Breaking News:

Pentingnya Aware Perut Buncit, Ini Pesan Ahli Gizi

Perut buncit seringkali membuat seseorang merasa kurang percaya diri. Kerapkali kita menjumpai perut buncit dialami oleh pria.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
pixabay.com
Ilustrasi perut buncit pada wanita 

TRIBUNHEALTH.COM - Perut buncit sering dijadikan indikator kegemukan oleh masyarakat. 

Meskipun perut buncit sering dianggap lumrah, namun hal ini tidak bisa dianggap sepele. 

Pasalnya, perut buncit bisa menandakan adanya masalah kesehatan pada perut. 

Ya, seringnya kita menjumpai perut buncit dialami oleh pria. Namun, tak menutup kemungkinan wanita pun juha bisa mengalaminya. 

Agar lebih aware terhadap pertu buncit yang kerap disepelekan, berikut pesan dari ahli gizi. 

Ahli gizi R. Radyan Yaminar menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai pesan agar kita aware dengan perut buncit

Rasa percaya diri bisa menurun akibat perut buncit. 

ilustrasi seseorang yang mengeluhkan perut buncit
ilustrasi seseorang yang mengeluhkan perut buncit (grid.id)

Baca juga: Kunci Sukses Menyusui, Bidan Sampaikan Pesan Ini

Akan tetapi, kita juga harus mengetahui sebenarnya kondisi perut buncit apakah berbahaya untuk kesehatan atau tidak. 

Radyan Yaminar menuturkan, jika Anda mulai merasa takut atau aware dengan perut buncit, maka bisa melakukan pengecekan. 

Cara mengeceknya pun mudah, sebagai deteksi awal bisa mengukur menggunakan meteran. 

2 dari 4 halaman

Apabila lingkar perut lebih dari 80 cm atau 90 cm, maka harus mulai waspada. 

"Jika kalian semua merasa takut dengan perut buncit, terus habis itu bagaimana cara mengeceknya, itu tadi bisa dilakukan deteksi awal pengukuran dengan meteran," katanya

"Lingkar perut jika lebih dari 90 atau 80 harus waspada ya," 

Ia pun juga menginatkan untuk olahraga teratur. 

Baca juga: Dok, Tanda-tanda Penuaan Dini Terjadi di Usia 35 Tahun ke Atas, Apakah Normal?

Lakukan diet yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing. 

Selain itu, coba kelola stres dengan baik. 

Jangan sampai stres dan tetap harus bahagia. 

"Dan juga lakukanlah olahraga yang secara teratur, terus habis itu diet yang tepat dengan kondisi tubuh kamu, dan juga kelola stres dan jangan stres ya, tetap harus bahagia," tambahnya. 

Ahli gizi dari RS Nirmala Suri Sukoharjo, Radyan Yaminar mengatakan jika ada beberapa mitos mengenai perut buncit yang dirasa masih diragukan, disarankan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. 

Selain itu pastikan juga sumber informasi tersebut kredible

3 dari 4 halaman

"Dan jika ada beberapa mitos yang dirasa masih diragukan, carilah informasi dengan sebanyak-banyaknya dan pastikan sumber informasi itu kredible ya," sambungnya. 

Baca juga: 4 Rekomendasi Olahraga Efektif Menurunkan Kolesterol, Tubuh jadi Sehat dan Bugar

Sebenarnya, apakah stres bisa berpengaruh dengan perut buncit

Radyan Yaminar menyampaikan, stres secara psikologis ikut mempengaruhi pemilihan makanan. 

Ia menuturkan jika stres tidak menyebabkan penumpukan lemak secara langsung.

"Kalau stres lebih ke pemilihan makanan ya, jadi secara psikologis ya," katanya. 

"Tapi kalau misalkan kita stres, lemaknya langsung numpuk itu enggak sih," imbuhnya. 

Tanpa kita sadari, ternyata stres lebih mengarah ke pemilihan makanan. 

Radyan Yaminar menuturkan, ia pernah posting di Instagram pribadinya mengenai bagian-bagian otak. 

ilustrasi perut buncit
ilustrasi perut buncit (tribunnews.com)

Baca juga: 9 Rekomendasi Ramuan Herbal Penurun Berat Badan, Lengkap Cara Mengolahnya

Setiap bagian-bagian dari otak tersebut memiliki fungsi masing-masing. 

"Stres itu nanti lebih ke pemilihan makanan," tambahnya. 

4 dari 4 halaman

"Saya pernah sih posting di Instagram saya, jadi itu ada bagian-bagian otak ya. Bagian otak itu ada fungsinya sendiri-sendiri," tutur Radyan. 

Ahli gizi di RS Nirmala Suri Sukoharjo, Radyan Yaminar menambahkan, pada otak ada yang namanya Amigdala. 

Amigdala ialah pembuatan keputusan. 

Ketika kita merasa lapar, keputusan tersebutlah yang akan membuat kita ingin konsumsi makanan asin atau manis. 

Pada kondisi ini, lidah akan menjadi lebih peka.

"Ada yang namanya Amigdala kalau gak salah ya. Amigdala itu adalah pembuatan keputusan. Saat kita lapar, keputusan kita itu akan mencari makanan  yang manis atau yang asin gitu. Lidah kita akan lebih peka," sambungnya. 

Baca juga: Pada Laki-laki Masalahnya Gak Bisa Ereksi, Lantas, Apa yang Dialami Wanita Dok?

Saat kita stres dan  konsumsi makanan hambar, lidah akan merasa kurang. 

Namun, ketika kita konsumsi makanan manis atau asin, barulah stres yang dialami akan berkurang. 

Jika hal ini tidak ditangani, maka bisa berpengaruh terhadap penumpukan lemak. 

"Jadi kalau dikasih makanan hambar, kita kayak kurang, karena kita stres. Baru makan manis atau makan asin baru stres kita berkurang. Nah itu nanti juga berpengaruh terhadap penumpukan lemak kalau tidak ditangani," ujarnya. 

Radyan Yaminar berpesan agar jangan sering-sering stres. 

Sebenarnya stres tidak mengakitbatkan perut buncit secara langsung. 

Namun, stres bisa menjadi perantara dari kerja otak. 

"Jadi jangan sering-sering stres ya. Jadi stres itu tidak mengakibatkan perut buncit secara langsung, tapi secara perantara nanti, dari kerjanya otak." tandasnya. 

Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan R. Radyan Yaminar, S.Gz. Seorang ahli gizi dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo. 

(TribunHealth.com/PP)

 

Selanjutnya
Tags:
buncitPerut BuncitAhli Gizi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved