Breaking News:

Trend dan Viral

Sakit Hati dengan Ucapan Pedas, Kuli Bangunan Tega Hilangkan Nyawa Dosen UIN Solo

Seorang kuli bangunan tega membunuh dosen UIN Solo lantaran merasa sakit hati atas ucapan pedas.

Penulis: putri.pramestia | Editor: putri.pramestia
TribunJatim
Kuli bunuh bu dosen UIN Solo gegara sakit hati sama ucapannya 

TRIBUNHEALTH.COM - Kejam, seorang pria yang bekerja sebagai kuli bangunan ini tega membunuh dosen UIN Solo, Wahyu Dian Silviani (34).

Pelaku (23) kini terancam huuman mati lantaran melakukan pembunuhan berencana.

Melansir TribunJatim.com, ternyata kuli bangunan tersebut merasa sakit hari atas ucapan pedas dari ibu dosen UIN Solo.

Baca juga: Dihujat Murah, Harga Souverir Ngunduh Mantu Denny Caknan & Bella Bonita Terungkap

Dwi Feriyanto pun membunuh bu dosen UIN Solo lalu tutupi jasad korban pakai kasur.

Mengutip TribunJatim yang dilansir dari TribunJateng, Dwi Feriyanto yang bekerja sebagai kuli ini bekerja merawat rumah korban di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.

Sakit hati dijadikan alasan dan menjadi motif pelaku tega menghabisi nyawa bu dosen UIN Solo, Wahyu Dian Silviani.

Rasa sakit hati tersebut bermula saat korban meninjau rumah miliknya yang sedang dibangun oleh pelaku dan tiga orang temannya.

"Pelaku sedang memasang batu bata di rumah tinggal korban tersebut, pelaku D bersama rekan kerjanya tiga orang," terang Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, pada Jumat (25/8/2023).

Baca juga: Terus Berbenah, FKG Unhas Terapkan Inovasi Ini untuk Proses Pembelajaran Semester Awal 2023/2024

"Dan saat itu, korban meninjau rumah miliknya yang sedang dibangun oleh pelaku," tambahnya.

Korban melakukan pengecekan terhadap pekerjaan yang dilakukan pelaku dan teman-temannya.

2 dari 4 halaman

Saat mengecek, korban mengucapkan kata-kata yang membuat korban sakit hati, sekitar pukul 08.30 WIB.

"Tukang kok amatiran," setidaknya itu kata-kata yang diucapkan korban yang masih diingat pelaku.

Kata-kata bu dosen UIN Solo itu pun membuat pelaku merasa sakit hati.

Pelaku menilai, dirinya sudah bekerja dengan baik.

Kemudian pelaku merasa dongkol dan ingin melampiaskan dendamnya tersebut dengan cara menghabisi nyawa korban pada malam harinya.

Baca juga: Larangan Menggunakan Sound System saat Karnaval, Kepala Desa Brongkal di Malang: Banyak Mudharatnya

"Pelaku sempat tidak berani untuk menghabisi korban," terangnya.

"Selang dua hari, tepatnya Rabu (23/8/2023) malam, pelaku sudah berniat untuk menghabisi nyawa korban," imbuhnya.

Pelaku lalu mengambil pisau yang ia bawa dari rumah.

Kemudian pelaku memakai sarung tangan medis serta menggunakan buff untuk menutupi wajah pelaku.

Lalu di malam itulah, pelaku beraksi membunuh bu dosen.

3 dari 4 halaman

Setelah membunuh bu dosen, pelaku menutupi korban dengan kasur.

Kepada wartawan, pelaku mengaku, dirinya memang sengaja menutupi jenazah korban dengan kasur.

Hal ini agar dia tidak terlihat dari depan rumah.

Baca juga: VIRAL Sosok Pengantin di Ponorogo Hadiahkan Honda Brio, Sumber Uang Terungkap

Apalagi posisi pembunuhan korban ini dilakukan di ruang tengah rumah tersebut.

"Tujuan ditutup kasur biar tidak kelihatan dari depan," kata D, saat konferensi Pers Polres Sukoharjo, Jumat (25/8/2023).

Selain itu saat melakukan pembunuhan ini, dia menggunakan pisau yang sudah dia bawa dari luar.

Proses evakuasi jenazah seorang perempuan berinisal W (34) di sebuah rumah di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (24/8/2023).
Proses evakuasi jenazah seorang perempuan berinisal W (34) di sebuah rumah di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (24/8/2023). (Istimewa)

"Pisau ini dibawa dari lokasi proyek bangunan sebelumnya," kata Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit.

Setelah melakukan aksinya membunuh korban, pelaku kemudian mebuang pisau tersebut ke sungai di kawasan Blimbing, Gatak, Sukoharjo.

Selain itu dia juga membakar baju korban untuk menghilangkan barang bukti.

Pembakaran baju korban dilakukan di sekitar TKP.

Baca juga: Jangan Salah, Infeksi Telinga, Hidung dan Tenggorok bisa Dialami Semua Usia

4 dari 4 halaman

Polisi pun melakukan penggeledahan rumah di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jumat (25/8/2023).

Penggeledahan ini dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Sukoharjo, AKP Teguh Prasetyo.

Mereka melakukan penggeledahan pukul 14.50 WIB.

AKBP Sigit mengatakan, pihaknya dapat mengungkap kasus ini setelah mencari beberapa petunjuk.

Dari petunjuk yang didapat mengarah ke pelaku Dwi Feriyanto.

"Setelah tadi pagi dini hari kita cek dan ricek semuanya, ternyata bukan temen dekat, bukan pacar, dan bukan yang istilahnya kenal nomor HP, enggak," kata dia, Jumat (25/8/2023).

"Ternyata, setelah selidiki, yaitu yang diduga (pelaku) kerja dengan korban juga, membangun, memperbaiki rumah korban," tambahnya.

"Korban mengatakan, hasil kerjanya (pelaku) jelek, juga dikatain tolol," kata AKBP Sigit, Jumat (25/8/2023).

Baca juga: Pesan dr. Binsar: Masturbasi Wanita Harus dalam Kondisi Bersih, Dampaknya Persoalan Psikis

Berdasarkan kata inilah, pelaku lantas tak terima dan merencanakan untuk menghabisi korban.

Akibat perbuatannya, pelaku terancam pasal Pasal 340 KUH Pidana atau Pasal 338 KUH Pidana atau Pasal 339 KUH Pidana atau Pasal 365 ayat (3) KUH Pidana dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati.

Korban merupakan dosen berprestasi yang kini telah lolos dalam program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ke luar negeri.

Pada Jumat (25/8/2023), korban wawancara LPDP ke luar negeri karena sudah lolos beasiswa dengan nilai International English Language Testing System (IELTS) tertinggi.

Pihak UIN Raden Mas Said Surakarta pun merasa kehilangan.

Mereka membenarkan jika jasad seorang perempuan yang ditemukan tak bernyawa pada Kamis (24/8/2023), merupakan dosennya.

Korban yang bernama Wahyu Dian Silviani ini merupakan dosen di Program Studi Ilmu Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).

Kampus mengaku kehilangan atas kematian dosen berprestasi tersebut.

Dekan FEBI UIN RM Said Surakarta, Rahmawan Arifin mengungkapkan, korban merupakan dosen berprestasi yang kini telah lolos dalam program beasiswa LPDP ke luar negeri.

"Iya, korban betul Dosen Program Studi Ilmu Lingkungan, namun demikian beliau mengabdi di FEBI."

"Pihak kampus mendapat informasi sekira pukul 13.30 WIB."

"Pihak Rektorat kali pertama mengetahui, kemudian diteruskan ke FEBI, apakah betul itu Bu Wahyu Dian Silviani," ucapnya saat dikonfirmasi.

Lalu sekitar pukul 14.00 WIB, pihak kampus langsung datang menuju tempat ditemukannya korban.

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comberita viralviral di media sosialViralkuli bangunandosenUIN SoloUIN Surakarta Cromboloni Dhawank Delvi Syakirah
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved