TRIBUNHEALTH.COM - Apakah sobat sehat percaya dengan mitos perubahan iklim dan suhu dapat memengaruhu gairah seksual?
Meski ada sebagian sobat sehat yang tidak percaya, namun adapula sebagian lagi yang percaya akan mitos ini.
Beberapa sobat sehat ternyata meyakini jika perubahn iklim membuat gairah seksual menurun.
Lalu benarkah hal ini? Bagaimana pandangan dokter mengenai hal ini?
Terkait hal ini, dr. Binsar yang merupakan seorang Medical Sexologist mengatakan jika suhu dan iklim sebenarnya tidak memengaruhi gairah seksual.
Baca juga: Ada 17 Gratifikasi yang Boleh Diterima ASN dan Pejabat, KPK Jelaskan Aturannya
Menurutnya, hal ini hanyalah berita mitos di luaran sana.
"Jadi kalau saya katakan bahwa yang namanya suhu dan iklim lingkungan itu tidak berpengaruh untuk yang namanya gairah seksual," kata Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS .
Pasalnya hanya satu hal yang berpengaruh pada gairah seksual, yaitu kadar hormon di dalam tubuh.
Apabila kadar hormon di dalam tubuh bagus maka akan berpengaruh pada kebugaran tubuh alhasil sobat sehat akan memiliki gairah seksual yang bagus.
Namun sobat sehat juga harus tahu jika suhu dan iklim lingkungan tidak berpengaruh langsung terhadap gairah seksual.
Mungkin saja suhu dan iklim lingkungan berpengaruh pada situasi rasa nyaman, misalnya saat udara dingin.
Baca juga: Kejaksaan RI Buka 7.846 Formasi CPNS 2023, Ketahui Jurusan yang Dibutuhkan hingga Persyaratannya
"Tapi kembali kalau dia sudah tidak bugar lagi, libidonya hilang ya selesai, mau ngapain lagi," jelas Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Tubuh yang tidak bugar dan libido yang hilang akan memengaruhi kehidupan seksual seseorang.
Artinya, seseorang menjadi tidak bersemangat lagi dalam aktivitas seksual.
Tentu saja hal ini membuat pasangan menjadi tidak puas dalam berhubungan intim.
BERITA LAIN >>> Usia 45 Tahun Hormon Testosteron Mulai Turun, Padahal Memiliki Peranan Penting: Kebugaran & Seksual
Gairah seksual seorang pria akan berubah seiring bertambahnya usia.
Pasalnya hormon, kesehatan, dan urusan kehidupan bisa memengaruhi libido sobat sehat.
dr. Binsar mengungkapkan jika pada usia 45 tahun seorang pria sudah mulai mengalami penurunan kadar hormon testosteron.
Dokter mengingatkan para pria agar berhati-hati apabila memiliki komorbid (penyakit penyerta).
Kondisi ini akan memengaruhi kadar hormon testosteron di dalam tubuh.
Baca juga: TIPS Mencegah Anemia Pada Anak, Salah Satunya Beri Suplementasi Zat Besi
"Komorbidnya apa, diabetes pasti, hipertensi.
Pasti komorbid yang membutuhkan kerja atau hormon testosteron.
Kenapa testosteron sangat menurun pada pria-pria komorbid atau penderita penyakit tertentu?
Sebab hormon testosteron itu menahan.
Dia hormon anabolik atau hormon pembangun.
Jadi ini pembangun mengatur semua kerja tubuh.
Nah, sehingga akhirnya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh penyakit demi penyakit itu tidak terjadi secara luas, ditahan oleh testosteron," jelas dr. Binsar.
Perlu dipahami jika akibat dari penurunan kadar hormon testosteron dan kondisi kesehatannya tidak dijaga maka kadar hormonnya akan semakin turun dengan cepat.
Baca juga: BAHAYA Anak yang Menderita Anemia, Berisiko Alami Stunting hingga Menurunnya Kecerdasan
dr. Binsar menegaskan jika seorang pria berusia 45 tahun mulai mengalami penurunan kadar hormon testosteron.
"Semakin menua, apalagi lanjut usia 65 tahun keatas.
Lalu, pertanyaannya usia 65 tahun berapa kadar hormon testosteron total?
Normal itu sekitar 600 an, 600-650 an, itu normal," ujar Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Lalu, kenapa kadar hormon testosteron begitu penting bagi pria?
Kita harus tahu jika hormon testosteron terbagi dua, yaitu testosteron total dan free testosteron.
Baca juga: HEBOH Mahasiswi Kristen Dapat Nilai A di Mata Kuliah Al-Islam, Pihak Muhammadiyah Beri Tanggapan
Testoteron total berhubungan erat dengan kebugaran tubuh.
Sementara yang berguna untuk seksual bukanlah testosteron total, namun free testosteron atau testosteron bebas.
Oleh karena itu, kadar hormon testosteron bebas harus lebih tingi daripada testosteron total atau sekitar 800.
"Cuman, kendala kita di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, pemeriksaan testosteron yang bebas mahal, sekitar 1,8.
Yang punya fasilitasnya itu lab yang cukup terkenal di negara ini, itu yang punya.
Tetapi belum merata sehingga masih agak mahal," tambah Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dilansir oleh Tribunhealth.com dari laman YouTube Warta Kota Production program Edukasi Seksual edisi 29 Desember 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya di sini.