TRIBUNHEALTH.COM - Berbicara mengenai diabetes dan kadar gula darah tidak hanya tentang makanan manis saja.
Pola tidur ternyata juga dapat berpengaruh terhadap kadar gula darah seseorang.
Kanal kesehatan Times of India melansir, tidur yang berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan yang optimal.
Sebaliknya, gangguan pada pola tidur dapat memengaruhi berbagai proses fisiologis, termasuk metabolisme dan pengaturan hormon.
Baca juga: Diabetes Juga Bisa Terjadi pada Anak, Kenali Jenis dan Beberapa Gejala Utamanya
Kurang tidur sebabkan resistensi insulin

Kurang tidur, baik durasinya yang tidak mencukupi atau kualitasnya yang buruk, turut mengganggu keseimbangan hormon yang terlibat dalam pengaturan gula darah.
Salah satu dampak yang paling signifikan adalah pada sensitivitas insulin.
Ketika seseorang kurang tidur, tubuhnya menjadi kurang responsif terhadap insulin, sehingga sel-sel lebih sulit menyerap glukosa secara efektif.
Baca juga: 3 Fakta Seputar Resistensi Insulin: Gejala, Penyebab, serta Cara Pencegahan
Resistensi insulin ini dapat menyebabkan kadar gula darah yang lebih tinggi dari waktu ke waktu, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Kurang tidur telah dikaitkan dengan peningkatan kadar hormon stres seperti kortisol.
Kadar kortisol yang meningkat selanjutnya dapat menyebabkan resistensi insulin dan mempercepat kerusakan jaringan otot, sehingga melepaskan glukosa tambahan ke dalam aliran darah.
Waktu tidur juga penting

Waktu tidur manusia diatur oleh ritme sirkadian, yang sering disebut sebagai jam internal tubuh.
Ritme ini tidak hanya mengatur siklus tidur-bangun tetapi juga memengaruhi sekresi hormon, termasuk hormon penting seperti insulin dan melatonin.
Insulin biasanya dilepaskan sebagai respons terhadap makanan, dengan pola sekresinya disinkronkan dengan siklus sirkadian.
Melatonin, di sisi lain, mengatur tidur dan diproduksi sebagai respons terhadap kegelapan, memberi sinyal kepada tubuh bahwa sudah waktunya untuk beristirahat.
Baca juga: 10 Manfaat Kacang Pistachio untuk Diabetes: Rendah Indeks Glikemik, Atasi Resistensi Insulin
Gangguan pada keseimbangan ini dapat mendatangkan malapetaka pada pelepasan hormon.
Misalnya, pola tidur yang tidak teratur dapat menyebabkan waktu makan yang tidak konsisten, sehingga membingungkan respons insulin tubuh.
Kerja shift, yang mengharuskan untuk terjaga di malam hari, dapat mengganggu produksi melatonin, yang berpotensi mengganggu kualitas tidur dan semakin mengganggu ritme sirkadian.
Gangguan ini tidak hanya memengaruhi kesehatan jangka pendek, tetapi juga berkontribusi terhadap risiko jangka panjang, termasuk resistensi insulin dan peningkatan kerentanan diabetes.
Dengan demikian, menjaga jadwal tidur yang teratur dan meminimalkan gangguan pada ritme sirkadian sangat penting untuk mendukung fungsi hormon dan pengaturan gula darah yang optimal.
Fakta-fakta dalam penelitian

Banyak penelitian telah memberikan wawasan tentang hubungan antara tidur dan pengaturan gula darah.
Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan satu malam kurang tidur dapat memengaruhi sensitivitas insulin pada hari berikutnya.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa orang yang tidur hanya empat jam per malam selama enam malam menunjukkan gangguan signifikan pada sensitivitas insulin dibandingkan dengan mereka yang tidur selama delapan jam per malam.
Penelitian telah mengatakan bahwa individu yang secara teratur tidur kurang dari enam jam per malam memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam per malam.
Temuan ini menekankan pada prioritas tidur yang cukup dan berkualitas sebagai bagian dari pendekatan komprehensif untuk pencegahan dan pengelolaan diabetes.
(TribunHealth.com)