TRIBUNHEALTH.COM - Sekarang ini banyak kasus-kasus kekerasan yang terjadi di sekitar kita.
Korban dari kekerasan tersebut kebanyakan ialah anak-anak.
Bahkan, pelaku kekerasan tersebut kebanyakan ialah orang terdekat.
Misalnya seperti orangtua, kakek, nenek, saudara kandung hingga teman sebaya.
Dapatkan produk yang membantu menjaga hidrasi kulit di sini
Tentunya hal ini bisa menimbukan dampak buruk bagi korban tersebut.

Baca juga: Selain Perubahan Fisik, Adakah Tanda-tanda Penuaan Dini yang Diketahui dari Pemeriksaan Medis Dok?
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak buruk dari kekerasan, maka kita bisa bertanya langsung dengan psikolog yang berkompeten seperti Adib Setiawan S.Psi., M.Psi.
Pertanyaan:
Bentuk atau jenis kekerasan pada anak itu apa saja pak?
Dewi, di Madiun
Dapatkan produk yang membantu pertumbuhan rambut di sini
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi menjawab:
Jenis kekerasan kan memang ada dua ya, yang pertama fisik, yang kedua verbal.
Baca juga: 9 Tips Mengelola Efek Samping Ketidakseimbangan Hormon saat Menstruasi
Kalau fisik, berartikan anak itu misalnya dicubit, dipukul, ditendang.
Kalau secara verbal misalnya anak itu dikata-katain kasar, dihina misalnya.
Kata-kata kasar kan misalnya kata yang mengandung binatang misalnya, sehingga anak menjadi terdiam, menjadi takut. Apalagi disertai dengan marah-marah, disertai dengan kata-kata yang keras suaranya.
Dapatkan produk yang membantu mengatasi asam urat, kolesterol dan darah tinggi di sini
Profil Adib Setiawan S.Psi., M.Psi

Baca juga: Efek Samping Terlalu Banyak Makan Telur, Batasi Konsumsinya Ya!
Adib Setiawan merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Yayasan ini juga sebagai tempat dirinya berpraktek selama 9 tahun.
Pada yayasan ini melayani konsultasi dan terapi psikologi kepada masyarakat.
Dapatkan produk yang membantu menjaga kebersihan rongga mulut di sini
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Seperti: Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Selanjutnya ia berencana akan memperluas Praktek Psikolog Indonesia di wilayah lain secara bertahap.
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
(TribunHealth.com/PP)