TRIBUNHEALTH.COM - Raeni adalah sosok mahasiswa yang sempat viral pada 2014 silam.
Kala itu, dia merupakan lulusan terbaik Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Namun yang menjadi sorotan adalah kedatangannya ke tempat wisuda, yang di antar pakai becak oleh sang ayah.
Sembilan tahun berlalu, kini terkuak kabar Raeni, ternyata ia baru saja lulus S3 dari University of Brimingharm, Inggris.
Hal itu terlihat dari akun Instagramnya @raeni_raeni yang diunggah pada 23 Juli 2023 lalu.
Baca juga: 5 Menu Sarapan untuk Cegah Lonjakan Gula Darah, Ternyata Penderita Diabetes Tetap Butuh Lemak Sehat

Dalam foto itu, Raeni mengunggah ia memakai baju kebaya dengan toga merah dengan garis hijau.
Wisuda itu pun dihadiri oleh orang terdekat dari Reina.
Sebelumnya, Raeni merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unnes.
Ia merupakan wisudawan terbaik pada upacara wisuda periode kedua 2014 Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Dirinya saat itu berangkat menuju ke tempat wisuda, Auditorium Unnes, Selasa, menumpang becak yang digenjot Mugiyono, ayahandanya.
Tanpa memperlihatkan rasa canggung, anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Mugiyono dan Sujamah itu naik becak mulai dari tempat indekosnya, sekitar kampus Unnes, menuju lokasi wisuda.
Baca juga: Tips Menurunkan Berat Badan, Pakar Sarankan Atur Sarapan, Makan Siang, dan Makan Malam Seperti Ini
Dapat Beasiswa S2 dan S3

Dilansir dari sejumlah sumber, Raeni awalnya mendapat beasiswa LPDP untuk melanjutkan S2 ke University of Birmingharm, Inggris.
Kemudian setelah lulus dari University of Birmingharm tahun 2016, ia bekerja sebagai dosen di almamaternya, Unnes sebagai dosen Pendidikan Ekonomi konsentrasi Pendidikan Akuntansi.
Selain sibuk menjadi dosen, Raeni juga sibuk mengisi kegiatan seminar.
Ia sering kali mengisi topik tentang era kemajuan teknologi, kolaborasi dengan orang tua, pentingnya belajar bahasa global, beasiswa-beasiswa hingga ekonomi syariah.
Kemudian pada Oktober 2018, gadis asal Kendal ini lolos dan mulai study S3 di University of Birmingharm melalui jalur beasiswa.
Anak Tukang Parkir Lulus S3 dari Eropa, Dulu Tinggal di Kontrakan 2x3 Meter, Kini Jadi Doktor

Lahir dari keluarga sederhana tak membuat Choirul Anam berpangku tangan.
Kisah inspiratifnya tengah menjadi perbincangan di media sosial.
Pasalnya dia berhasil meraih gelar doktor dari luar negeri di usia yang terbilang masih muda.
Padahal, dirinya lahir dari keluarga sederhana.
Bahkan ayah Choirul Anam sempat menjadi tukang parkir selama 5 tahun dan tinggal di kontrakan 2x3 meter.
Dilansir TribunHealth.com dari TribunTrends.com, berikut ini fakta-faktanya.
Baca juga: Makan Ubi Jalar Bagus untuk Menurunkan Berat Badan, Kaya Serat dan Antioksidan
Lulus S3 dari Ceko
Choirul Anam lulus S3 dari Charles University di Praha, Ceko dalam waktu 3 tahun 4 bulan.
Choirul Anam diwisuda S3 pada Februari 2023 lalu.
Tak lama setelah lulus, ia mendapat tawaran melakukan penelitian di Eropa tentang penggunaan dana desa.
Penelitian tersebut merupakan kolaborasi riset dari Arizona State University USA dan St. Andrews University, Scotlandia.
Tawaran ini tentu saja merupakan sesuatu yang membanggakan lantaran kedua kampus tersebut termasuk dalam sekolah bergengsi.
Adapun risetnya tentang Dana Desa di Eropa mendorongnya menjadi salah satu peneliti Dana Desa terbaik yang dimiliki Indonesia.
Disertasi yang berhasil membawanya mendapat gelar PhD di kampus tertua di Eropa Tengah ini, mendapat pujian banyak Professor di Eropa.
Prof Frantisek Ochrana sebagai senior Professor di Faculty of Social Science mengatakan bahwa Anam merupakan salah satu mahasiswa terbaiknya yang menyelesaikan berbagai tantangan dalam studi PhD-nya.
Baca juga: Profesi Haji Ciut, Gelar Pernikahan Anak 14 Hari 14 Malam, Hiburan Rhoma Irama hingga Iwan Fals
Sedang supervisornya, Prof. Michal Placek bahkan memberi pujian yang tinggi karena dedikasi Anam dalam meneliti dan memberikan kontribusi untuk Indonesia sangat besar.
Bahkan kelulusannya dalam waktu sangat cepat mendapat pujian dari Prof. Arnold Vesely sebagai suatu yang "extremely unusual" mengingat tidak mudah dapat lulus dengan sangat cepat di kampus yang kompetitif di Eropa.
Apalagi jika dilihat dari latar belakangnya, Anam bukanlah lahir dari keluarga kaya raya.
Ayah tukang parkir, tinggal di kontrakan 2x3 meter

Bahkan Ayahnya pernah menjadi juru parkir di parkiran Universitas Jayabaya Jakarta tahun 1986-1987 dan di Bekasi tahun 1987-1990.
Selama 5 tahun menjadi juru parkir, Alm. Moch Sahlun ayahnya kala itu hanya mampu menempati rumah kontrakan dengan ukuran 2x3 meter bersama Anam kecil dan keluarganya.
Kala itu, listrik hanya hidup 11 jam dari jam 6 malam dan akan mati jam 5 pagi.
"Hal yang paling saya ingat adalah kalau ingin mendengarkan radio harus bangun jam 4 pagi karena jam 5 listrik sudah mati. Kami juga tinggal di kontrakan berlima bersama paman dan bibi," kata Anam dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/8/2023).
Baca juga: Dr. dr. Rini Savitri Paparkan Penyebab dan Gejala TBC pada Anak yang Wajib Diketahui
Namun meski dia waktu kecil hidup di dalam kesulitan, tetapi tidak mematahkan semangat juangnya untuk berkuliah tinggi.
Bahkan Anam dapat menyelesaikan studi S1 Akuntansi dan Studi S2 MPKP Fak Ekonomi Universitas Indonesia (UI).
Prestasi yang diraihnya ini tentu tidak didapat dengan mudah karena melalui berbagai usaha dan kerja keras yang luar biasa.
Tak heran jika Anam juga pernah menjabat sebagai Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia 2020-2021.
"Kuncinya adalah pantang menyerah dan yakin bahwa setiap usaha baik dan maksimal akan mendapat hasil yang baik dan maksimal pula," kata Anam.
*Diolah dari TribunTrends.com
(TribunHealth.com)