor utama resistensi insulin.
Biasakan berlatih meditasi, latihan pernapasan dalam, yoga, atau bahkan berada di alam.
Mengelola stres dengan cara yang sehat dapat membantu mengelola kadar gula darah Anda.
(TribunHealth.com)