TRIBUNHEALTH.COM - Detik-detik Kapolres Dairi Sumatra Utara (Sumut) yang diduga aniaya anak buah viral di media sosial.
Buntut kejadian ini, kedua korban harus menjalani perawatan intensif di RSUD Sidikalang.
Dirinya meminta maaf atas tindakannya tersebut kepada anak buahnya.
Namun dirinya mengatakan tindakan terhadap Bripka David Sitompul dan Bripka Hendrik Simatupang adalah bentuk pendisiplinan.
Dilansir TribunHealth.com dari Tribunnews.com, berikut ini fakta-faktanya.
Baca juga: Kecewa Dianggap Korupsi, Mantan Kades Purworejo Bongkar Jalan dan Infrastruktur yang Pernah Dibangun
Tindakan pendisiplinan
Kapolres Dairi, AKBP Reinhard Habonaran Nainggolan mengatakan, kejadian itu bermula saat dirinya memanggil petugas piket melalui Handy Talky (HT).
Namun, saat ia melakukan panggilan, tidak ada personel yang bertugas saat itu menjawab.
Pemanggilan itu dilakukan setelah ia mengetahui ada anggota bernama Bripka AT tidak melaksanakan piket.
"Terkait kejadian semalam, yang mana 04.00 WIB, saya cek personil tidak di tempat, yang mana atas nama Bripka AT yang tidak melaksanakan tugas."
"Kemudian saya mengecek, dan seharusnya tugas itu bukan cuma saya, tapi rekan-rekan saya semuanya," ungkapnya.
Setelah itu, Reinhard melakukan panggilan kepada personel lain yang saat itu bertugas.
Namun, saat melakukan panggilan melalui HT, tidak ada personel yang menjawab panggilannya.
"Setelah berkumpul semuanya, saya sampaikan saya panggil kalian 03.00 WIB (HT)."
"Namun, enggak ada yang jawab, jam 04.00 WIB, saya panggil lagi enggak ada yang jawab," terangnya.
Kapolres Dairi itu kemudian melakukan apel pergantian petugas pikat dan membariskan para personel yang tidak ia panggil melalui HT.
Menurutnya, apa yang dilakukan kepada kedua anak buahnya adalah bentuk pendisiplinan.
"Saya apelkan mereka, lalu saya tanya kenapa tidak ada yang menjawab. Jangan sampai terjadi seperti yang kemarin."
"Jam 04.00 WIB saya bunyikan lonceng, ternyata satu orang hilang, kalau yang hilang tersebut kemana-mana, gimana?"
"Siapa yang mau tanggung jawab, makanya saya mengambil tindakan disiplin," bebernya.
Baca juga: Warga Kendal Kecewa Jalan Cor Cuma Setebal 5 cm, Baru Dibangun tapi Sudah Mulai Retak, Ini Faktanya
Mengaku tak memukul badan
Selain itu, dirinya mengatakan tidak melakukan pemukulan badan.
"Tindakan disiplin saya tidak ada hubungan ke badan, ada gak di sini yang menyaksikan?"
"Ada gak saya memukul di bagian badan? Jujur jujur aja kita," tanya Reinhard kepada anggotanya.
"Siap, tidak ada komandan," terangnya.
Begitu juga tentang dugaan penganiayaan di ruang Propam.
Ia mengatakan dirinya berbicara baik-baik kepada personelnya untuk tidak melawan perintah.
"Katanya di ruangan Provost dipukuli, enggak ada. Saya bilang sama dia, kalau kau sudah melanggar perintah saya, internal saya," paparnya.
Baca juga: Tips Menurunkan Berat Badan, Pakar Sarankan Atur Sarapan, Makan Siang, dan Makan Malam Seperti Ini
Minta maaf dan tanggung jawab
Meski membantah, pada akhirnya Reinhard meminta maaf kepada publik.
"Saya meminta maaf atas kejadian tersebut dan berjanji tidak akan mengulangi kembali," ujarnya, Rabu (30/8/2023).
Setelah insiden tersebut, dirinya mengikuti zoom meeting yang dipimpin oleh Kapolda Sumatra Utara (Sumut), Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi.
Ia baru mengetahui tentang kondisi kedua personelnya setelah selesai mengikuti zoom meeting.
Atas kejadian itu, Reinhard merasa bertanggungjawab dan telah mengunjungi dua personel tersebut.
"Untuk itu saya merasa bertanggungjawab dan sebagai bentuk permohonan maafnya, saya juga telah mengunjungi kedua personel ke RSUD Sidikalang," ungkapnya.
Baca juga: Skripsi Tak Jadi Syarat Kelulusan Mahasiswa, Bisa Diganti dengan Tugas Lain Sesuai Kebijakan Kaprodi
Diperiksa Propam
Atas kejadian tersebut, Kapolres Dairi diperiksa Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian (Bid Propam) Polda Sumut.
"Diperiksa Kapolresnya, sedang didalami Kapolresnya (di Propam Polda Sumut)."
"Baru Kapolres aja (saksi lain belum ada)," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, Senin, dikutip dari Kompas.com.
(TribunHealth.com)