Breaking News:

Dokter, Faktor Apa Saja yang Bisa Memicu Terjadinya Keguguran pada Ibu Hamil? dr. Hafi Menjawab

Biasanya keguguran sering terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan, berikut ini faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran.

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Melia Istighfaroh
Kompas.com
Ilustrasi seorang ibu hamil yang mengalami keguguran 

TRIBUNHEALTH.COM - Keguguran atau disebut juga dengan spontaneous abortion merupakan keadaan berhentinya kehamilan sebelum embrio atau janin cukup berkembang atau bertahan hidup. 

Biasanya keguguran sering terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan, sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. 

Jumlah keguguran yang sangat kecil disebut lahir mati dan terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. 

Banyak ibu hamil yang khawatir akan hal ini, sehingga muncul berbagai pertanyaan untuk mencegah terjadinya keguguran. 

Baca juga: Benarkah Ibu Hamil yang Lakukan Pekerjaan Berat Berisiko Alami Keguguran? Begini Jawaban dr. Hafi

Ilustrasi seorang ibu hamil yang mengalami keguguran
Ilustrasi seorang ibu hamil yang mengalami keguguran (kompas.com)

Pertanyaan: 

Apa saja sih dokter, faktor-faktor yang bisa memicu terjadinya keguguran pada ibu hamil?

Sisil, Sukoharjo. 

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes menjawab:

dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes merupakan seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi yang praktek di RSU Hidayah Boyolali, RS UNS, dan RS Indosehat Karanganyar. 

dr. Hafi menjelaskan, terdapat faktor-faktor risiko terjadinya suatu keguguran. 

2 dari 4 halaman

Faktor-faktor risiko itu sendiri bisa dibedakan menjadi 4, yaitu faktor ibunya sendiri, faktor janin, faktor plasenta, dan faktor dari ekstrernal atau faktor lingkungan.

Berikut ini suplemen untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, klik di sini untuk mendapatkannya. 

Baca juga: Dok, Apakah Ibu Hamil yang Alami Stres Berlebihan Berisiko Tinggi Alami Keguguran? dr. Hafi Menjawab

1. Faktor ibu sendiri

Menurut dr. Hafi, faktor yang disebabkan oleh ibunya sendiri bisa berasal dari beberapa faktor, mulai dari faktor penyakit, infeksi, berat badan, usia, hingga gaya hidup. 

Faktor penyakit seperti adanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, dan tiroid dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran. 

Jika ibu hamil memiliki riwayat hipertensi, tetapi tidak terkontrol hipertensinya, dan tidak minum obat secara teratur, bisa meningkatkan risiko keguguran. 

Selain itu, untuk diabetes melitus, normalnya gual darah sewaktu adalah 120, jika gula darah sewaktu 200, tidak pernah minum obat dan tidak menggunakan injeksi, akan mempengaruhi suatu abortus. 

"Penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit tiroid ini harus dikontrol karena faktor risiko ini menyebabkan abortus," terang dr. Hafi. 

Kedua adalah infeksi, misalnya saat hamil ibu hamil ini terinfeksi dengan tokso plasma dario kucing, kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko keguguran. 

Ketiga faktor berat badan, jika berat badannya normal, mungkin faktor risiko terjadinya keguguran akan berkurang. 

3 dari 4 halaman

Keempat adalah faktor usia, menurut dr. Hafi, idealnya untuk hamil itu berusia 20 tahun sampai 35 tahun. 

Baca juga: Dokter, Keguguran Lebih Rawan Terjadi pada Trimester Berapa?

"Kalau usia di atas 35 tahun, itu faktor risiko terjadinya abortus semakin tinggi."

"Bahkan kalau usia di atas 45 tahun, angka kejadian abortus hingga mencapai 45 persen," terang dr. Hafi. 

Selain itu, gaya hidup yang buruk seperti kebiasaan minum kopi, merokok, hingga minum alkohol, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya keguguran.

Ilustrasi seorang ibu hamil yang mengalami keguguran
Ilustrasi seorang ibu hamil yang mengalami keguguran (pixabay.com)

2. Faktor janin

Selain faktor ibunya sendiri, faktor janin juga sangat penting untuk diperhatikan. 

Faktor janin yang paling banyak risikonya mengalami keguguran adalah adanya kelainan kromosom. 

Kelinan kromosom memegang peranan yang sangat penting, bahkan lebih dari 50 persen. 

Berikut ini suplemen untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, klik di sini untuk mendapatkannya. 

Baca juga: Manfaat Makan Pisang untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Dapat Meredakan Mual dan Muntah

3. Faktor plasenta

4 dari 4 halaman

Menurut penjelasan dr. Hafi, plasenta terbentuk dengan sempurna pada usia kehamilan 16 minggu. 

Namun, memang plasenta ini mulai terbentuk 2 minggu setelah pembuahan atau usia kehamilan 6 minggu. 

"Faktor plasenta ini kalau umpanya ibu hamil memiliki faktor hipertensi tidak terkontrol, ini juga menjadi faktor risiko kalau tidak dikendalikan akan terjadi preeklamsia atau keracunan kehamilan," ungkap dr. Hafi. 

4. Faktor eksternal 

Selanjutnya ada faktor eksternal atau lingkungan yang juga menjadi faktor risiko terjadinya keguguran. 

"Misalnya ada trauma atau suatu kecelakaan, itu juga menjadi faktor risiko terjadinya abortus."

"Kemudian polusi udara, adanya pestisida, adanya radiasi contohnya radisasi rontgen."

"Itu kalau masih trimester pertama dianjurkan mungkin jangan dulu untuk melakukan rontgen karena berisiko terjadinya abortus atau keguguran," jelas dr. Hafi. 

Baca juga: 3 Alasan Tidak Boleh Skip Sunscreen, Termasuk Cegah Penuaan Dini pada Kulit

Berikut ini produk untuk meningkatkan kesehatan kulit, klik di sini untuk mendapatkannya.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com)

Berikut ini suplemen untuk meningkatkan kesehatan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.

Selanjutnya
Tags:
Keguguranibu hamildr. Hafi Nurinasari
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved