TRIBUNHEALTH.COM - Saat ini ponsel atau smartphone lebih dari sekadar alat komunikasi.
Dengan smartphone, seseorang bisa menikmati hiburan lewat berbagai cara.
Mulai dari menonton film, mendengarkan musik, atau bahkan bermain sosial media.
Sayangnya, penggunaan smartphone yang terlalu berlebihan dikaitkan dengan berbagai dampak negatif.
Kebanyakan main HP bisa membuat sulit tidur, stres, perlaku agresif, dan sederet gejala psikologis lain.
Selain itu, banyak main HP juga bisa menyebabkan masalah fisik seperti mati rasa, trigger finger, dan sakit kepala.
Melansir kanal kesehatan Sanook.com, berikut ini dampak bermain HP terlalu lama.
1. Mengganggu tidur

Cahaya dari layar ponsel atau tablet yang terang dapat mempengaruhi sekresi hormon "melatonin" yang membantu mengatur tidur.
Pasalnya, pelepasan hormon tersebut sangat bergantung pada cahaya.
Oleh karena itu, bermain ponsel sebelum tidur juga memengaruhi tidur Anda.
2. Stres
Ketika menggunakan telepon seharian, kita akan selalu terpapar notifikasi dari berbagai saluran, termasuk WA, email, dan media sosial setiap saat.
Padahal paparan notifikasi dan informasi yang terlalu banyak dapat menimbulkan stres tanpa disadari.
Baca juga: Stres Dapat Berdampak Negatif pada Kesuburan Wanita, Libido Menurun dan Lebih Sulit Hamil
3. Kerusakan pada retina
Cahaya biru dari layar ponsel pintar dapat merusak retina sehingga menyebabkan degenerasi makula.
Formula yang digunakan untuk menjaga kesehatan mata adalah 20-20-20.
Artinya, cukup menatap layar selama 20 menit saja, kemudian mengistirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat sesuatu yang berjarak 20 kaki.
Cara ini bermanfaat untuk menghilangkan rasa lelah akibat menggunakan mata.

4. Sakit leher
Saat melakukan chatting, seseorang cenderung menekuk lehernya sekitar 60 derajat, yang merupakan posisi yang tidak tepat.
Hal ini bisa menyebabkan sakit leher jika terlalu lama membungkuk.
5. Perilaku agresif
Orang yang kecanduan menggunakan ponsel dan tidak menggunakannya pada saat yang diinginkannya sering kali menjadi kesal dan agresif karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.
Hal seperti ini umum ditemukan pada anak-anak yang kecanduan bermain game di smartphone.
Baca juga: VIRAL Kakek Ini Cuma Punya Ponsel Jadul di Era Smartphone, Kini Terpaksa Dijual untuk Beli Beras
6. Terganggu
Menggunakan ponsel cerdas untuk terhubung ke media sosial mengakibatkan terganggunya perhatian.
Alih-alih fokus menyelesaikan satu hal, kita justru khawatir dengan berbagai suara notifikasi.
Kita menjadi lebih sering mengecek notifikasi yang masuk sampai kehilangan konsentrasi terhadap hal yang sedang dikerjakan.

7. Mati rasa dan kesemutan
Terlalu banyak main HP bisa memicu mati rasa atau kesemutan pada lengan bawah dan tangan.
Pasalnya kebanyakan orang memegang smartphone dengan lengan ditekuk pada sudut sempit lebih dari 90 derajat.
Jika terlalu lama dan tidak diperbaiki, ini dapat menyebabkan kelemahan otot.
Baca juga: Selain Benjolan, Berikut Ini 7 Gejala Kanker Payudara: Perubahan Bentuk Puting hingga Kesemutan
8. Trigger finger
Terlalu lama menggunakan satu jari untuk mengetik pesan atau bermain game di ponsel menghasilkan gejala trigger finger.
Hal ini disebabkan oleh peradangan pada tendon dan selubung tendon yang digunakan untuk menekuk pergelangan tangan di pangkal jari.
Akibatnya muncur rasa nyeri dan bengkak.
Hal ini paling sering terjadi pada ibu jari yang lebih sering digunakan dibandingkan jari lainnya.

9. Depresi dan kecemasan
Orang yang menggunakan ponselnya hingga kecanduan sering kali menderita gejala depresi atau kecemasan.
Pasalnya orang cenderung menunggu atau mengharapkan panggilan telepon atau menanggapi berbagai pesan.
Ketika lupa membawa HP, orang juga bisa merasa cemas.
Baca juga: Mengenal Anxiety Disorder, Gangguan Mental yang Membuat Penderitanya Merasakan Kecemasan
10. Sakit kepala
Menggunakan smartphone dalam waktu lama Akan memaparkan kita terhadap radiasi.
Radiasi ini mempengaruhi sistem saraf dan menimbulkan efek samping.
Artinya, sakit kepala, nyeri migrain, atau pada beberapa kasus, mungkin timbul gejala yang lebih parah.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)