TRIBUNHEALTH.COM - Nasib malang dialami oleh seorang sopir taksi online.
Sopir taksi online di Deliserdang meninggal bersimbah darah lantaran jadi korban perampokan saids.
Peristiwa perampokan dan kekerasan itu terjadi pada Senin (9/8/2023) malam.
Melansir Tribunnewsmaker.com, lokasi perampokan berada di Jalan Telaga Dingin, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deliserdang.
Diketahui, korban merupakan pria berinisial RL, seorang warga kabupaten Langkat, dikutip dari Tribun-Medan.com (9/4/2023).
Baca juga: Cek Info BMKG Prakiraan Hujan Bulan September 2023 dan Akhir Kemarau Bulan Apa?
Kasus perampokan ini dikonfirmasi oleh Kapolsek Sunggal, Kompol Candra Yudha.
Menurut Candra, kini pelaku perampokan sudah berhasil diamankan pihak kepolisian.
"Iya tadi malam, pelaku sudah kita amankan," kata Candra.
Akibat dari luka tikaman yang cukup parah dialami oleh RL, nyawa korban harus melayang.
"Korbannya meninggal dunia, nanti kita sampaikan kronologisnya," sebutnya.
Kronologi Peristiwa Perampokan
Mengutip Tribun-Medan.com, mulanya korban akan menjemput pelaku di kawasan Kota Medan dengan tujuan Sei Mencrim.
Korban RL sebagai pengemudi taksi online seperti biasa, ia akan mengantarkan penumpang sampai tujuan.
Nahasnya, penumpang yang diantar ternyata berniat jahat kepada sang sopir.
Ketika berada di tengah perjalanan, korban langsung ditikam oleh penumpangnya sendiri.
Baca juga: 5 Putra Mbah Suratmi Lumpuh, Hidup Sebagai Orangtua Tunggal dan Sempat Tanyakan Takdir
Bahkan, pelaku pembunuhan nekat membuang korban di kawasan Jalan telaga Dingin, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal.
Ketika dibuang, kondisi korban masih dalam keadaan bernyawa, bahkan sempat ditemukan warga dan dibawa ke rumah sakit.
Namun, ketika di tengah jalan, korban yang merupakan sopir taksi online tersebut menghembuskan napas terakhirnya.
Beruntung, polisi berhasil memburu pelaku perampokan dengan cepat.
Saat ditangkap, perampokan terlibat kecelakaan menabrak sebuah becak di kawasan Jalan Medan-Binjai.
SISWA SMA di Aceh Dibully Kakak Kelas & Guru, Badan Korban Jatuh Kepala Ditendang hingga Pendarahan
Seorang siwa SMA di Banda Aceh mengalami perundungan dari teman-teman satu sekolahnya sendiri.
Siswa asal SMA berinisial P (16) tersebut sampai mengalami luka memar hingga pendarahan di bagian kepala.
Korban pengeroyokan, P diduga dirundung kakak kelasnya yang masih satu sekolah dengannya.
Dikutip dari Serambinews.com (1/9/2023) kini orangtua P, Purnama Hadi telah melaporkan aksi pengeroyokan tersebut ke Polresta Banda Aceh.
Baca juga: Perlu Hati-hati, TBC Ditularkan Melalui Droplet atau Percik Renik, Ini Kata Dokter
“Kita sudah laporkan ke polisi terkait pemukulan dan bullying yang dilakukan siswa di sana,” kata Purnama.
Menurut orangtua korban, kasus pengeroyokan ini dimulai pada 20 Juli 2023 sekitar pukul 22.00 WIB.
Saat itu, kejadian bermula ketika kakak kelas korban mengumpulkan adik kelasnya setelah pengajian.
Kemudian korban disuruh berdiri, lalu dihajar sekujur tubuhnta oleh kakak kelasnya.
Korban P tidak berdaya melawan kakak kelasnya hingga akhirnya korban terjatuh di lantai.
Seperti tanpa ampun, pelaku tetap menendang kepala korban meskipun terjatuh di lantai.
Dengan hati yang hancur, orang tua korban memperlihatkan hasil rontgen tubuh korban.
Pada hasil rontgen tubuh korban terlihat luka memar yang cukup parah.
"Anak saya sudah jatuh ke lantai masih dipukuli dan ditendang juga,” ucapnya.
Awalnya ayah korban melaporkan kasus ini ke pihak sekolahan sang anak.
Namun, sepertinya pihak sekolah tak cepat menindaklanjuti peristiwa tersebut.
Pada akhirnya orangtua korban melaporkannya ke kantor polisi.
Setelah korban P sembuh dan boleh pulang dan kembali ke sekolah, masih saja terjadi perundungan.
Tak hanya murid, perundungan juga dilakukan oleh sang guru terhadap korban P.
Baca juga: Pernikahan Bak Sultan di Tasikmalaya, Pengantin Turun dari Mobil Mewah, Rombongan Memakai Rubicon
“Waktu masuk sekolah lagi (setelah ke luar dari rumah sakit), masih juga diperlakukan seperti itu."
"Bahkan ada guru yang ikut bullying anak saya,” kata Purnama.
Kini orangtua korban benar-benar sudah tak beri ampunan kepada pihak yang melakukan perundungan ke sang anak.
“Kami berharap aparat penegak hukum bisa bertindak."
"Kami tidak ingin siswa-siswa lainnya di sana juga menjadi korban yang sama, seperti anak saya,” ujarnya.
Meski akhirnya ditangani kepolisian, orangtua korban sebenarnya sudah memberi kesempatan untuk keluarga pelaku.
Namun sampai batas waktu, keluarga pelaku juga tak menunjukkan itikad baiknya.
(TribunnewsMaker.com/Candra) (TribunHealth.com)