Breaking News:

Trend dan Viral

VIRAL Anak Gadis di Surabaya Jual Rempeyek di Pinggir Jalan sambil Merangkak, Pemkot beri Perhatian

Tengah viralvideo seorang anak gadis yang berjualan rempeyek sambil merangkak. Jualannya pun ia kalungkan pada lehernya.

Penulis: Putri Pramestia | Editor: Putri Pramestia
jatim.tribunnews.com
Anak gadis di surabaya jualan rempeyek sambil berjalan merangkak 

TRIBUNHEALTH.COM - Malangnya nasib gadis 17 tahun di Surabaya.

Sosok gadis itu jualan rempeyek sambil merangkak.

Gadis itu pernah ditolak masuk SMA negeri lantaran persoalan KTP.

Sebuah video yang merekam anak menjual rempeyek sambil merangkak tengah viral di media sosial.

Belakangan ini diketahui bahwa gadis dalam video itu merupakan warga Surabaya, melansir TribunJatim.com.

Anak gadis itu diketahui bernama Cybtya Afrianti Amala. Ia berusia 17 tahun dan diketahui sebagai warga Kendangsari, Gang 7 Sekolahan, Surabaya.

Anak gadis di surabaya jualan rempeyek sambil berjalan merangkak
Anak gadis di surabaya jualan rempeyek sambil berjalan merangkak (jatim.tribunnews.com)

Baca juga: Cara Masinis dan Asisten Selamatkan Penumpang KA Brantas Sebelum Menabrak Truk di Semarang Terungkap

Pada rekaman video yang beredar, Cyntya terlihat berjalan merangkak di pinggir jalan raya dan berjualan rempeyek yang dikalungkan di leher.

"Sedih banget liat anak itu jual peyek, nyeret badannya, kakinya sampe lecet berdarah," tulis narasi dalam video yang diunggah akun Tiktok @kisahharuhariini dikutip Tribun Jatim Network, Kamis (20/7/2023).

Mengetahui hal ini, Pemkot Surabaya member perhatian yang serius.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Erna Purnawati dan Keapla Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), M Fikser mendatangi rumah Cyntya, Rabu (19/7/2023).

2 dari 4 halaman

Mewakili Wali Kota Surabaya, Eri cahyadi, mereka menyerahkan sejumlah paket bantuan, termasuk juga intervensi kepada keluarga Cyntya.

Camat Tenggilis Mejoyo Surabaya, Wawan Windarto menyampaikan, ibu dan ayah Cyntya, Sumiyati dan Andi Siswoto belum ada satu tahun menjadi warga Surabaya.

Baca juga: Mahfud MD Digugat Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Minta Ganti Rugi Sebesar 5 Triliun

Kendati demikian, mereka tetap medapat intervensi bantuan dari pemkot Surabaya.

Ia mengatakan bahwa pemkot sebelumnya telah memberikan sejumlah intervensi kepada keluarga Cyntya.

Salah satu intervensi tersebut berupa bantuan tebus ijazah SMP Cyntya.

"Bantuan tebus ijazah SMP Cyntya kita ajukan ke Baznas Surabaya pada November 2022. Saat kita ajukan itu, KK Cyntya masih ikut budenya di Kendangsari Surabaya," kata Wawan.

Tak cuma pembebasan ijazah, tetapi juga intervensi pembebasan iuran BPJS Kesehatan hingga pemberian kursi roda.

"Untuk bantuan kuris roda, kita ajukan lewat Baznas Surabaya pada Maret 2023 untuk suami Bu Sumiyati," katanya

Sumiyati juga pernah ditawari Lurah Kendangsari ikut bekerja di padat karya dan modal usaha berupa rombong. "Dulu pernah ditawari, tapi ibunya (Sumiyati) tidak mau," tandasnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informnatika (Diskominfo) Surabaya, M. Fikser mengatakan, Pemkot Surabaya konsisten emmberikan intervensi bantuan sosial kepada warganya. Dalam pemberian interventi itu ada beberapa kriteria warga yang mendapatkan prioritas.

Baca juga: Sering Pusing hingga Dada Sesak, Pria Ini Syok Ternyata Diracuni Teman Sekantor Karena Cemburu

3 dari 4 halaman

Pemkot Surabaya memprioritaskan untuk warga miskin yang tercatat KTP sebelum tahun 2021.

"Jadi yang baru menjadi warga KTP Surabaya ssetelah 2021 sementara tidak dibantu dulu," kata Fikser.

Hal tersebut disampaikan dalam surat pernyataan bersedia untuk sementara tidak menerima bantuan dari Pemkot Surabaya. Hal yang sama juga berlaku pada Cyntya Afrianti yang ternyata baru pindah KTP Surabaya di tahun 2022.

"Jadi kita memiliki regulasi seperti itu. Karena juga kekuatan APBD Surabaya kan terbatas, kita prioritas dulu warga miskin KTP Surabaya yang sudah lama," katanya.

Meskipun demikian, Wali Kota Surabaya tetap menginstruksikan jajarannya untuk membetikan bantuan kepada keluarga Cyntya , warga jalan Kendangsari Surabaya. Di antaranya, emmastikan kondisi ekonomi yang terpenuhi.

Menurutnya, dalam regulasi pindah KK atay KTP Surabaya, phak pengampu juga memiliki tanggung jawab memastikan kondisi keluarga yang ditampungnya maupun ekonominya.

"Ini tanggung jawab yang besar," katanya

Baca juga: Pola Hidup hingga Pola Tidur yang Buruk Dapat Sebabkan Gangguan Ereksi, Begini Ulasan dr. Binsar

Di sisi lain, Cyntya Afrianti bercerita bahwa rekaman video yang viral di medsos itu dipotret sekitar bulan Mater 2023 lalu di kawasan RSUD dr. Soetomo, Surabaya. Video tersebut direkam oeh orang yang mengaku dari komunitas sosial.

"Video itu sudah lama," kata Cyntya saat ditemui di rumahnya.

Menurutnya, komunitas ity menawarkan Cyntya untuk membantu keluarganya dengan cara memviralkan Cyntya melalui media sosial, sehingga bisa mendapatkan bantuan.

4 dari 4 halaman

Awalnya ditawari, katanya biar banyak orang yang donasi, bantu," ujar Cyntya yang memiliki keterbatasan pada kedua kakinya ini.

Sumiyati mengakui tak mengetahui hal itu. "Diberitahu tetangga, saya dan Cyntya sampai sekarang tidak berani melihat videonya, sampai segitunya, nangis saya," katanya.

Menurutnya, pekerjaan tersebut tidak lagi dilakukan. Sebaliknya, mereka telah membuat produksi pakaian.

"Memang kalau hari Raya Idul Fitri, puasa, saya bikin peyek. Awalnya jualan di Rumah Sakit Nginden, karena Cyntya terapi di RSUD Dr. Sotomo, akhirnya coba-coba jualan di sana. tapi kalau sekarang, saya ikut kerja cabut benang di konveksi," katanya

Sumiyati dan suaminya, Andi Siswanto (49) sudah 12 tahun tinggal di Surabaya.

Baca juga: Tak Hanya TB paru, dr. Hendra Wardhana, Sp.A Jelaskan Jenis-jenis TB Lain yang Dapat Menyerang Anak

Ia bersama suami dan kedua anaknya memilih tinggal indekos di dekat rumah saudaranya yang berada di kawasan Kendangsari Surabaya.

Walaupun sudah lama tinggal di Kota urabaya, Sumiyati enggan pindah KK Surabaya.

"Karena memang tidak punya rumah, i Saurabaya ini saya ngekos. Makanya, saya bingung," katanya

Ketika Cyntya ingin masuk SMA Negeri, ia dimasukkan KK kerabatnya yang beralamat di Jalan Kendangsari Gang Lebar No 120B, Surabaya, pada Agustus 2022. Sementara Sumiyati bersama suami dan anak nomor tiga, administrasi kependudukannya masih berstatus warga Mojokerto.

"Karena belum satu tahun masuk KK Surabaya, Cyntya tidak diterima SMA Negeri. Akhirnya itu ditawari sama Pak Lurah sekolah PKBM paket C (Januari 2023), tapi Cyntya menolak, tidak mau bersekolah. Kalau sekarang Cyntya sudah mau sekolah kejar Paket C," katanya.

Seiring berjalannya waktu, Sumiyati pun ingin pindah KTP dan KK Surabaya. Inisiatif tersebut muncul lantaran melihat kondisi suaminya yang sakit dan membutuhkan banyak biaya pengobatan.

Akhirnya Sumiyati memutuskan untuk pindah KK Surabaya dengan menumpang alamat saudaranya di Jalan Kendangsari Gang Lebar No. 120B. Setelah itu Cyntya pun lantas ditarik masuk ke dalam KK Sumiyati yang diterbitkan pada 26 Juni 2023.

"Pindah Surabaya biar kalau berobat tidak jauh-jauh ke Mojokerto. Kemudian juga pindah KK Surabaya biar Cyntya bisa masuk ke sekolah negeri. Karena di Surabaya ini apa-apa gratis," katanya.

(TribunJatim.com/TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comViralberita viralviral di media sosialvideo viralsurabayajualan Petis Cromboloni Dhawank Delvi Syakirah Taman Harmoni
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved