Breaking News:

Mitos tentang Pemutihan Gigi, Apakah Hasilnya Permanen dan Tak Bisa Berubah Warna Lagi?

Ini sederet mitos seputar pemutihan gigi, termasuk anggapan bahwa tindakan ini dapat merusak gigi

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
freepik.com
ilustrasi gigi putih 

TRIBUNHEALTH.COM - Memiliki gigi putih merupakan idaman semua orang.

Selain faktor kesehatan, gigi yang putih dan bersih juga lebih estetik dan indah dipandang.

Ada banyak cara medis yang bisa dilakukan untuk memutihkan gigi.

Namun, masih ada sederet mitos seputar pemutihan gigi, termasuk anggapan bahwa tindakan ini dapat merusak gigi.

Beberapa orang juga beranggapan bahwa pemutihan gigi bisa bertahan permanen, tapi apakah benar?

Melansir Times of India, berikut ini sederet mitos seputar pemutihan gigi.

Baca juga: Risiko Serius Kebiasaan Merokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

Produk pemutihan gigi yang dijual bebas sama efektifnya dengan treatment dokter gigi

Menjaga kesehatan gigi dan mulut
Menjaga kesehatan gigi dan mulut (Tribunnews.com)

Salah satu mitos yang umum adalah bahwa produk pemutih yang dijual bebas sama efektifnya dengan perawatan profesional.

Kenyataannya, meskipun produk yang dijual menawarkan solusi yang mudah, pemutihan gigi profesional di klinik dokter gigi dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik dan tahan lama.

Pakar gigi menggunakan alat khusus dan bahan pemutih yang ampuh dan aman yang dapat menjangkau noda lebih dalam.

Baca juga: Jangan Simpan Sikat Gigi di Kamar Mandi, Bisa Terkontaminasi Partikel Tinja yang Mengandung Bakteri

2 dari 3 halaman

Merusak email gigi

Mitos bahwa pemutihan gigi bisa merusak email sudah lama dipercaya.

Faktanya, prosedur pemutihan gigi yang memiliki reputasi baik, baik di rumah atau secara profesional, dirancang agar aman digunakan.

Mereka menargetkan noda pada gigi Anda tanpa merusak enamel.

Semua noda bisa dibersihkan

Ilustrasi gigi putih
Ilustrasi gigi putih (Pixabay.com)

Untuk ini, bisa mitos atau fakta.

Yang pasti, ada noda yang mudah dibersihkan dan ada yang lebih membandel.

Noda permukaan akibat kopi atau anggur merah relatif lebih mudah dihilangkan.

Namun, noda intrinsik, yang tertanam di dalam gigi, seperti noda yang berasal dari antibiotik tetrasiklin atau genetika, bisa lebih membandel.

Memutihkan gigi tetap dapat membantu, namun mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mencapai tingkat keputihan yang diharapkan.

Baca juga: Tak Dianjurkan Sikat Gigi Lebih dari Tiga Kali Sehari, Dokter Gigi Sebut Dapat Mengikis Enamel Gigi

3 dari 3 halaman

Bersifat permanen

Sayangnya, hasil pemutihan gigi juga tidak bertahan selamanya.

Pola makan, gaya hidup, dan praktik kebersihan mulut Anda semuanya dapat memengaruhi berapa lama gigi putih bisa bertahan.

ilustrasi seseorang yang menyikqat gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut
ilustrasi seseorang yang menyikqat gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut (health.grid.id)

Bisa dilakukan semua orang

Pemutihan gigi mungkin tidak cocok untuk semua orang.

Orang dengan gigi sensitif, penyakit gusi, atau perawatan gigi restoratif seperti mahkota gigi atau veneer mungkin bukan kandidat yang ideal.

Untuk itu, penting untuk konsultasi dengan dokter gigi sebelum melakukan tindakan.

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comViralBleaching GigiWarna gigipemutihan gigiMitos Cromboloni Dhawank Delvi Syakirah
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved