Breaking News:

Trend dan Viral

VIRAL Video Perawat RS Gaza Salahkan Hamas: Kejanggalan Mulai Terkuak, Hanya Propaganda Israel

Berikut ini sederet kejanggalan di balik video perawat RS Al Shifa yang salahkan Hamas, rupanya hanya propaganda

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Photo by Mohammed ABED / AFP
ILUSTRASI - Petugas medis Palestina merawat bayi prematur yang dievakuasi dari rumah sakit Al Shifa ke rumah sakit Emirates di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 19 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. Seorang pejabat tinggi kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan seluruh 31 bayi prematur di rumah sakit Al-Shifa telah dievakuasi pada 19 November dari fasilitas yang digambarkan WHO sebagai zona kematian. 

TRIBUNHEALTH.COM - Sebuah video propaganda militer Israel beredar di media sosial.

Video itu menarasikan kondisi RS Al Shifa Gaza yang memprihatinkan, dengan menuding Hamas sebagai biang keladi.

Dalam video yang beredar luas itu tampak seorang perawat menangis tersedu, meratapi pasien di tempat tersebut.

Perawat tersebut membuat pernyataan palsu dan menyudutkan pihak Hamas.

Sang pemeran menyebut Hamas telah mencuri morfin, serta mengambil bahan bakar yang dibutuhkan untuk operasional RS.

Namun baru-baru ini mulai terbongkar fakta bahwa rupanya propaganda itu hanya bohong semata.

Berikut ini alasan mengapa video Israel tentang RS Al Shifa adalah hoax.

Baca juga: Israel Klaim Temukan Terowongan di RS Al Shifa Gaza, Persembunyian Hamas Terbongkar?

Video viral setelah dibagikan Kemenlu Israel

Inilah sosok perawat palsu di RS Al Shifa Gaza yang menyudutkan Hamas
Inilah sosok perawat palsu di RS Al Shifa Gaza yang menyudutkan Hamas (Viral Medsos)

Dalam video tersebut tampak perawat yang gelisah dan mengaku Hamas telah menyerbu RS Al Shifa.

Menurutnya, Hamas telah mengambil alih RS Al Shifa dan digunakan untuk markas.

2 dari 4 halaman

Perawat gadungan tersebut juga membuat keterangan palsu bahwa Hamas telah mengambil semua bahan bakar dan pasokan medis yang dibutuhkan, termasuk morfin.

Diketahui, video perawat gadungan tersebut diviralkan oleh Kementerian Luar Negeri Israel.

Perawat itu mengklaim karena Hamas telah mencuri morfin, dia tidak dapat menggunakannya untuk seorang anak berusia lima tahun yang mengalami patah tulang.

Perawat tersebut tampak menangis dan menampilkan mimik tertekan.

Dia mendorong warga sipil meninggalkan rumah sakit karena adanya ancaman.

Suara bom juga terdengar dalam video tersebut.

Selain itu, berikut ini sederet kejanggalan lainnya.

Baca juga: Israel Seret Nama Indonesia, Tuding RS Indonesia Gaza Jadi Markas Hamas dan Simpan BBM untuk Perang

Tak dikenali perawat RS Al Shifa

Pasien dan pengungsi internal difoto di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 10 November 2023
Pasien dan pengungsi internal difoto di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 10 November 2023 (AFP)

Video tersebut di-retweet ribuan kali.

Namun tak sedikit warganet dunia yang mempertanyakan kebenaran video tersebut.

3 dari 4 halaman

Banyak warganet yang curiga tidak adanya staf di sekitarnya yang terlihat mengenali individu yang ditampilkan.

Hal itu menimbulkan keraguan akan identitas dan perannya.

Tidak mengherankan, tokoh media Marc Owen Jones kemudian mengungkapkan bahwa suara bom itu dibuat-buat, hanya efek suara belaka.

Robert Mackey, seorang jurnalis dari lembaga penelitian Forensic Architecture, bersama tiga anggota staf Doctors Without Borders yang bekerja di Rumah Sakit al-Shifa mengaku tidak ada satu pun yang mengenalinya.

Nada bicara bukan aksen Palestina

Petugas medis Palestina merawat bayi prematur yang dievakuasi dari rumah sakit Al Shifa ke rumah sakit Emirates di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 19 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. Seorang pejabat tinggi kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan seluruh 31 bayi prematur di rumah sakit Al-Shifa telah dievakuasi pada 19 November dari fasilitas yang digambarkan WHO sebagai zona kematian.
Petugas medis Palestina merawat bayi prematur yang dievakuasi dari rumah sakit Al Shifa ke rumah sakit Emirates di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 19 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. Seorang pejabat tinggi kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan seluruh 31 bayi prematur di rumah sakit Al-Shifa telah dievakuasi pada 19 November dari fasilitas yang digambarkan WHO sebagai zona kematian. (Photo by Mohammed ABED / AFP)

Sementara itu, para aktivis Palestina juga mencatat bahwa aksen wanita tersebut tidak sesuai dengan dialek Palestina.

Perawat itu berbicara dengan aksen non-Palestina.

Dialognya dianggap tampaknya sangat mirip dengan apa yang dikatakan militer Israel tentang Hamas yang mencuri semua bahan bakar dari rumah sakit.

Selain itu, penempatan logo Kementerian Kesehatan Palestina yang terkesan sangat ingin ditonjolkan merupakan upaya yang dibuat-buat untuk menyesatkan.

Perawat tersebut berusaha menciptakan 'jebakan' sebagai sumber intelijen terbuka.

4 dari 4 halaman

Dari semua itu yang menambah kecurigaan adalah efek suara bom yang terdengar di audio yang terlihat dibuat-buat.

Backsound ledakannya diketahui hanyalah hasil editan di mana news anchor di sana memastikan timnya sudah menyelidiki bahwa suara itu teramat mirip dengan sound ledakan yang sudah terjadi.

Ketika dipisah ada penggabungan dari video akting tersebut dengan sound bom seolah-olah memang sedang terjadi.

Kedua, video perawat panik itu juga terlihat terlalu 'murni' dan dinilai sangat rapi latar belakangnya.

Baca juga: Tak Hanya Gaza, Israel Juga Lakukan Agresi di Tepi Barat, Tembaki Wilayah Penduduk Palestina

Pakaian terlalu rapi, padahal mengaku tengah operasi balita

Lalu juga jika merujuk pengakuannya tengah mengoperasi balita, maka sarung tangannya juga seharusnya tidak sebersih di dalam video.

Selain itu, tampak mantel putihnya yang sangat bersih serta riasan wajahnya yang sempurna.

Jika memang benar, dia merupakan perawat, maka pakaiannya tidak akan terlihat rapi.

Pasalnya, kondisi RS Al Shifa sungguh mencekam kala itu karena menjadi target serangan.

Warna stetoskop berbeda

Wanita pemeran video itu tampak mengenakan sebuah stetoskop berwarna merah.

Padahal semua stetoskop di RS Al Shifa berwarna biru.

Artikel ini diolah dari TribunnewsMaker.com.

(TribunHealth.com, TribunnewsMaker.com/Dika Pradana)

Selanjutnya
Tags:
IsraelRS Al ShifaGazaPalestinapropagandabayi Labneh Hashweh Mujaddara Makdous Maftoul
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved