lihat foto
TRIBUNHEALTH.COM - Radang amandel sering kali menyerang anak-anak dengan rentang usia 5-10 tahun.
Amandel adalah kelenjar getah bening, di dalam dunia kedokteran disebut dengan tonsil.
Tonsil merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh terutama pada anak-anak, karena anak-anak memiliki sistem imun yang belum sempurna.
Karena imunitas anak belum sempurna, anak-anak rentan terserang penyakit baik itu disebabkan karena virus ataupun bakteri.
Untuk gejala radang amandel baik pada anak-anak atau orang dewasa memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri saat menelan, batuk, pilek, terkadang disertai dengan demam.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Anak yang Sering Jajan Sembarangan Lebih Berisiko Mengalami Radang Amandel?
Ketika terjadi radang amandel, di area tonsil akan kemerahan, nyeri, bengkak, dan juga ditandai dengan gejala nyeri telan.
"Kalau secara umum baik anak maupun dewasa sama gejalanya. Cuma pada anak lebih sering diakibatkan karena minum es, makan makanan manis yang kurang sehat, itu jadi kambuh lagi amandelnya atau batuk pileknya," jelas dr. Aisya.
Dilansir TribunHealth dari laman YouTube Tribun Health, Dokter Spesialis Anak, Konselor Laktasi & MPASI, dr. Aisya Fikritama, Sp.A memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Baca juga: 5 Manfaat Makan Buah Naga Kaya Serat, Bagus untuk Pencernaan hingga Kelola Gula Darah
Operasi Amandel Apakah Pengaruhi Imunitas Anak?
Lebih lanjut terdapat pertanyaan yang diberikan kepada dr. Aisya, yaitu setelah melakukan operasi amandel pada anak, apakah hal ini dapat mempengaruhi imunitas anak atau anak sering sakit?
dr. Aisya menjelaskan, imunitas tubuh itu tidak hanya dipengaruhi atau dibentuk oleh kelenjar tonsil saja, meskipun tonsil merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh.
Akan tetapi, tubuh memiliki banyak kelenjar getah bening dan tidak hanya dibagian tenggorokan saja, ada di leher, dan juga di ketiak.
"Sebetulnya tidak terus di operasi terus gampang sakit, itu tidak ya."
"Indikasi operasi sebetulnya harus atas petunjuk dokter, jadi ada indikasinya misalnya tonsilnya sudah besar, itu kalau sudah parah ada yang namanya kissing tonsil."
"Saking besarnya tonsil itu sampai menyentuh satu sama lain, dan itu menutup jalan napas. Biasanya ini manifestasinya pada anak bisa sampai sleep apnea, anaknya kalau tidur ngorok."
"Jika kondisi sudah seperti ini, perlu konsultasi ke dokter apakah sudah terjadi pembesaran tonsil atau radang amandel tadi," jelas dr. Aisya.
Baca juga: 4 Protein Terbaik untuk Turunkan Kolesterol Jahat, Cocok Dikonsumsi Penderita Kolesterol Tinggi
Jika gejala dari radang amandel sudah mengganggu kehidupan sehari-hari anak, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi radang amandel.
Menurut dr. Aisya, setelah melakukan operasi amandel, justru anak tidak gampang sakit.
Artinya operasi radang amandel tidak akan membuat anak mudah sakit dan tidak menurunkan imunitas anak.
"Yang mungkin kemarin-kemarin minum es sama makan makanan manis langsung batuk dan pilek, tapi setelah di operasi akan lebih jarang batuk dan pilek," terang dr. Aisya.
"Misalnya kemarin radang harus diberikan obat-obatan tertentu, kalau memang penyebabnya virus bisa sembuh sendiri karena tergantung pertahanan tubuh melawan virus."
"Tapi kalau penyebabnya bakteri harus diberikan antibiotik oleh dokter anak."
"Kalau sudah diambil amandelnya, biasanya akan lebih cenderung lebih jarang kambuh, jadi justru akan lebih jarang sakit, secara umum seperti itu," lanjut dr. Aisya.
Baca juga: Camilan Ramah Diabetes dan Rendah Kalori, Kurang dari 200 Kalori
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak, Konselor Laktasi & MPASI, dr. Aisya Fikritama, Sp.A dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)
