TRIBUNHEALTH.COM - Perut buncit seringkali diidentifikasikan sebagai kondisi obesitas.
Namun tak hanya itu saja, penyebutan perut buncit juga rupanya kerap dikaitkan dengan penderita kolesterol.
Namun apakah anggapan tersebut benar?
Baca juga: Sit-up Dapat Menghilangkan Perut Buncit Hanyalah Mitos, Bisa Diatasi dengan Melakukan Diet
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video, dr. Evi Novitasari memberikan tanggapannya.
Menurut penjelasannya, perut buncit menunjukan seseorang memiliki body mass index lebih dari normalnya.
Kondisi ini memang menjadi faktor risiko penyebab kolesterol tinggi.
Untuk memantau kadar kolesterol, klik disini
Oleh karena itu, jika sudah memiliki perut buncit lebih baik segera lakukan pemeriksaan kolesterol.
"Sebaiknya kalau sudah kelihatan perutnya buncit, segera lakukan screening tes kolesterol," imbau Evi.
Semakin dini melakukan pemeriksaan, maka pengobatan akan semakin cepat dilakukan.
Baca juga: Kolesterol yang Tinggi Bisa Mengendap Menjadi Batu Empedu, Berikut Beberapa Faktor yang Memengaruhi
Tak perlu khawatir, kolesterol sangat mudah dilakukan. Yakni dengan melakukan pengambilan darah yang tidak membutuhkan waktu yang lama.
Namun sebelumnya pastikan telah berpuasa terlebih dahulu dengan rentang waktu 11 sampai 12 jam sebelum pemeriksaan.
Pengukuran Kadar Kolesterol
Berdasarkan penjelasan Evi, kadar kolesterol disesuaikan dengan jenisnya.
Pada kolesterol jahat (LDL) itu harus dibawah 100 Mg/dl. Dengan angka toleransi berkisar 100-129 mg/dL.
Kadar LDL harus sangat rendah. Bila melebihi jumlah batas normalnya, maka bisa memicu masalah kesehatan.
Lalu pada kolesterol baik (HDL) lebih dari 40 mg/dL. Semakin tinggi HDL, maka menandakan semakin baik kondisi kesehatan.
Baca juga: Santan Kelapa Bisa Bikin Kolesterol Naik, Mitos atau Fakta? Simak Penjelasan Dokter Ini
Pasalnya HDL ini mampu melindungi tubuh dari penyakit jantung.
Sementara pada kolesterol total yang merupakan gabungan dari jumlah kolesterol baik dan jahat harus berada di bawah angka 200.
Jika jumlah kolesterol total berada di atas 200 maka menandakan berada di batas ambang tinggi dan berisiko mengalami hiperkolesterolemia.
Pemeriksaan Kolesterol
Pemeriksaan ini bisa dilakukan ulang selang 5 tahun berikutnya.
Aturan pemeriksaan ini berbeda pada laki-laki dan perempuan.
Pada laki-laki diwajibkan dilakukan pemeriksaan saat memasuki usia 45 tahun, sementara perempuan 55 tahun.
Selanjutnya jika sudah memasuki usia 65 tahun, maka pemeriksaan akan dilakukan secara lebih rutin yakni setiap tahun sebanyak 2 kali.
Tanda Kolesterol Naik
Ada beberapa tanda khas yang menandakan seseorang mengalami Hiperkolesterolmia. Antara lain:
Baca juga: Dikenal Bisa Turunkan Kolesterol, Beras Ragi Merah Punya Sejumlah Dampak Negatif Berikut Ini
1. Sering ngantuk
Meski tidak begadang, penderita kolesterol tinggi akan merasakan mudah ngantuk meski tidak begadang.
Hal ini bisa terjadi karena kadar kolesterol yang tinggi menghambat aliran darah.
Sehingga oksigen tidak bisa berjalan dengan normal.
2. Kram
Keluhan kram ini akan muncul pada malam hari.
Biasanya kram akan muncul pada telapak kaki, jari-jari kaki, dan tumit.
3. Nyeri dada
Aliran darah yang mengendap menempel di dinding arteri.
Akibatnya membuat aliran darah berkurang menuju arteri, sehingga menyebabkan keluhan pada dada.
Baca juga: Tiga Gejala Khas Penyakit Jantung yang Tidak Boleh Diabaikan, Nyeri Dada Hingga Sesak Napas
4 Penurunan nafsu makan
Memiliki riwayat kolesterol tinggi dan tiba-tiba mengalami penurunan nafsu makan, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan diri dengan tes kolesterol.
5. Kenaikan berat badan
Berat badan yang tiba-tiba naik sedangkan nafsu makan sedang menurun sebaiknya segera lakukan pemeriksana kolesterol.
Penjelasan dr. Evi Novitasari ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)