TRIBUNHEALTH.COM - Campak merupakan penyakit yang bisa menimbulkan gejala pada area kulit.
Kondisi ini bisa terjadi pada usia anak-anak maupun dewasa.
Agar penderita campak bisa segera sembuh dan tidak menularkan pada orang lain, maka dianjurkan mengikuti imbauan dokter selama perawatan.
Baca juga: Apakah Penyakit Campak dapat Mengenai Orang Dewasa, Dok?
Salah satunya mematuhi makanan dan minuman yang sebaiknya tidak dikonsumsi terlebih dahulu selama ada keluhan.
Hal ini disampaikan oleh dr. Sindy Atmadja, M.Ked(Ped), Sp.A.
Untuk membantu menjaga kondisi kesehatan tubuh, klik disini
Meskipun tidak ada jenis makanan atau minuman yang spesifik untuk dihindari, namun apabila penderita mengalami keluhan batuk dan pilek harus hindari:

- Air es
- Air dingin
- Ice cream
Baca juga: Asma Termasuk Penyakit Keturunan atau bisa Disebabkan Karena Pola Hidup dan Pola Makan Kurang Baik?
- dan gorengan.
Bagi para ibu agar bisa lebih waspada terkait kondisi ini, ada baiknya untuk mengenai sejumlah gejala yang ditimbulkan dari campak.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon antara lain:
- Demam tinggi yang berlanjut

- Batuk
- Pilek
- Nyeri tenggorokan
Baca juga: Sakit Tenggorokan Termasuk Gejala Utama Covid-19, Jadi Makin Sulit Dibedakan dengan Pilek dan Flu
- Muncul ruam kemerahan pada hari ke 3 dan 4 di belakang telinga
- Ruam menyebar ke daerah leher, wajah, badan.
Gejala di atas biasa ditemui pada jenis campak klasik yang hampir tidak memiliki kekebalan dan terjadi pada anak yang tidak divaksi.
Biasanya campak klasik dialami ketika suatu daerah sedang banyak terkena wabah campak.
Manfaat Imunisasi Campak

Seorang anak yang mengalami penyakit campak harus ditangani dengan tanggap pasalnya penyakit ini cukup berbahaya.
Terlebih jika belum pernah mendapatkan imunisasi campak sebelumnya, maka gejala bisa mudah memberat.
Berbeda jika anak telah mendapatkan imunisasi campak, maka gejalanya sangat ringan.
"Kalau sudah diimunisasi biasanya gejalanya sangat ringan, nggak klasik lagi," ungkap Sindy.
Baca juga: Meskipun Menular, dr. Hari Sebut Jika Sudah Melakukan Vaksinasi Campak Tidak Akan Terjadi Keparahan
Sejumlah gejala yang bisa ditemui yakni:
- Tidak ada demam, jika ada hanya berkisar 37,5 - 38 derajat celcius
- Ruamnya tidak mudah menyebar
- Tidak terlalu lemas

- Jarang terjadi komplikasi (hingga paru dan otak).
Untuk itu Sindy menghimbau agar seluruh anak mendapatkan imunisasi campak.
"Jadi penting sekali untuk dilakukan imunisasi campak ini karena jauh sekali perbedaan gejala yang dialami," imbau Sindy.
Perbedaan Campak dan Rubella
Campak dan rubella adalah penyakit yang sering dianggap mirip namun sebenarnya memiliki karakteristik yang berbeda.
Keduanya sama-sama berbahaya jika dialami oleh seorang anak.
Baca juga: Dokter: Penyembuhan Kulit Tidak Merata Harus Diketahui Terlebih Dahulu Kondisinya
Campak itu akan sangat berbahaya jika terkena pada anak-anak, terutama jika keluhannya sangat berat dan anak tersebut belum mendapatkan vaksinasi.
"Kalau belum dilakukan booster dan tidak ada kekebalan bisa agak berat, sampai ke paru, otak, dan telinga," kata Sindy.
Lebih terperinci lagi, jika terkena campak jerman maka bahayanya pada ibu hamil.

Namun keluhan yang ditimbulkan cenderung lebih ringan dibanding jenis campak yang lain.
Proses penularan campak jerman ini biasanya didapat dari anak-anak usia sekolah yang kemudian mengenai ibu hamil.
"Ibu hamil yang terkena campak jerman itu bahaya sekali untuk janinnya," ucap Sindy.
Terlebih jika campak ini dialami ibu hamil saat usia kandungan memasuki trimester pertama.
Baca juga: Ketahui Sederet Gejala Penyakit Jantung, dr. R. Azimar Farhani, Sp.JP Sebut Ada 3 Keluhan yang Khas
Akibatnya bisa mengalami kongenital rubella syndrom yang mengakibatkan gangguan:
- Jantung
- Kebutaan
- Tuli.
Untuk itu jangan sampai seorang ibu hamil terkena campak jerman.
Sebagai langkah antisipasinya, pastikan saat anak memasuki usia sekolah mendapatkan vaksinasi campak.
Penjelasan dr. Sindy Atmadja, M.Ked(Ped), Sp.A. ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)