Breaking News:

Dokter, Apakah Orang yang Pernah Pasang Ring Jantung Boleh Olahraga?

Berikut ini penjelasan dokter spesialis jantung mengenai boleh dan tidaknya seseorang yang pernah pasang ring jantung untuk berolahraga

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
kompas.com
ilustrasi berolahraga untuk menjaga kesehatan jantung 

TRIBUNHEALTH.COM - Apakah orang yang sudah pernah pasang ring jantung boleh berolahraga?

Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Nanda Nurkusumasari, Sp.JP. FIHA pernah menjawab pertanyaan ini ketika menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com.

Berikut ini jawaban dr. Nanda Nurkusumasari, Sp.JP. FIHA:

"Boleh, justru disarankan untuk tetap melakukan olahraga dan gaya hidup sehat.

Tapi sesuai anjuran dokter ya, karena tiap pasien berbeda ya.

Jadi sesuai anjuran dokter, kita harus berolahraga secara umum. 

Tadi saya sampaikan olahraga tiga sampai lima kali per minggu dengan sesi setiap sesinya 30-60 menit persen dengan intensitas sedang, dimana olahraga yang kita pilih yang aerobik, yaitu seperti lari kecil atau jogging, jalan, sepeda, atau berenang di kolam renang."

Mengenal Ring Jantung dan Dampaknya jika Tidak Dipasang

ilustrasi sakit jantung
ilustrasi sakit jantung (tribunnews.com)

Ring jantung merupakan prosedur medis untuk penanganan penyakit jantung koroner.

Pemasangan ring jantung dapat berperan penting dalam kesembuhan dan peningkatan angka harapan hidup pasien.

Sebaliknya, ketika pasien sudah dinilai membutuhkan ring jantung, namu menolak, dampaknya tidak bisa dianggap sebelah mata.

2 dari 4 halaman

Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Nanda Nurkusumasari, Sp.JP. FIHA menjelaskan kriteria pasien yang perlu pasang ring jantung, serta dampak tidak segera pasang, padahal sudah disarankan dokter.

Baca juga: 5 Makanan untuk Mencegah Serangan Jantung, Lemak Sehat Alpukat Sangat Membantu

Pasien yang perlu ring jantung

"Untuk penyakit jantung koroner sendiri yang membutuhkan pemasangan ring atau stent jantung adalah yang pertama, yang stabil tetapi sudah menimbulkan gangguan aliran," bebernya.

Hal tersebut ditandai dengan adanya gambaran rekam jantung yang menunjukkan gangguan aliran atau kekurangan oksigen.

"Atau dia sudah menjalani tes ya seperti treadmill test yang hasilnya nanti positif, mengarah ke penyakit jantung koroner."

"Atau sudah melakukan pemeriksaan imaging seperti scan dari kardiak. Jadi ada CT scan tapi khusus untuk koroner. (Jika) itu terbukti ada sumbatan dan dia ada keluhan nyeri dada maka dia indikasi untuk pemasangan ring atau stent," papar dr. Nanda.

Sementara semua pasien serangan jantung pada dasarnya membutuhkan ring jantung, meskipun sebelumnya tidak ada nyeri dada.

"Meskipun sebelumnya tidak ada nyeri dada tetapi ketika datang ke kami dengan keluhan serangan jantung, maka dia sudah indikasi untuk pemasangan ring atau stent," pungkasnya.

Dampak tak segera pasang ring jantung

Ilustrasi menjaga kesehatan jantung
Ilustrasi menjaga kesehatan jantung (Freepik.com)

Akibat tak segera memasang ring, sumbatan dalam pembuluh darah jantung akan bertambah berat.

Hal ini pada akhirnya akan berisiko menyebabkan serangan jantung.

"Berarti risiko untuk terjadinya serangan jantung sangat tinggi, ya. Jadi, dia sudah indikasi, tetapi menolak," katanya ketika menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com.

3 dari 4 halaman

"Yang kedua, berarti risiko terjadi kematian mendadak, akibat serangan jantung."

Tak hanya itu, terhambatnya aliran darah ke jantung bisa mengurangi oksigen sehingga pada akhirnya bisa memicu terjadinya gagal jantung.

"Yang jangka panjangnya, karena alirannya terganggu sehingga otot jantung kekurangan oksigen, dalam jangka panjang bisa terjadi kondisi gagal jantung kedepannya," tandasnya.

Baca juga: Hindari Kebiasaan Ini jika Tidak Ingin Gigi Sensitif, Begini Kata Dokter

Dampak terhadap organ lain

Sumbatan pada pembuluh darah jantung bisa mempengaruhi sederet organ lain jika tidak segera mendapatkan penanganan.

Artinya, meski letak sumbatan ada di area jantung, area tubuh yang lain tetap bisa terkena dampaknya.

"Jadi, jantung itu kan organ utama, ya, yang memompa darah ke seluruh tubuh. Ya, termasuk ke otak, ke ginjal, dan organ-organ lain," kata dr. nanda.

"Ketika dia terjadi kondisi kekurangan oksigen akibat sumbatan atau penyakit jantung koroner, otomatis fungsi dari otot jantung tersebut tidak optimal."

Akibat tidak optimalnya aliran, supply oksigen juga bisa terganggu.

"Sehingga nantinya bisa terjadi penurunan fungsi pompa dari otot jantung tersebut, sehingga otomatis aliran ke organ-organ yang penting lain juga terganggu."

"Termasuk ke otak, terus ke ginjal, sehingga bisa terjadi gangguan ginjal, otak, dan organ-organ yang lain."

4 dari 4 halaman

Selain itu, saat sudah terjadi sumbatan di area jantung, bukan tidak mungkin ditemukan sumbatan pada area lainnya juga.

"Terus bisa disampaikan bahwa pada pasien yang sudah menderita penyakit jantung koroner, tidak pengecualian terhadap organ lain, sehingga ada kemungkinan besar di pembuluh darah yang lain juga terjadi sumbatan."

"Sehingga memang disarankan kita biasanya bekerja sama, ya, kalau sudah terjadi penyakit jantung koroner, kita juga akan bekerja sama dengan teman sejawat yang lain untuk melakukan pelacakan organ-organ lain apakah sudah terjadi komplikasi atau tidak," tandasnya.

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Dokter Spesialis Jantungdr. Nanda Nurkusumasariring jantungJantung Koroner
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved