TRIBUNHEALTH.COM - Nasib baik masih berpihak kepada seorang wanita bernama Mutlu Kaya yang berhasil selamat setelah ditembak.
Dilansir dari Daily Mirror, Mutlu Kaya ditembak di kepalanya oleh seorang pria yang saat itu menjadi kekasihnya, Veysi Ercan.
Mutlu Kaya ditembak lantaran menolak lamaran kekasihnya tersebut.
Wanita malang inipun harus menghabiskan hampir dua bulan di ICU.
Baca juga: Bocah 2 Tahun Asal Korea Utara Dihukum Seumur Hidup, Kena Imbas Kesalahan Orang Tuanya
Bahkan keluarganya sampai tidur di tempat parkir rumah sakit agar bisa selalu berada di dekatnya.
Delapan tahun setelah kejadian, Kaya bahkan belum bisa menggunakan tangannya.
Kaya dibantu kursi roda untuk bergerak, meski perlahan mencoba berjalan lagi.
Peluru yang ditembakkan mantan kekasihnya tersebut ternyata bersarang di dalam otak Kaya secara permanen.
Dokter mengatakan, terlalu berisiko mengeluarkan peluru tersebut.

Diketahui, sebelumnya Mutlu Kaya beremu dengan Veysi Ercan ketika ia masih berusia 14 tahun, sementara Ercan berusia 20 tahunan.
Awalnya hubungan keduanya baik-baik saja.
Seiring berjalannya waktu, Mutlu Kaya tersadar jika Ercan bukanlah pria yang dia bayangkan dalam pikirannya.
Bahkan Ercan menjadi 'gila' setelah cintanya ditolak Mutlu Kaya.
Baca juga: Tak Semua Olahraga Baik untuk Penderita Hipertensi, Berikut Ini Pilihan yang Boleh dan Tidak
Kaya mengatakan ketika dia sedang syuting acara TV di Istanbul, Ercan mengikutinya dan mengancamnya.
Kaya mengatakan bahwa setelah dia mengikuti kontes menyanyi itu, Ercan menjadi semakin cemburu.
Hanya beberapa hari sebelum final, saat Kaya sedang berlatih, Ercan muncul di rumah saudara perempuan Kaya, Dilek, dengan membawa pistol.
Ercan lalu menembak Kaya melalui pintu kaca dan dia kemudian dibawa ke rumah sakit, lapor Sky News.
Karena penembakan tersebut, Ercan dihukum atas penembakan pada tahun 2016 dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara, meskipun ada keinginan dari Kaya agar Ercan mendapatkan hukuman seumur hidup.
Sekarang Mutlu Kaya mencoba untuk mengembalikan hidupnya lagi, dia tidak lagi menyanyikan lagu tradisional Turki.

Ia merekam lagu protes yang disebut Kebangkitan di mana dia mengungkapkan harapannya bahwa 'yang kejam akan membayar harganya suatu hari nanti'.
Kaya kini memiliki hampir dua juta pengikut di TikTok.
Di platform itu, Kaya memperjuangkan hukuman yang lebih keras dan agar kekerasan terhadap perempuan dianggap lebih serius di Turki.
Di media sosial, Kaya membagikan kehidupan sehari-harinya, mulai dari perawatan, nyanyian, dan momen keluarga.
Kaya juga menceritakan kisahnya dalam sebuah film dokumenter baru berjudul My Name Is Happy, karena 'mutlu' berarti 'bahagia' dalam bahasa Inggris.
Ia mengatakan bahwa meskipun dia suka menyanyi, berkampanye membantunya mengatasi penderitaan yang dialaminya.
Baca juga: Terungkap Pelaku Penyebar Video Mirip Rebecca Klopper, Pelaku Manfaatkan Video untuk Pemerasan
Dia menjelaskan:
"Di Turki, banyak orang memainkan tiga monyet: monyet tuli, monyet buta, dan monyet bisu."
"Saya ingin negara dan komunitas lain mendengar apa yang terjadi."
"Saya ingin semua orang mendengar suara saya - dan saya meminta mereka untuk juga menyuarakan suara mereka." (Tribunhealth.com/Tribunnews.com)