TRIBUNHEALTH.COM - Saat anak mengalami epilepsi, sebagai orang tua pun merasa khawatir.
Bagaimana tidak, epilepsi memiliki gejala umum yakni kejang.
Gejala lain yang bisa terjadi seperti demam, melotot, gerakan menyentak lengan dan kaki, tubuh mengeras dan jadi kaki hingga mengalami penurunan kesadaran.
Secara klinis, epilepsi ini didefinisikan sebagai kejang yang terjadi lebih dari 24 jam tanpa adanya penyebab yang jelas.
Maka dari itu, ketahui penjelasan mengenai epilepsi seperti penjelasan dari dokter yang berkompeten Prof. DR. dr. Zainal Muttaqin.
Bisa dijelaskan mengenai epilepsi dok?
Dokter Spesialis Bedah Saraf, Prof. DR. dr. Zainal Muttaqin menyampaikan tanggapannya di channel YouTube TribunHealth mengenai epilepsi.

Baca juga: 4 Rekomendasi Olahraga Efektif Menurunkan Kolesterol, Tubuh jadi Sehat dan Bugar
Prof. DR. dr. Zainal menuturkan bahwa epilepsi ialah keadaan yang dialami oleh seseorang.
Seseorang tersebut mudah sekali mengalami serangan kejang.
Serangan epilepsi yang paling sering terjadi adalah kejang.
"Jadi epilepsi itu keadaan yang diderita, yang dialami oleh seseorang. Dimana mudah sekali mengalami serangan kejang, salah satunya itu," ujarnya.
"Yang paling sering, untuk serangan pada epilepsi itu kejang. Meksipun tidak selalu berupa kejang seperti yang terbayang di otak kita," lanjutnya.
Seringkali masyarakat secara awam menyebut kejadian kejang ini dengan istilah Ayan.
Baca juga: 9 Rekomendasi Ramuan Herbal Penurun Berat Badan, Lengkap Cara Mengolahnya
Sudah tak asing lagi bukan dengan istilah ayan?
Prof. DR. dr. Zainal menambahkan, kejadian kejang ini bersumber dari otak.
Otak memiliki puluhan miliar sel otak.
Ada sekelompok sel atau badan sel yang aktivitas listriknya seperti kita sebut dengan istilah konslet.
"Kejang-kejang orang yang secara awam mungkin masyarakat menyebut dengan istilah Ayan gitu ya," tambahnya.
"Jadi sumbernya dari otak. Jadi di otak kita itu ada puluhan miliar sel otak," tutur Prof. DR. dr. Zainal.
"Dan ada sekelompok sel atau badan sel di otak yang aktivitas listriknya itu kalau istilah orang awam mungkin bisa dipermudah dengan konstleting, konslet," sambungnya.
Baca juga: Kunci Sukses Menyusui, Bidan Sampaikan Pesan Ini
Seperti contohnya dalam kehidupan rumah tangga, listrik bisa mengalami konslet atau mati semua.
Sedangkan pada sel otak, kata Prof. DR. dr. Zainal listrik pada sel otak mengalami konslet.
Maka dari itu, sering kali dijumpai pada pasien epilepsi mengalami kejang.
"Ya kalau di rumah tangga kita sering listriknya konslet atau mati semuanya gitu kan. Jadi kalau di otak ada yang konslet listriknya, maka yang bisa kita lihat wujud yang paling sering adalah pasien itu/orang itu mengalami kejang." pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan Prof. DR. dr. Zainal Muttaqin, Sp. BS., Ph.D. Seorang dokter Dokter Spesialis Bedah Saraf dari RS Telogorejo, Semarang.
(TribunHealth.com/PP)