TRIBUNHEALTH.COM - Pernahkah Anda mendengar kasus tekanan darah tinggi pada ibu hamil?
Ya, beberapa wanita ada yang mengalami tekanan darah tinggi saat mengandung.
Tentunya, tekanan darah tinggi saat hamil tidak bisa dianggap sepele.
Namun, banyak yang belum tahu penyebab dari tekanan darah tinggi saat hamil.
Jenis-jenis tekanan darah tinggi pada ibu hamil ternyata berbeda-beda.
Ibu hamil harus memperhatikan tekanan darah agar tidak terjadi kenaikan.
Terjadinya kenaikan tekanan darah pada ibu hamil bukanlah hal yang bisa disepelekan.

Baca juga: 5 Minuman Ini Baik untuk Menjaga Kolesterol Tetap Normal
Tekanan darah tinggi pada ibu hamil ternyata berbahaya sekali.
Ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi bisa berisiko seperti pecah pembuluh darah, stroke dan juga kejang.
Rupanya bukan itu saja, ada hal yang menakutkan dari hipertensi pada ibu hamil ini juga berdampak pada janin.
Bagaimana cara mengatasi darah tinggi saat hamil?
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Bambang Ekowiyono menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai cara mengatasi darah tinggi saat hamil.
Bagi ibu hamil, memang disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Baca juga: Sederet Manfaat Jalan Kaki bagi Penderita Diabetes Tipe 2, Apa Saja?
Selain itu, ibu hamil dengan kondisi hipertensi juga perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi.
Namun, banyak masyarakat yang masih belum mengetahui bagaimana cara mengatasi darah tinggi saat hamil.
dr. Bambang Ekowiyono mengatakan, untuk mengatasi tekanan darah tinggi pada ibu hamil ini yang pertama adalah mengontrol aktivitas.
Ia menegaskan jika aktivitas apda ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi perlu dikurangi.
"Jadi untuk mengatasi darah tinggi pada seorang ibu hamil, pertama mengontrol aktivitas. Aktivitasnya perlu dikurangi," ujar dr. Bambang Ekowiyono.
Yang kedua, ibu hamil dengan darah tinggi perlu tidur yang cukup.
Baca juga: 9 Manfaat Ini Bisa Didapat dari Pisang Kepok Rebus, Salah Satunya Mencegah Hipertensi
Selain itu, kata dr. Bambang perlu membatasi konsumsi cairan Dalam artian harus cukup, tidak boleh kurang dna tidak boleh berlebihan.
Biasanya tubuh membutuhkan cairan 1,8 liter sampai 2 liter per harinya.
"Kemudian, tidurnya harus cukup. Untuk minum cairan, itu perlu dibatasi. Dalam artian harus cukup, tidak terlalu kurang ataupun belebihan," imbuhnya.
"Biasanya kebutuhannya adalah 1,8 liter sampai dengan 2 liter per hari," sambungnya.
Lanjut, kata dr. Bambang jika memang tensi pada ibu hamil tetap tinggi, maka perlu diberi obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah.
Ia mengatakan bahwa banyak varian obat anti hiperyensi deperti nifedipine ataupun obat anti hipertensi yang lain.

Baca juga: 5 Manfaat Rutin Minum Wedang Jahe Campur Pandan, Bagus untuk Kesehatan
"Ketiga adalah, kalau memang tensinya tetap tinggi, perlu diberikan obat-obat untuk mengontrol tensi. Banyak varian-varian anti hipertensi, misalnya nifedipine ataupun obat-obat anti hipertensi yang lain," jelas dr. Bambang.
"Bisa nifedipin ataupun yang lain," tuturnya.
Ibu hamil yang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi memang harus istirahat dan memang ada obat yang bisa dikonsumsi.
"Macam-macam obat hipertensi, nanti yang sesuai dengan per individu ibu hamil. Kira-kira responnya bagaimana. Diberikan obat tertentu efeknya respon atau tidak." kata dr. Bambang.
Bagi ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi, memeriksakan diri per trimester minimal 1 kali.
*Perlu digaris bawahi bahwa ibu hamil dengan kondisi hipertensi tidak disarankan konsumsi obat antihipertensi sembarangan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Ini disampaikan pada channel Youtube TribunHealth bersama dengan dr. Bambang Ekowiyono Sp.OG. Seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.
(TribunHealth.com/PP)