TRIBUNHEALTH.COM - Mbah Taryo (64) kaya mendadak setelah dapat ganti rugi Rp 19,5 M dari Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Betung-Jambi.
Uang ganti rugi tersebut langsung digunakan Mbah Taryo untuk membangun rumah mewah.
Diketahui proyek Jalan Tol Jambi-Betung kini sedang dalam tahap pengerjaan, dilansir dari laman Tribunjatim.com.
Tanah Mbah Taryo pun masuk dalam proyek tol yang sangat luas tersebut.
Masyarakat yang kehilangan aset tanah akibat pembantunan jalan tol ini memang mendapatkan ganti rugi dari pemerintah.
Untuk menggantikan aset tanah tersebut, pemerintaj memberikan ganti rugi sebesar 19 M kepada Mbah Taryo.
Melnasir dari Tribun Jambi, uang tersebut sebagian digunakan Mbah Taryo untuk membangun rumah mewah.

Baca juga: Cegah Batu Kantung Empedu dengan Konsumsi Makanan Sehat, Minum Air Putih dan Olahraga Teratur
Rumah dua lantai itu sedang dalam proses pembangunan dengan tampilan yang sangat mencolok.
Walaupun masih dalam proses pembangunan, bentuk rumah mewah milik Mbah Taryo sudah terlihat.
Maklum, rumah mewah itu berada di dekat kebun karet, semak dan tanah bekas lapangan.
Sejumlah tukang bangunan terlihat sedang mengerjakan tugasnya masing-masing untuk membangun rumah milik Mbah Taryo.
Ia membangun rumah tersebut dari uang ganti rugi untung pembangunan Jalan Tol Jambi-Betung, Sumatera Selatan.
Mbah Tarto ialah warga Desa Muara Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi yang tanahnya dilewati jalan tol.
Diketahui, jalan tol itu sejak bulan lalu sudah mulai dikerjakan.
Tanahnya seluas dua hektare lebih terkena proyek pembangunan jalan tol.
Tanah tersebut juga memiliki dua sertifikat.
Tanahnya berada di tepi ruas jalan lintas Jambi-Palembang.

Baca juga: Penyebab PCOS Belum Diketahui Secara Pasti, Namun Bisa Diturunkan Secara Genetik
Panjangnya dari tepi jalan arteri hingga ke dalam mencapai 483 meter.
Dari ratusan jiwa yang tanahnya terkena proyek jalan tol, ia menjadi orang penerima ganti rugi terbesar di Desa Muara Sebapo.
"Kalau uang ganti ruginya itu capai Rp19,5 miliar," ujar Mbah Taryo saat ditemui Tribun Jambi di rumah sementaranya, Selasa (11/7/2023).
Rumah tersebut berupa rumah papan sangat sederhana, tak jauh dari rumah yang sedang ia bangun.
Mbah Taryo juga menuturkan uang ganti rugi tersebut ia bagi-bagikan ke tiga anaknya, juga untuk membeli tanah.
Mengenai rumah besar barunya tersebut, kakek dua cucu ini mengatakan bahwa ia ingin rumahnya dijadikan tempat berkumpul keluarga dan warga sekitar.
"Umur manusia cuma sebentar," kata kakek yang mengenakan cincin batu merah delima di jari kirinya.
"Pangeran Diponegoro itu umurnya panjang karena ia bermanfaat, selalu dibicarakan," imbuhnya.
Mbah Taryo sendiri adalah pensiunan PNS di Dinas Perkebunan Kabupaten Batanghari.
Ia memiliki kebun karet, ayahnya dulu di zaman Belanda bekerja di perkebunan karet Belanda.
Baca juga: Cara Menghindari Risiko Keputihan Pada Wanita: Jangan Gunakan Celana Terlalu Ketat
Tahun 1960-an, Mbah Taryo tinggal di Desa Muara Sebapo.
Terkait pembangunan jalan tol, ia mengapresiasi proyek prioritas untuk menghubungkan daerah-daerah di Sumatera tersebut.
"Secara nurani ini untuk kepentingan negara, ya saya setuju saja."
"Apalagi saya ini pensiunan PNS, " kata Mbah Taryo yang kemarin ditemani anak bungsunya.
Di sisi lain, ada kisah menarik di tanah yang kini dibangun rumah mewah Mbah Taryo.
Lapangan dekat rumahnya dikenal oleh warga dengan nama Lapangan JK atau Lapangan Jusuf Kalla.
Penamaan tersebut lantaran saat menjadi Wakil Presiden, JK pernah ke sana pada tahun 2006.
"Ingat enggak dulu ada program penanaman karet satu juta hektare. Nah, dulu Pak JK nanamnya di sini, " kenangnya sembari menoleh ke belakang.
Ia menunjuk caping yang tergantung.
Pengakuannya tersebut caping ini dulu dipakai JK saat menanam karet di sana.
Masih jelas terbaca tulisan di caping tersebut.
Selain tertera tulisan tahun 2006, ada pula tulisan 'Tahun Kebangkitan Karet Rakyat Jambi'.
Baca juga: Cara Alami Mencerahkan Kulit dengan Mudah dan Efektif
Lalu di mana pohon karet yang dulu ditanam Jusuf Kalla?
"Ya ditebang. Itu posisinya di rumah baru, persisnya di ruangan yang akan jadi kamar utama," kata Mbah Taryo tertawa sembari menunjuk rumah mewahnya.
Diberitakan sebelumnya, Desa Muaro Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi, akan dilalui 11 KM jalan tol yang terbentang dari Desa Sungai Landai hingga Desa Sungai Bertam.
Pembagunan jalan tol di Desa Muaro Sebapo tersebut sudah mulai dilakukan sejak awal Juli 2023 Lalu.
Dimana terdapat 251 bidang tanah yang dibebaskan dari 140 KK di kawasan tersebut.
Menurut Sumirat, Kaur Perencanaan Desa Muaro Sebapo, alat berat untuk pembangunan jalan tol ini sudah mulai berdatangan sejak awal Juni 2023.
"Awalnya pembangunan ini akan mulia dilakukan setelah Pak Jokowi meletakan batu pertama."
"Tapi ternyata Presiden tidak jadi ke sini, namun pembangunan sudah langsung dikerjakan," ungkap Sumirat.
(TribunHealth.com/PP)