TRIBUNHEALTH.COM - Makanan fermentasi adalah jenis makanan yang melibatkan proses fermentasi, di mana mikroorganisme seperti bakteri, ragi, atau kapang digunakan untuk menguraikan bahan makanan menjadi bentuk yang lebih sederhana.
Proses fermentasi dapat meningkatkan rasa, tekstur, dan nilai gizi makanan, sementara juga dapat meningkatkan daya tahan makanan dan menghasilkan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan.
Beberapa contoh makanan fermentasi termasuk:
1. Yogurt
Dibuat dari fermentasi susu dengan bakteri asam laktat.
Proses ini menghasilkan tekstur yang kental dan rasa asam yang khas.
2. Kimchi
Makanan tradisional Korea yang terbuat dari sayuran seperti lobak dan sawi yang difermentasi dengan campuran bumbu pedas.
Baca juga: Benarkah Nasi Beku Bagus untuk Penderita Diabetes?
3. Tempe
Produk kedelai yang difermentasi dengan ragi Rhizopus.
Tempeh merupakan sumber protein nabati yang baik.
4. Miso
Pasta kental yang dibuat dari fermentasi kedelai, gandum, atau beras dengan ragi Aspergillus dan bakteri asam laktat.
Miso umumnya digunakan dalam masakan Jepang.
5. Kombucha
Minuman teh yang difermentasi dengan menggunakan koloni bakteri dan ragi.
Kombucha sering dikonsumsi karena dianggap memiliki manfaat kesehatan.
6. Sauerkraut
Makanan tradisional Jerman yang terbuat dari kubis yang difermentasi dengan garam.
Hasilnya adalah sayuran yang tajam dan asam.
Baca juga: VIRAL Perselingkuhan Pramugari dan Pilot, Elmer Syaherman Kepergok 6 Kali, Akankah Dipecat Citilink?
7. Acar
Sayuran yang direndam dalam larutan cuka dan garam untuk fermentasi.
Acar biasanya memiliki rasa asam dan segar.
Proses fermentasi memiliki sejumlah manfaat, termasuk meningkatkan daya simpan makanan, meningkatkan bioavailabilitas nutrien, dan membentuk senyawa bioaktif seperti probiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan.
Selain itu, makanan fermentasi sering kali memiliki rasa yang unik dan kompleks karena reaksi kimia yang terlibat dalam proses fermentasi.
Di Amerika, saat ini sayuran yang difermentasi dan minuman kombucha tengah menjadi tren makanan sehat.
Kombucha adalah minuman teh berbusa hasil fermentasi yang sudah dikenal lama di China.
Tren ini juga didukung oleh manfaatnya berdasarkan hasil riset.
Minggu lalu peneliti dari Cambridge University melaporkan, rutin konsumsi produk susu rendah lemak hasil fermentasi, seperti yoghurt, fromage frais, dan cottage cheese, dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 25 persen selama kurun waktu lebih dari 11 tahun.
Baca juga: TIPS Pilih dan Makan Pisang bagi Penderita Diabetes Agar Kadar Gula Darah Tak Naik
Fromage frais adalah keju segar yang lembut terbuat dari susu dan beberapa menggunakan unpasteurized cream. Meski lunak, rasa fromage frais sangat tajam.
Sedangkan blue cheese adalah adalah keju berwarna biru akibat pertumbuhan bakteri dan jamur di dalamnya.
Blue cheese dibuat dari susu domba dan difermentasi bakteri Penicilium roqueforti.
Dalam proses fermentasi, mikroba mengonsumsi makanan terlebih dulu daripada manusia.
Bakteri kemudian mengurai gula, pati, dan menyebabkan nutrisi lebih mudah diserap tubuh.
Adanya proses ini bisa dilihat dari banyaknya ragi yang ditemukan pada makanan fermentasi.
Beberapa bakteri fermentasi melepaskan asam laktat dan pengawet alami, yang menyebabkan lingkungan pencernaan menjadi asam.
Kondisi asam ini memicu pertumbuhan bakteri baik.
Baca juga: Perut Buncit Sering Bikin Tak Percaya Diri, Benarkah Jadi Tanda Obesitas?
Selain itu makanan fermentasi juga menjadi suplemen probiotik alami yang bekerja efektif di tubuh.
Peran bakteri dalam saluran pencernaan mendapat banyak perhatian.
Peran ini menyebabkan konsumsi fermentasi yang kaya bakteri baik menjadi sangat dikenal dunia.
“Sekitar 70-80 persen faktor penentu daya tahan tubuh ada dalam pencernaan. Makanan fermentasi merangsang pertumbuhan bakteri yang menentukan imunitas tubuh. Sehingga makanan fermentasi sangat bermanfaat bagi yang mengalami batuk dan merasa kedinginan. Makana kaya probiotik ini juga mengontrol gejala seperti gangguan usus besar dan kembung,” kata Alison Clark dari British Dietetic Association.
Hal senada dikatakan penulis tentang pangan, Michael Pollan, yang mendukung makanan fermentasi.
Pollan mengatakan, jumlah bakteri dalam tubuh manusia lebih banyak dibanding sel.
“Banyak ahli kesehatan menganggap bakteri adalah musuh. Padahal 99,9 tidak merugikan dan menguntungkan manusia,” kata Pollan.
Pollan dan Clark merekomendasikan variasi makanan fermentasi lainnya seperti zaitun, daging, dan keju.
Makanan tersebut dapat merangsang imunitas, melawan alergi, dan membantu menurunkan berat badan karena membantu perut terus merasa kenyang.
Namun dari asupan tersebut sebaiknya dipilih yang mengandung banyak bakteri lactobacillus.
Baca juga: Syarat CPNS 2024 bagi Lulusan Cumlaude hingga Penyandang Disabilitas, Persiapkan Mulai Sekarang
Lactobacillus melepaskan asam laktat pada proses fermentasi, yang memberi banyak manfaat pada tubuh.
Riset yang dipublikasikan dalam Critical Reviews in Microbiology pada 2011 mengatakan, asam laktat bisa meningkatkan sistem imun, mencegah diare, maag, dan mengurangi alergi.
Klik di sini untuk dapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com)
Baca berita lainnya di sini.