TRIBUNHEALTH.COM - Prediabetes merupakan kondisi tepat sebelum seseorang dikategorikan sebagai diabetes.
Seseorang perlu memperhatikan kesehatannya ketika didiagnosis prediabetes.
Pasalnya diabetes dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan seseorang, bahkan memicu beragam komplikasi.
Salah satu pertanyaan besar terkait prediabetes adalah berapa lama kondisi ini berubah menjadi diabetes?
Terkait hal ini, Rahul Baxi, Konsultan Ahli Diabetes, Rumah Sakit Bombay memberi penjelasan dalam sebuah tweet.
Dia menyebut prediabetes adalah kondisi ketika kadar glukosa tidak memenuhi kriteria diabetes, tetapi juga lebih tinggi dari normal.
Baca juga: Penyakit Diabetes Bisa Sebabkan Penyakit Jantung, Penderita Tak Boleh Makan Enak Lagi?
Kriteria prediabetes termasuk:
1. IFG - Glukosa Puasa Terganggu - FPG 100-125 mg persen
2. IGT (75 gm OGTT) - Toleransi Glukosa Terganggu - 2 jam PG 140-199 mg persen
3. HbA1C - 5,7-6,4 persen
"Pradiabetes sering kali tidak menunjukkan gejala, yang berarti seseorang mungkin tidak memperhatikan gejala apa pun," jelas Dr. Saibal Chakravorty, Konsultan Senior - Penyakit Dalam, Rumah Sakit Metro & Institut Jantung, Noida.
"Faktor risiko seperti obesitas, gaya hidup kurang gerak, kurangnya aktivitas fisik yang cukup, dan konsumsi berbagai karbohidrat, dan lemak, dalam jumlah berlebih, menyebabkan prediabetes."
"Penanda tertentu dalam tubuh, seperti Acanthosis nigricans, bersama dengan berbagai indikator lainnya, dapat membantu mengidentifikasi individu dengan latar belakang genetik atau riwayat keluarga prediabetes."
"Berbagai aspek ini membantu dalam menentukan apakah seorang pasien berisiko mengalami prediabetes,” tandasnya.
Kapan prediabetes menjadi diabetes?
Tidak ada patokan kapan prediabetes bisa berkembang menjadi diabetes.
Namun, sejumlah faktor seperti obesitas atau peningkatan berat badan, gaya hidup kurang gerak, kurang aktivitas fisik, dan asupan lemak dan karbohidrat dalam jumlah berlebih, berkontribusi pada transisi yang lebih cepat, kata Dr Chakravorty.
Bisa Sembuh dengan Pengaturan Pola Makan
Orang yang telah didiagnosis menderita prediabetes, sangat penting untuk mulai menjaga pola makan.
Pasalnya tubuh sudah rentan terhadap diabetes dan penyakitnya berkembang pesat.
Pada kasus diabetes atau prediabetes tubuh mengalami kesulitan dalam menurunkan lonjakan gula darah setelah makan.
Oleh karena itu Anda perlu mengawasi asupan karbohidrat untuk mengelola lonjakan gula darah.
Sertakan lebih banyak makanan kaya serat seperti kacang-kacangan, daging tanpa lemak, biji-bijian, dan buah-buahan dan sayuran musiman sehingga Anda tetap kenyang untuk waktu yang lebih lama.
Baca juga: 5 Kondisi Mata yang Jadi Tanda Komplikasi Diabetes, Termasuk Penglihatan Kabur dan Mata Merah
Langkah ini dapat mengurangi keinginan makan sebelum waktunya dan tidak sehat.
Anda juga harus mengetahui indeks glikemik makanan.
Indeks glikemik atau GI makanan digunakan untuk menentukan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi gula darah Anda.
Secara umum diyakini bahwa makanan dengan GI tinggi mempengaruhi peningkatan gula darah dan sebaliknya.
Apa saja yang bisa dimakan?
Selalu perhatikan ukuran porsi.
Makanlah dalam porsi kecil secara berkala, bukan satu porsi besar sekaligus.
Ini menghilangkan waktu makan dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk menangani kadar gula.
Jangan menghilangkan karbohidrat sepenuhnya dari diet karena mereka sangat penting dalam memberi energi.
Alih-alih itu makan porsi yang lebih kecil dari makanan yang memberi energi ini.
Selain itu, seseorang harus memasukkan banyak air sebelum dan sesudah makan dan juga sepanjang hari.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Beberkan Dua Makanan yang Dapat Meningkatkan Fungsi Otak, Apa Saja?
Pentingnya olahraga
Diet dan olahraga berjalan beriringan.
Anda tidak akan pernah bisa mendapatkan manfaat penuh dari salah satu dari mereka tanpa menggabungkan yang lain.
Organisasi kesehatan telah menyarankan bahwa orang dewasa harus mendapatkan setidaknya 150 hingga 300 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu atau 75 hingga 150 menit aktivitas aerobik intensitas kuat per minggu atau kombinasi setara aktivitas aerobik intensitas sedang dan kuat setiap minggu.
Jangan memaksakan diri untuk berolahraga berat.
Kegiatan berdampak rendah seperti berjalan, jogging, dan bahkan menari juga dapat membantu mencegah timbulnya diabetes.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)