TRIBUNHEALTH.COM - Pernahkah Anda mendengar kasus tekanan darah tinggi pada ibu hamil?
Ya, beberapa wanita ada yang mengalami tekanan darah tinggi saat mengandung.
Tentunya, tekanan darah tinggi saat hamil tidak bisa dianggap sepele.
Namun, banyak yang belum tahu penyebab dari tekanan darah tinggi saat hamil.
Jenis-jenis tekanan darah tinggi pada ibu hamil ternyata berbeda-beda.

Baca juga: 10 Manfaat Pohon Pisang: Stabilkan Gula Darah, Kontrol Kolesterol & Tekanan Darah
Ibu hamil harus memperhatikan tekanan darah agar tidak terjadi kenaikan.
Terjadinya kenaikan tekanan darah pada ibu hamil bukanlah hal yang bisa disepelekan.
Bagaimana tekanan darah tinggi pada ibu hamil bisa terjadi?
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Bambang Ekowiyono menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai terjadinya tekanan darah tinggi pada ibu hamil.
Bagi ibu hamil, memang disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Baca juga: Makanan Ini Harus Dihindari Penderita Kolesterol Tinggi
Sobat sehat perlu mengetahui terjadinya tekanan darah tinggi pada ibu hamil.
Dijelaskan oleh dr. Bambang bahwa peningkatan tenakan darah pada ibu hamil ini biasanya disebabkan oleh proses plasentasi.
Ia mengatakan, proses pertumbuhan plasenta yang kurang bagu8s menyebabkan pembuluh drah arterialnya menjadi kecil-kecil.
Sehingga pada seorang ibu hamil yang cenderung dengan manifestasi pre-eklamsia. kata dr. Bambang biasanya proses plasentasinya kurang bagus.
"Jadi seorang ibu hamil ini bisa terjadi peningkatan tekanan, biasanya disebabkan oleh tekanan proses pada plasentasi," ujar dr. Bambang Ekowiyono.
Baca juga: Ampuh Lawan Diabetes dengan Jenis Olahraga Ini, Apa Saja?
"Jadi proses petumbuhan plasenta yang kurang bagus, sehingga menyebabkan pembuluh darah arterialnya itu menjadi kecil-kecil. Sehingga pada seorang ibu hamil yang cenderung dengan manifestasi pre-eklamsia, biasanya proses plasentasinya kurang bagus. Jadi pembuluh darahnya keil-kecil," imbuhnya.
Selain itu, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dr. Bambang mengungkapkan, faktor yang kedua adalah manifestasi seorang ibu memiliki penyakit metabolik seperti diabetes melitus, hipertensi maupun penyakit hinjal yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah pada ibu hamil.
"Faktor yang kedua, bisa karena manifestasi memang seorang ibu itu mempunyai penyakit metabolik misalnya diabetes melitus, hipertensi ataupun penyakit ginjal itu juga bisa menyebabkan peningkatan tensi pada seorang ibu hamil," lanjutnya.
Baca juga: 12 Cara Mencegah Tekanan Darah Tinggi: Lakukan Sejak Dini
Lantas, apa penyebab tekanan darah tinggi pada ibu hamil?
Dijelaskan oleh dr. Bambang bahwa tekanan darah pada ibu hamil saat pemeriksaan bisa normal maupun tidak normal.
Ia menuturkan, kejadian ini bisa terjadi pada ibu hamil dengan tekanan darah normal dan perdefinisi disebut dengan Hipertensi Gestasional.
"Jadi ibu hamil, dari pemeriksaan itu tekanan darahnya bisa normal ataupun tidak," kata dr. Bambang Ekowiyono.
"Nah kejadian tekanan darah tinggi ini bisa terjadi pada seorang ibu hamil dengan tekanan darah normal, yang perdefinisi bisa terjadi yang namanya Hipertensi Gestasional," lanjutnya.
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan dr. Bambang Ekowiyono menjelaskan, hipertensi gestasional adalah kondisi dimana tekanan darah meningkat pada usia kehamilan 20 minggu.
Pada ibu hamil dilakukan pemeriksaan tensi saat trimester pertama hasilnya normal. Namun, di trimester kedua dan ketiga terjadi peningkatan tensi, hal ini kata dr. Bambang disebut dengan hipertensi gestasional.
Baca juga: 5 Manfaat Petai Cina: Sembuhkan Diabetes & Cegah Hipertensi, Ini Cara Konsumsinya
"Jadi suatu kondisi di mana tekanan darah itu meningkat pada usia kehamilan 20 minggu. Itu yang disebut hipertensi gestasional," imbuhnya.
"Pada ibu hamil saat trimester pertama, kadang-kadang dilakukan pemeriksaan tensinya normal. Kemudian kok trimester kedua, ketiga terjadi peningkatan tensi. Lha itu dinamakan suatu hipertensi gestasional," jelas dr. Bambang.
"Jadi suatu kondisi di mana terjadi kenaikan tekanan darah pada usia kehamilan 20 minggu," tuturnya.
Lanjut, dr. Bambang menegaskan jika hal ini harus ditelaan apakah terdapar proteinuria.
Proteinuria ialah ditemukannya protein pada urin.
Jika hasilnya positif ditemukan protein pada urin, berarti menandakan hipertensi dengan pre-eklamsia.
Baca juga: 5 Manfaat Luar Biasa Biji Mangga: Bantu Mengontrol Diabetes hingga Meningkatkan Kesehatan Kulit
Lebih lanjut, hipertensi gestasional kata dr. Bambang terjadi pada usia kehamilan 20 minggu, namun setelah persalinan tensi kembali normal.
"Ini pun perlu dilakukan telaah, apakah ada suatu proteinuria. Jadi proteinuria adalah dari pemeriskaan laboratorium, pada urine ditemukan adanya suatu protein," ujarnya.
"Kalau ditemukan hasilnya positif, itu menandakan suatu hipertensi dengan pre-eklamsia. Jadi itu disebut dengan suatu pre-eklamsia. Kalau hipertensi gestasional, itu terjadi peningkatan darah pada usia kehamilan 20 minggu. Tapi setelah persalinan, dia kembali normal lagi." terang dr. Bambang.
Ini disampaikan pada channel Youtube TribunHealth bersama dengan dr. Bambang Ekowiyono Sp.OG. Seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.
(TribunHealth.com/PP)