TRIBUNHEALTH.COM - Telur merupakan salah satu makanan dengan profil nutrisi yang lengkap dan bisa didapat dengan harga terjangkau.
Di balik manfaatnya yang tak bisa dipandang sebelah mata, telur tetap memiliki kolesterol.
Hal ini memicu perdebatan mengenai keamanan mengonsumsi telur setiap hari.
Pasalnya kolesterol dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, sebagaimana dilansir Express.co.uk.
Saat ini banyak badan kesehatan menyatakan bahwa tujuh butir telur dalam seminggu dianggap “aman” bagi kebanyakan orang.
Sementara itu, Departemen Kesehatan di Inggris tidak memberi panduan resmi mengenai berapa batas aman telur yang bisa dikonsumsi.
Baca juga: 6 Makanan Ini Punya Protein yang Tak Kalah dari Telur, Termasuk Tahu
Dokter ingatkan bahaya kebanyakan telur

Namun, seorang dokter telah memperingatkan potensi risiko akibat makan terlalu banyak telur.
Berbicara di acara Doctor Oz di AS, Dr Michael Rozien - kepala petugas kesehatan di Klinik Cleveland - menjelaskan bagaimana kuning telur mengandung zat yang disebut kolin dalam jumlah tinggi.
“Jadi kuning telur mempunyai nutrisi yang baik,” katanya kepada Dr Mehmet Oz.
“Mereka memiliki semua protein yang Anda butuhkan, semua asam amino yang Anda butuhkan, semuanya luar biasa."
“Kami mengkhawatirkan mereka karena zat kuning ini, yaitu kolesterol."
“Tapi kami khawatir karena alasan yang salah. Apa yang sebenarnya mereka miliki adalah banyak kolin ini."
“Sekarang terdapat seratus kali lebih banyak kolin dibandingkan dalam secangkir kangkung favorit Anda, tetapi kolin sangat penting."
“Ini penting untuk kesehatan otak dan metabolisme. Jadi pertanyaan besarnya adalah, apakah ini berbahaya?”
Baca juga: 5 Camilan yang Bisa Dikonsumsi saat Turunkan Berat Badan, Termasuk Telur Rebus dan Kacang Jenis Ini
Dampak kelebihan kolin

Ia menjelaskan bagaimana kelebihan kolin dapat menyebabkan peradangan pada tubuh.
“Di Klinik Cleveland, Stan Hazen dan Wilson Tang melakukan beberapa penelitian bagus yang menunjukkan bahwa hal itu mengubah bakteri di dalam diri Anda menghasilkan TMA," kata Dr Rozien.
“Dan TMA itu masuk ke hati Anda yang menyebabkan peradangan pada arteri di otak dan ginjal Anda."
“Jadi sedikit kolin sangatlah penting tetapi kolin dalam kuning telur mungkin terlalu banyak.”
Dr Oz menambahkan bahwa kolin dapat meningkatkan risiko pembekuan darah yang berbahaya dan masalah terkait.
“Itu [TMA] berubah menjadi sesuatu yang bisa menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, yang bisa berujung pada pembentukan plak,” ujarnya kepada pemirsa.
“Itu bisa mempersempit arteri.”
Baca juga: Olahan Telur Sehat Ala dr. Zaidul Akbar dan Rasakan Khasiatnya untuk Kesehatan Tubuh
Berapa banyak telur yang bisa dimakan?
Jika Anda berisiko mengalami masalah jantung, stroke, atau pembekuan darah, Dr Rozien menyarankan bahwa makan lebih dari satu butir telur dalam seminggu mungkin terlalu banyak.
Namun bagi kebanyaan orang normal, makan satu butir telur sehari tidak menjadi masalah.
“Pertama-tama, kamu harus makan paling banyak satu kuning telur sehari.
“Sekarang, American Heart Association mengatakan, jika Anda ingin [memakan telur], satu kuning telur atau dua putih telur sehari, tapi menurut saya sebaiknya satu kali seminggu jika Anda mau.”
Batasan konsumsi telur menurut berbagai Lembaga kesehatan

The Heart Foundation di Selandia Baru menyatakan bahwa orang yang “meningkatkan risiko penyakit jantung” boleh makan hingga enam butir telur per minggu.
Dan Mayo Clinic di AS mengatakan bahwa “kebanyakan orang sehat” dapat makan hingga tujuh butir telur dalam seminggu tanpa mempengaruhi kesehatan jantung mereka.
Sedangkan di Inggris, baik NHS maupun Departemen Kesehatan tidak menetapkan batasan berapa banyak telur yang boleh Anda makan.
Satu butir telur besar mengandung sekitar 140mg kolin.
Menurut National Institutes of Health (NIH) di AS, pria harus mengonsumsi sekitar 550mg kolin sehari, sedangkan wanita harus mengonsumsi 425mg.
NIH memperingatkan: “Terlalu banyak kolin dapat menyebabkan bau badan amis, muntah-muntah, keringat berlebih dan air liur, tekanan darah rendah, dan kerusakan hati.
“Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa jumlah kolin yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.”
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)