TRIBUNHEALTH.COM - Pemerintah Desa Brongkal, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang memberikan larangan kegiatan karnaval menggunakan sound system.
Desa Brongkal, gelar acara karnaval untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia, Senin (21/8/2023).
Melansir SuryaMalang.com, Kepala Desa Brongkal, Wiwik Rohati mengatakan, tema yang diusung pada karnaval tahun ini ialah Perjuangan dan Kebudayaan.
Baca juga: VIRAL Sosok Pengantin di Ponorogo Hadiahkan Honda Brio, Sumber Uang Terungkap
Kegiatan karnaval diikuti warga masyarakat Brongkal. Baik dari kalangan pelajar, hingga masyarakat umum.
"Peserta karnaval dari lembaga, umum, semua sekolah. Total sekitar 30 peserta," ujar Wiwik ketika ditemui dalam perayaan karnaval di Desa Brongkal.
Ia menegaskan, peserta yang mengikuti karnaval akan dinilai yang sesuai dengan tema yang diusung. Baik dari segi kostum hingga keserasian, dan jumlah peserta.
Namun, pada karnaval kali ini, ia menegaskan tidak memperbolehkan gelaran sound system. Sebagaimana layaknya gelaran karnaval di desa lainnya.
"Kalau di sini saya tidak memperbolehkan sound system karena lebih banyak mudharatnya," tegas Wiwik.
Menurutnya, karnaval yang harus ditampilkan adalah dari segi visual. Sedangkan sound system hanya bisa didengar saja.
Baca juga: Benarkah Amandel Disebabkan Terlalu Banyak Minum Es? Ini Kata dr. Tan Wirayudha Sp.THT
"Kalau sound-sound-an apa yang dilihat? Kan cuma denger saja," tambahnya.
Namun, ia tidak menampik ada beberapa peserta yang menampilkan sound system. Hanya saja, sound system yang dibawa masih dalam taraf normal dan bukan dari menyewa di tempat penyewaan sound system.
"Ini sound-sound lokal saja. Kalau menyewa sound system juga kasian masyarakat, harganya mahal," paparnya.
Meskipun menampilkan peserta menampilkan sound system, Wiwik akan menilai kreativitas peserta berdasarkan tema yang diusung.

"Sound system tidak masuk penilaian, mereka cuma meramaikan," tambahnya.
Terpisah, Fatimah, salah seorang penonton, mengaku terhibur dengan adanya karnaval kali ini.
Baca juga: BMKG Beri Informasi Perkiraan Musim Hujan di Indonesia: Puncak Kemarau Agustus-September
Ia juga menyuarakan ketidaksetujuannya dengan adanya sound system. Menurutnya, hal tersebut mengganggu kenyamanan.
"Nggak cocok karena mengganggu kenyamanan masyarakat," terang Fatimah saat ditemui di kediamannya.
Menurutnya, sound system seringkali berdampak pada rumah warga.
"Kemarin di desa mana itu, ada yang sampai rumahnya roboh. Lebih baik karnaval seperti ini saja," tutupnya.
(TribunHealth.com)