TRIBUNHEALTH.COM - Kurma merupakan salah satu buah yang populer.
Makanan khas Timur Tengah ini juga mudah ditemukan di Indonesia.
Dengan rasanya yang sangat manis, bolehkah kurma dimakan oleh penderita diabetes?
Pasalnya penderita diabetes diharuskan untuk mengontrol asupan gula mereka.
Kompas.com pernah meminta keterangan Ahli Gizi UGM Dr Toto Sudargo, M. Kes dalam arsip berita pada 2021 silam.
Kala itu, Dr. Toto mempersilahkan penderita diabetes untuk makan kurma.
"Kalau kurma sebenarnya bisa saja, silakan konsumsi saja," kata Toto pada Kompas.com, Rabu (11/7/2021).
Baca juga: 15 Makanan Berikut Dapat Menurunkan Tekanan Darah Secara Alami, Penderita Hipertensi Perlu Tahu

"Kurma itu juga gulanya gula polisakarida, gula kompleks. Jadi aman untuk penderita diabetes," tambahnya.
Satu buah kurma kering mengandung sekitar 67 kalori dan 18 gram karbohidrat, seperti dilansir TribunHealth.com.
Jika dilihat dari jumlahnya, angka tersebut dinilai cukup tinggi dan tidak aman bagi penderita diabetes.
Namun, kandungan serat dalam satu buah kurma yang diketahui sebesar dua gram atau sekitar delapan persen dari kebutuhan harian, membuatnya aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Serat makanan akan berfungsi untuk membantu penyerapan karbohidrat dalam tubuh menjadi semakin lambat.
Itu sebabnya, kecil kemungkinan gula darah penderita diabetes bisa melonjak setelah makan kurma dalam jumlah wajar.
Kurma Segar vs Kurma Kering, Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?

Dua jenis kurma yang umum dijumpai di pasaran Indonesia antara lain kurma segar, dan kurma yang sudah dikeringkan.
Secara umum, kurma kering merupakan bentuk yang paling mudah ditemukan, termasuk pada Bulan Ramadhan seperti sekarang ini.
Kendati demikian, sebenarnya mana yang paling baik untuk kesehatan?
Terkait hal ini, Kompas.com sempat memberitakan mengenai kurma mana yang paling baik dipilih, pada arsip berita pada 2021 silam.
Kala itu, Kompas.com melansir penjelasan dari Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr (Cand) dr Inggrid Tania MSi dalam webinar di kanal YouTube PDPOTJI Online.
Baca juga: Banyak Dikonsumsi saat Bulan Ramadhan, Ini 3 Keunggulan Kurma untuk Penderita Diabetes

"Keduanya sebetulnya sama-sama baik, tapi ada beberapa perbedaan dalam hal shelf life atau waktu penyimpanan, kalori, kandungan gizi termasuk macronutrient, micronutrient, dan serat," kata dr Inggrid Tania MSi.
1. Waktu penyimpanan
Menurut Tania, kurma segar memiliki waktu penyimpanan yang cenderung lebih singkat.
Kurma segar hanya bisa bertahan paling lama delapan hingga 10 bulan jika disimpan di kulkas.
Sementara kurma kering punya waktu penyimpanan yang lebih lama.
"Kurma kering kalau cara penyimpanannya baik bisa sampai lima tahun," ucapnya.
Baca juga: Manfaat Utama Kurma Bagi Penderita Diabetes, Bisa Kontrol Gula Darah
Dia mejelaskan, kurma yang dikeringkan tetap memiliki kelembapan yang tinggi.
Berarti kurma kering masih punya potensi ditumbuhi jamur jika tidak disimpan dengan baik.
"Saya sering menemukan kurma-kurma kering yang ditumbuhi jamur, artinya penyimpanannya belum baik," kata dia.
2. Kandungan gizi

Kurma kering memiliki kalori yang lebih besar daripada kurma segar.
Oleh karena itu dia lebih menyarankan kurma segar untuk dikonsumsi orang yang ingin menurunkan berat badan.
Sementara dari kandungan gizi makro, ada perbedaan antara kurma segar dan kurma kering.
Namun perbedaan itu bisa dibilang kecil.
Baca juga: Tinggi Kandungan Gula, Apakah Kurma Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes?

Dia mencontohkan, karbohidrat sedikit lebih banyak pada kurma kering.
Sedangkan dari kandungan gizi mikro, kurma kering memiliki zat besi dan kalsium yang lebih tinggi daripada kurma segar, tetapi kurma segar mengandung vitamin C yang lebih tinggi.
Adapun kandungan serat yang lebih tinggi terdapat pada kurma kering sehingga jika kita memiliki gangguan pencernaan, lebih disarankan untuk mengonsumsi kurma kering.
Pungkasnya, dia menyarankan agar orang dapat memilih kurma yang paling cocok dengan kondisinya.
"Jadi kita bisa pilih sesuai kebutuhan," ucap Tania.
*Diolah dari Kompas.com
(TribunHealth.com)