TRIBUNHEALTH.COM - Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Hasanuddin (RSGMP Unhas) menerima kunjungan dari Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Gadjah Mada Prof. Soedomo (RSGM UGM).
Kunjungan berlangsung lancar pada hari Jumat, (21/6/2024) bertempat di Aula Halimah dg. Sikati, Lt 2 RSGMP Unhas. Kunjungan dari RSGM UGM dalam rangka benchmarking serta study banding tentang peningkatan pelayanan dan pendidikan klinis.
Rombongan yang terdiri dari 7 anggota dengan dipimpin langsung oleh Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes., AKK selaku Direktur RSGM UGM Prof Soedomo.
Baca juga: Khasiat Bawang Putih untuk Darah Tinggi, Bagus untuk Penderita Hipertensi
Rombongan diterima langsung oleh Direktur RSGMP Unhas, drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BMM., Subsp. COM (K) bersama Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, drg. Irfan Sugianto, M.Med.Ed., Ph.D.
Acara berlangsung selama kurang lebih 5 jam dengan diisi dengan kegiatan diskusi terkait peningkatan manajemen pelayanan dan pendidikan klinis, ketersediaan sumber daya manusia, serta keunggulan program yang ada di RSGMP Unhas.
Setelah diskusi rombongan RSGM UGM melakukan peninjauan lapangan untuk melihat beberapa fasilitas yang dimiliki RSGMP Unhas yang digunakan untuk pelaksanaan pendidikan maupun untuk pelayanan kepada masyarakat terutama pelayanan pasien BPJS Kesehatan.
Baca juga: Rebusan Daun Sirsak Ampuh Atasi Berbagai Penyakit, Bantu Obati Kanker hingga Darah Tinggi
Dalam sambutannya, Direktur RSGM UGM menyampaikan bahwa kunjungan ke RSGMP Unhas bersama tim Komite koordinasi pendidikan (Komkordik) RSGM UGM bertujuan untuk mempelajari kegiatan kurikulum berbasis kompetensi yg diterapkan di RSGMP Unhas dan kemampuan yg luar biasa dalam manajemen pengelolaan BPJS, komitmen dosen dalam memberikan pelayanan serta manajemen residen dalam memberikan layanan BPJS.
Sementara itu, Dekan FKG Unhas memaparkan beberapa hal penting yang diterapkan di RSGMP Unhas menjadi kunci dalam pelaksanaan manajemen di RSGMP Unhas. Penerapan perubahan kurikulum pada mahasiswa Profesi atas kerjasama Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (FKG Unhas) dan RSGMP Unhas telah diterapkan sejak tahun 2019. Kurikulum ini awalnya requirement base berubah menjadi menjadi competence base.
Saat ini RSGMP Unhas sedang menyusun kurikulum profesi yg baru untuk menyesuaikan jumlah SKS dari Kemendikbudristek.
Baca juga: Mengapa Kita Diharuskan Menjaga Berat Badan Tetap Ideal? Ini Penjelasan Ahli Gizi
drg. Andi Tajrin, SpBMM (K); Direktur RSGMP Unhas dalam sambutannya memberi respon positif atas kunjungan tim RSGM UGM Prof Soedomo dan menekankan pentingnya sinergi antar-universitas dalam menghadapi tantangan pendidikan kedokteran gigi. RSGMP Unhas siap untuk berkolaborasi lebih jauh dengan RSGM UGM dalam berbagai bidang, termasuk pengembangan kurikulum yang adaptif dan penyelenggaraan program-program akademik bersama.
"Dengan kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta sinergi yang menguntungkan antara RSGMP Unhas dan RSGM UGM, menciptakan efek domino positif dalam peningkatan kualitas pelayanan asuransi BPJS dan pendidikan klinis mahasiswa Profesi". Lanjut drg Tajrin.
"Saat ini kami akan implementasikan rencana magang mahasiswa profesi ke rumah sakit jejaring". Ungkap drg Tajrin.
Baca juga: Pesan Dokter Estetika Mengenai Filler Treatment: Berpegang pada Proporsi Estetik
drg Tajri dalam lanjutan sambutannya mengatakan bahwa saat ini pendidikan klinik mahasiswa profesi di RSGM Unhas telah menerapkan Competence Base dengan sistem Tingkat Supervisi Mahasiswa Profesi dalam pengerjaan kasus. Adapun tingkat supervisi ini terdiri atas Supervisi tinggi, supervisi moderat tinggi, supervisi moderat dan supervisi rendah.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
- Supervisi tinggi: Kemampuan melakukan Tindakan, peserta didik belum sahih sehingga dipandang perlu peningkatan kemampuan kognitif mahasiswa mengenai diagnosis dan penjelasan prosedur kerja. Mahasiswa melakukan pre-test, responsi, pembacaan journal, dan simulasi rekuiremen kasus.
- Supervisi moderate tinggi: Sebelum melakukan Tindakan pada pasien, mahasiswa melakukan pengerjaan simulasi kasus pada model/manikin
- Supervisi moderat: Sebelum melakukan tindakan pada manusia, mahasiswa berperan sebagai asisten operator
- Supervisi rendah: Mahasiswa berperan sebagai operator dan melakukan perawatan rekuiremen kasus pada pasien dan disupervisi secara langsung oleh dosen penanggung jawab pelayanan
Kegiatan benchmarking ini dilanjutkan kunjungan rombongan ke unit-unit yang ada di RSGMP Unhas
Andi Eka (Humas RSGM Unhas)