Breaking News:

Vaksin dan Covid-19 Dikaitkan dengan Kejadian Bell's Palsy, Sebabkan Lumpuh pada Satu Sisi Wajah?

Penelitian menemukan kejadian Bell's palsy lebih tinggi pada orang yang terinfeksi Covid-19, serta orang yang menerima vaksinasi

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
kompas.com
ilustrasi penyakit bells palsy 

TRIBUHNHEALTH.COM - Penelitian telah mengaitkan kejadian Bell's palsy dengan Covid-19 serta vaksin Covid-19.

Penelitian menemukan kejadian Bell's palsy lebih tinggi pada orang yang terinfeksi Covid-19, serta orang yang menerima vaksinasi.

Bell's palsy sendiri merupakan kondisi yang menyebabkan kelemahan mendadak pada otot di satu sisi wajah akibat disfungsi saraf kranial VII yang mengontrol ekspresi wajah.

Hal ini menyebabkan satu sisi wajah tampak jatuh atau terkulai.

Dalam kebanyakan kasus, gejala Bell's palsy membaik secara signifikan selama beberapa minggu hingga enam bulan.

Namun, kondisi ini juga bisa bertahan lebih lama bagi sebagian orang.

Baca juga: Bells Palsy Berhubungan dengan Saraf, Sebabkan Kelumpuhan Satu Sisi Wajah

Penyebab Bell's Palsy

Ilustrasi pasien bells palsy yang mengalami kelumpuhan sebagian wajah
Ilustrasi pasien bells palsy yang mengalami kelumpuhan sebagian wajah (Tribunnews.com)

Penyebab pasti gangguan saraf ini belum jelas.

Namun, Bell's palsy dapat dipicu oleh infeksi virus, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, atau infeksi pada saraf wajah.

Infeksi membuat saraf yang mengontrol otot-otot wajah menjadi bengkak.

2 dari 3 halaman

Dampaknya bisa ringan atau bahkan parah.

Baca juga: Tak Hanya Stroke, Kelumpuhan pada Wajah Bisa Terjadi Akibat Bells Palsy

Hubungan antara Bell's palsy, Covid-19, dan vaksin Covid-19

Studi dan laporan menemukan bahwa Bell's palsy juga terjadi pada orang setelah infeksi Covid atau setelah menerima vaksin Covid-19.

Namun, mereka tidak dapat menentukan apakah vaksin tersebut menyebabkan Bell's palsy ataupun seberapa banyak orang yang divaksinasi mengalami gangguan neurologis ini, dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi.

Warga menjalani vaksinasi Covid-19 di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Bunga Rampai 3, Jakarta Timur, Jumat (9/7/2021). Vaksinasi Covid-19 itu menggunakan mobil vaksin keliling yang belum lama diluncurkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Terdapat 16 mobil vaksin keliling yang beroperasi di Jakarta. Dengan mobil vaksin keliling, dapat mempercepat vaksinasi Covid-19 sehingga cepat mencapai herd immunity alias kekebalan komunitas.
Warga menjalani vaksinasi Covid-19 di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Bunga Rampai 3, Jakarta Timur, Jumat (9/7/2021). Vaksinasi Covid-19 itu menggunakan mobil vaksin keliling yang belum lama diluncurkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Terdapat 16 mobil vaksin keliling yang beroperasi di Jakarta. Dengan mobil vaksin keliling, dapat mempercepat vaksinasi Covid-19 sehingga cepat mencapai herd immunity alias kekebalan komunitas. (Tribunnews/Herudin)

Penelitian terbaru

Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Otolaryngology–Head & Neck Surgery menganalisis 50 penelitian untuk membandingkan kejadian Bell's palsy pada penerima vaksin Covid-19 dengan orang yang tidak divaksinasi atau mereka yang menerima plasebo.

Para peneliti menemukan insiden Bell's Palsy yang lebih tinggi di antara individu yang divaksinasi dibandingkan dengan mereka yang menerima plasebo dalam uji coba terkontrol secara acak.

Namun, para peneliti tidak menemukan hubungan antara peningkatan risiko Bell's palsy dan vaksin Covid-19 dalam studi observasi.

Baca juga: Masa Darurat Pandemi Berakhir, tapi Covid-19 Masih Tetap Ada, Gejalanya Mirip dengan Flu

​Risiko Bell's palsy lebih tinggi selama Covid​

Di tengah kekhawatiran seputar keamanan vaksin, para peneliti juga menemukan bahwa kejadian Bell's palsy lebih sering terjadi selama infeksi Covid-19 daripada setelah vaksinasi.

3 dari 3 halaman

Infeksi Covid-19 berkontribusi pada peningkatan risiko Bell's palsy yang signifikan sebesar 3,23 kali lipat dibandingkan dengan vaksin SARS-CoV-2, menurut penelitian tersebut.

ilustrasi bells palsy
ilustrasi bells palsy (kaltim.tribunnews.com)

Diperlukan lebih banyak penelitian

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memverifikasi hasil sejauh ini dan juga untuk menentukan kemungkinan alasan mengapa beberapa orang mengembangkan Bell's palsy setelah divaksinasi.

Namun, para peneliti juga menyarankan bahwa vaksin Covid-19 kemungkinan besar memainkan peran protektif dalam mencegah kondisi tersebut dengan mengurangi risiko terinfeksi Covid-19.

Jika Anda memiliki gejala Bell's palsy, penting untuk segera menemui dokter.

Dapatkan masker medis di sini

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comBells PalsyVaksin Covid-19VaksinCovid-19
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved