TRIBUNHEALTH.COM - Indikasi pasien yang memerlukan tindakan ablasi siapa saja?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Sunu Budhi Raharjo menyampaikan tanggapannya melalui tayangan YouTube Kompas.com.
"Kualitas hidup, ini indikasi pertama. Yang kedua, fibrilasi ventrikel atau ventrical tachycardia juga berisiko meninggal mendadak," kata dr. Sunu Budhi
Klik link berikut dan dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatab.
Baca juga: Dokter Spesialis Jantung: Untungnya Sebagian Besar Penyakit Aritmia Bisa Disembuhkan
"Maka, tujuan kedua adalah indikasinya jelas untuk memperpanjang usia. Itu dua hal yang penting dalam tatalaksana aritmia," lanjutnya
Seberapa besar keberhasilan ini untuk menormalkan kembali listrik-listrik jantung?
"Kalau denyut ekstra atau denyut cepat pada usia muda, Supraventrikular Takikardia atau PVC dan sebagainya itu 90 persen lebih tingkat keberhasilannya," ujarnya
"Bahkan pada jenis SVT ( Supraventrikular Takikardia) tertentu sampai 97 persen kita sudah operasi dadanya," pungkas dr. Sunu Budhi
Pada AF yang super kompleks berkisar 70 sampai 80 persen.
Baca juga: Apa Bahaya dari Aritmia Jantung? Berikut Ulasan dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP
Maka dari itu jika terdeteksi AF, lebih baik cepat untuk dilakukan suatu tindakan maka tingkat kesembuhannya lebih tinggi dibanding bila sudah terlalu lama.
Karena akan semakin membesar jantungnya, semakin banyak yang harus dimatikan, maka tingkat keberhasilan juga akan menurun.
"Kalau gangguan irama jantung yang berbahaya tadi selain ablasi, kita juga bisa melakukan pemasangan alat untuk mencegah kematian jantung mendadak yang disebut dengan ICDs (Impantable Cardioverter-Defibrillators) ," lanjut dr. Sunu
Pemasangan alat tersebut dengan cara ditanam, karena kita tidak tahu kapan akan muncul gangguan yang berbahaya.
Baca juga: Aritmia Terjadi Karena Multifaktorial, Dokter : Gaya Hidup juga Mempengaruhi
Tentu kita harus seleksi yang benar-benar membutuhkan.
"Kalau yang gak perlu ya gak perlu dipasang, kalau yang memerlukan ini berisiko untuk kematian jantung mendadak kita pasang alat untuk menyelamatkan. Kaya kita beli mobil, ada asuransinya ya kurang lebih seperti itu." timpalnya
Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas.com bersama dengan dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP(K)., Ph.D. Seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Heartology Cardiovascular Center.
(TribunHealth.com/PP)