Breaking News:

Obat Asam Urat Dikonsumsi saat Asam Urat Naik atau Perlu Dikonsumsi Seumur Hidup?

Tingginya kadar asam urat di dalam tubuh tentunya bisa berisiko pada kesehatan tubuh. Penderita asam urat perlu mengonsumsi obat untuk mengatasinya.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
jabar.tribunnews.com
ilustrasi minum obat 

TRIBUNHEALTH.COM - Salah satu masalah yang sering kita jumpai di masyarakat adalah penyakit asam urat.

Asam urat dianggap sebagai penyakit sejuta umat.

Bahkan, tak jarang penyakit ini dikenal dengan penyakit orang tua. Padahal, usia muda ternyata bisa berisiko mengalaminya.

Penyakit asam urat ini tentunya bisa dialami oleh laki-laki maupun perempuan.

Perlu sobat sehat ketahui, makanan tinggi purin bisa memicu terjadinya penyakit asam urat.

Selain makanan, ada faktor risiko lain yang menjadi penyebab penyakit asam urat.

Gejala khas dari asam urat adalah radang sendi.

ilustrasi seseorang yang mengeluhkan asam urat
ilustrasi seseorang yang mengeluhkan asam urat (kompas.com)

Baca juga: 5 Sayuran Penurun Kadar Asam Urat Tinggi, Apa Saja?

Jika Anda mengalami penyakit asam urat, tentunya harus segera diobati agar tidak semakin parah.

Obat-obatan untuk asam urat, apakah bisa dikonsumsi saat asam urat meningkat, atau perlu dikonsumsi seumur hidup?

Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Mustopa menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai konsumsi obat asam urat.

2 dari 3 halaman

Jika seseorang mengalami keluhan pada sendi, tentunya harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Tentunya dokter pun akan melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosa apakah seseorang tersebut mengalami asam urat.

Apabila pasien terdiagnosa mengalami penyakit asam urat, maka dokter akan meresepkan obat untuk menurunkan kadar asam uratnya.

Baca juga: 4 Manfaat Okra untuk Diabetes, Ini Cara Konsumsi yang Benar

Konsumsi obat asam urat ini kata dr. Mustopa dilihat dari keluhan pasien. Jika keluhan yang dirasakan seperti bengkak, nyeri kemerahan, maka akan diberikan anti nyeri dan anti bengkak terlebih dahulu.

Ia menuturkan, saat pasien sudah melewati fase bengkak dan nyeri, barulah dokter akan memberikan obat penurun asam urat seperti Allopurinol dan Probenesid.

"Jadi kita lihat dulu pasien datang dengan keluhan apa. Kalau masih kondisi bengkak, nyeri, kemerahan, kita beri anti bengkak dan anti nyeri dulu," kata dr. Mustopa.

"Nanti ketika sudah melewati fase bengkak dan nyeri, kita baru bisa beri obat penurun asam urat seperti Allopurinol atau Probenesid," imbuhnya.

Jika masih bengkak kemerahan, kata dr. Mustopa dokter tidak akan terburu-buru untuk menurunkan nilai kadar asam uratnya.  

Baca juga: Hindari Makanan Ini jika Memiliki Kolesterol Tinggi!

Pasien yang tidak ada keluhan misalnya hanya kadar asam urat yang tinggi dan nyeri sendi minimal, kata dr. Mustopa bisa langsung diberi obat asam urat seperti Allopurinol 7 sampai 10 hari. Setelah itu akan dievaluasi dan di cek ulang pada hari ke 7 atau 10.

Apabila nilai kadar asam urat turun, kata dr, Mustopa pemberian obat akan di stop, dan jika masih tinggi maka akan diberi pengobatan selanjutnya.

3 dari 3 halaman

"Karena kalau masih bengkak kemerahan, kita belum terburu-buru untuk menurunkan nilai asam uratnya," lanjutnya.

"Tapi kalau tidak ada keluhan, misalnya cuma asam urat yang tinggi, nyeri-nyeri sendi juga minimal, kita bisa langsung berikan obat asam urat seperti golongan obat Allopurinol kita berikan dulu 7 sampai 10 hari. Nanti kita evaluasi, cek ulang lagi di hari ke 7 atau ke 10 kita cek," sambung dr. Mustopa.

"Kalau nanti nilai kadar asam uratnya turun, ya sudah kita stop pemberian obatnya. Nanti kalau masih tinggi, ya kita kasih lagi untuk pengobatan berikutnya." pungkasnya.

Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan dr. Mustopa Sp.PD. Seorang dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
berita viralTribunhealth.comAsam Uratpurinradang sendidr. Mustopa Sp.PDDokter Spesialis Penyakit Dalam
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved