TRIBUNHEALTH.COM - Minum air putih memang dikenal sebagai salah satu kebiasaan menyehatkan.
Minum banyak air tubuh dapat memberikan sejumlah manfaat kepada tubuh.
Seperti sebuah studi pada 2023 yang menyimpulkan bahwa orang dewasa yang tetap terhidrasi dengan baik tampak lebih sehat, lebih sedikit mengalami penyakit kronis, dan hidup lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi cukup cairan.
Kabar baiknya, cukup minum air putih juga bermanfaat bagi penderita diabetes.
Tinjauan penelitian tahun 2021 menemukan hubungan terbalik antara asupan air dan risiko diabetes tipe 2, yang berarti asupan lebih tinggi menurunkan risiko penyakit ini.
Baca juga: 7 Dampak Kekurangan Minum Air Putih Menanti, Kunci Penting bagi Kesehatan Tubuh

Sebaliknya, sebuah penelitian kecil pada sembilan pria penderita diabetes tipe 2 menemukan bahwa asupan air rendah selama tiga hari mengganggu regulasi gula darah.
Dan studi tahun 2021 pada 40 penderita diabetes tipe 2 menyimpulkan bahwa mereka yang minum satu liter air 30 menit sebelum makan mengalami perbaikan regulasi gula darah dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi air putih.
Setelah delapan minggu, orang-orang yang minum air sebelum makan juga mengonsumsi lebih sedikit kalori, menurunkan berat badan, memiliki ukuran pinggang yang lebih kecil, dan mengalami penurunan kadar trigliserida dan kolesterol “jahat” LDL .
Berita Lainnya: 3 Tips untuk Penderita Diabetes agar Gula Darah Tetap Stabil dan Tidak Melonjak

Orang yang hidup dengan diabetes perlu mengatur kadar gula darahnya agar terus stabil dan tidak melonjak.
Memantau kadar glukosa, rutin berolahraga, dan mengikuti rencana diet dengan persetujuan dokter dapat membantu orang menjaga kadar gula dalam kisaran targetnya.
Satu di antara langkah penting dalam mengelola kadar gula darah adalah pengaturan pola makan.
Melansir Medical News Today, berikut ini cara mengatur pola makan bagi penderita diabetes agar kadar gula darah tidak melonjak.
1. Kurangi asupan karbohidrat

Diet rendah karbohidrat membatasi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi seseorang.
Karbohidrat meningkatkan glukosa darah lebih banyak daripada makanan lain, dan bukti menunjukkan bahwa pola makan rendah karbohidrat dapat membantu seseorang menstabilkan dan mengelola gula darahnya.
Namun, pola makan seperti ini mungkin tidak cocok untuk sebagian orang dan sulit dipertahankan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, sebelum mengurangi asupan karbohidrat, seseorang mungkin ingin berkonsultasi dengan ahli kesehatan atau ahli diet.
Baca juga: Mitos dan Fakta: Apakah Penderita Diabetes Boleh Konsumsi Karbohidrat? Ini Penjelasannya
2. Makan karbohidrat yang tepat
Ada tiga jenis utama karbohidrat:
- gula
- pati
- serat
Gula dan pati meningkatkan kadar gula darah, namun serat tidak menyebabkan lonjakan gula darah, karena tubuh tidak mampu menyerap dan memecah karbohidrat jenis ini.
Oleh karena itu, orang mungkin mempertimbangkan untuk memasukkan karbohidrat yang kaya serat ke dalam makanan mereka.
Orang mungkin juga menyebut gula dan pati sebagai karbohidrat sederhana dan kompleks.
Karbohidrat sederhana pada dasarnya terdiri dari satu jenis gula.
Tubuh memecah karbohidrat ini dengan sangat cepat, yang menyebabkan gula darah meningkat dengan cepat.
Baca juga: Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi yang Baik untuk Penderita Diabetes, Bisa Turunkan Kadar Gula Darah
Karbohidrat kompleks terdiri dari tiga atau lebih gula yang dihubungkan bersama.
Makanan ini menghasilkan pelepasan gula yang lebih bertahap ke dalam tubuh, yang berarti kadar gula darah tidak meningkat dengan cepat setelah seseorang memakannya.
Beberapa orang mungkin menggunakan indeks glikemik (GI) untuk membantu mereka memantau berapa banyak gula dan karbohidrat yang mereka makan, yang pada gilirannya akan membantu mereka mengatur kadar gula darah.
GI mengukur dan mengurutkan berbagai makanan berdasarkan seberapa besar makanan tersebut menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
Makanan GI rendah menggambarkan makanan yang memiliki skor indeks GI 55 atau lebih rendah.
Makanan tersebut antara lain:
- ubi jalar
- biji gandum
- kacang-kacangan
- susu rendah lemak
- sayuran berdaun hijau
- sayuran tidak bertepung
- kacang-kacangan dan biji-bijian
- daging
- ikan
3. Kontrol ukuran porsi

Makan dengan ukuran porsi yang sesuai dapat mempermudah pengelolaan berat badan dan pengendalian kadar gula darah.
Banyak faktor, seperti berat badan, komposisi tubuh, dan tingkat aktivitas, yang berperan dalam menentukan ukuran porsi ideal, menurut Diabetes UK.
Seorang dokter atau ahli diet dapat memberikan saran yang lebih spesifik mengenai ukuran porsi yang sesuai untuk seseorang.
Baca juga: Hati Memiliki Kandungan Vitamin A yang Tinggi, Ibu Hamil Perlu Batasi Porsi Makannya
4. Cukup minum
Hidrasi yang tepat sangat penting untuk kesehatan dan dapat membantu seseorang mengontrol kadar gula darahnya.
Dehidrasi adalah istilah untuk tubuh yang kekurangan air dari yang dibutuhkan.
Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak, karena lebih sedikit air dalam tubuh berarti konsentrasi gula dalam darah lebih tinggi.
Oleh karena itu, mengonsumsi lebih banyak cairan dapat membantu menurunkan gula darah.
Namun, penting untuk menghidrasi dengan air, karena minuman lain – seperti jus buah dan soda – dapat menyebabkan glukosa darah semakin meningkat.
(TribunHealth.com)