Breaking News:

5 Dampak Buruk Kerja Remote atau Jarak Jauh, Ternyata WFH Tak Sepenuhnya Baik untuk Kesehatan Mental

Kerja jarak jauh atau WFH digadang-gadang sebagai cara kerja yang baru, namun pada akhirnya ditinggalkan karena beragam dampak buruknya

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Pixabay
Ilustrasi dampak kerja work from home 

TRIBUNHEALTH.COM - Selama masa pandemi, ada budaya kerja baru yang mulai dikenal, yakni bekerja dari rumah (work from home) atau bahkan bekerja dari mana saja (work from anywhere).

Artinya, seseorang tidak harus berada di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah pandemi selesai, masih ada yang mempertahankan budaya ini.

Ada pula yang menerapkan gabungan dari bekerja di kantor serta WFH.

Namun, dalam jangka panjang, ditemukan bahwa kerja jarak jauh mulai kehilangan daya tarik awalnya.

Akhirnya kerja WFH kerap membuat pekerja kelelahan karena lebih sedikit interaksi sosial dan mengaburkan batasan antara ruang pribadi dan ruang kerja. 

Kerja jarak jauh mungkin tampak nyaman dan bermanfaat pada awalnya, tetapi meninggalkan konsekuensi jangka panjang. 

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam American Psychological Association, ditemukan bahwa kerja jarak jauh dapat merusak kesehatan mental karyawan.

Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini dampak jangka panjang bekerja WFH yang perlu diwaspadai.

Keseimbangan kehidupan dan pekerjaan yang tidak sehat

Ilustrasi kerja WFH
Ilustrasi kerja WFH (Pixabay)
2 dari 4 halaman

Pekerjaan jarak jauh dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental Anda.

Keseimbangan kehidupan kerja yang tidak sehat dapat menyebabkan stres dan ketegangan. 

Akan ada saat-saat ketika Anda akan makan dan tidur di depan komputer. 

Ini menyebabkan banyak pekerja merasa WFH dapat mengganggu batasan kehidupan mereka.

Baca juga: Tak Bisa Tidur saat WFH? Pakar Sebut Perlu Melatih Otak Bedakan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi

Interaksi sosial rendah

Pekerja jarak jauh memiliki interaksi sosial yang rendah. 

Interaksi sosial yang rendah dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental seseorang. 

Kurangnya interaksi tatap muka dengan rekan kerja dapat menyebabkan kesepian dan rasa tidak aman serta dapat membuat mereka merasa terputus hubungan.

Kehilangan banyak hal

ilustrasi bekerja
ilustrasi bekerja (Pixabay.com)

Kita mungkin berpikir bahwa bekerja jarak jauh lebih baik dan Anda dapat menemukan waktu untuk diri sendiri, menghemat waktu perjalanan, dan menghabiskan waktu bersama keluarga. 

3 dari 4 halaman

Namun, bekerja dari rumah tidak mengurangi beban kerja dan malah membutuhkan lebih banyak rapat virtual untuk berkoordinasi. 

Waktu istirahat minum teh dan percakapan ringan dengan rekan kerja juga hilang. 

Hal ini dapat menyebabkan kerja berlebihan dan kelelahan. 

Hal ini dapat mengurangi motivasi dan seseorang mungkin merasa sulit untuk memenuhi tenggat waktu.

Baca juga: 7 Tanda Kurang Konsumsi Protein, Gampang Ngantuk hingga Moody dan Cemas

Kurangnya motivasi

Saat bekerja dari rumah, Anda mudah teralihkan dan kurang termotivasi untuk menyelesaikan tugas. 

Hal ini dapat meningkatkan beban kerja dan stres karena tidak menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi ekspektasi pekerjaan.

Suasana kerja yang tidak berganti

Ilustrasi tekanan pada perempuan yang bekerja
Ilustrasi tekanan pada perempuan yang bekerja (Pixabay)

Bila Anda bekerja dari rumah, Anda menghabiskan seluruh waktu di tempat yang sama, seperti kamar tidur atau ruang tamu. 

Berada di lingkungan yang sama membuat Anda sulit berhenti memikirkan pekerjaan, yang menyebabkan stres setelah jam kerja. 

4 dari 4 halaman

Hal ini dapat membuat Anda merasa terganggu atau kesal.

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
WFHkerja jarak jauhWork From HomeCovid-19
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved