Breaking News:

dr. Arini Widodo Sp.KK: Tidak Terbukti Bahwa Konsumsi Protein Meningkatkan Risiko Berjerawat

Jerawat merupakan permasalahan kulit yang kerap dikeluhkan. Ada yang menganggap bahwa konsumsi protein meningkatkan risiko terjadinya jerawat.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
lifestyle.kompas.kom
ilustrasi makanan berprotein 

TRIBUNHEALTH.COM - Apakah benar terlalu banyak konsumsi protein saat berbuka atau sahur bisa menyebabkan jerawat?

Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Arini Widodo menyampaikan tanggapannya pada channel YouTube Kompas.com.

"Kalau protein yang sifatnya dalam makanan yang kita makan, maksudnya bukan makan protein shake atau apa gitu sebenarnya tidak terbukti. Tidak terbukti bahwa konsumsi protein itu meningkatkan risiko untuk berjerawat," ujar dr. Arini Widodo

Klik link berikut dan dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan kulit wajah. 

ilustrasi makanan berprotein
ilustrasi makanan berprotein (lifestyle.kompas.kom)

Baca juga: Kulit Sensitif Cenderung Mudah Bruntusan, jika Tidak Diobati bisa Menjadi Jerawat

Justru protein itu sesuatu yang dianjurkan saat berpuasa sebenarnya.

Kenapa?

Tubuh membutuhkan banyak protein karena protein adalah building blocks, baik untuk kulit maupun organ-organ lain.

Jadi protein itu sesuatu yang penting.

"Mungkin bukan proteinnya, justru dianjurkan. Cuma kalau kita lihat misalnya pengolahan proteinnya," imbuh dr. Arini Widodo.

Misalnya dikukus akan lebih sehat dibanding digoreng kering.

2 dari 2 halaman

Mengolah protein dengan di buat sup atau dikukus lebih sehat daripada dimasak seperti gule yang mengandung banyak minyak.

Baca juga: Konsumsi 30 Persen Kalori yang Bersumber dari Protein Dapat Mengurangi Nafsu Makan, Begini Ulasannya

Tentunya kita harus bisa mengontrol makanan yang kita konsumsi agar tidak menimbulkan masalah baru.

Masalah kulit yang terjadi saat bulan puasa tidak hanya kulit kering saja, akan tetapi bisa juga timbul jerawat.

Jerawat bisa terjadi karena perubahan life style kita.

Mungkin banyak yang ngemil sampai malam dan setelah itu baru tidur.

Sehingga terjadi perubahan gaya hidup dan snacking-nya ternyata tidak sehat.

Perubahan tidurnya, jam tidur yang tidak cukup, makanan yang dikonsumsi banyak yang tidak benar karena cenderung manis-manis dan lain-lain membuat seseorang berjerawat.

Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas.com bersama dengan dr. Arini Widodo Sp.KK. Seorang dokter spesialis kulit dan kelamin.

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comArini WidodoJerawatprotein Sitoplasma
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved