TRIBUNHEALTH.COM - Ahli Gizi Carrisa Wityadarda,M.Kes memberikan panduan dalam mengatur pola makan yang sehat.
Dalam mengonsumsi makanan sehari-hari, sebaiknya untuk memahami kebutuhan tubuh.
Kebutuhan ini harus diurai dengan sejumlah porsi yang cukup, antara lain:
Baca juga: Kekurangan Zat Gizi Tertentu Selama Kehamilan Diyakini Berisiko Melahirkan Anak dengan Bibir Sumbing
- Kebutuhan kalori
- Kebutuhan lemak
- Kebutuhan protein
Untuk menjaga kesehatan tubuh, klik disini

- Kebutuhan cairan
- dan kebutuhan mineral.
Jika sudah diketahui, maka perlu dilakukan pembagian agar seimbang.
Baca juga: Craving Sugar Menjadi Candu pada Kebanyakan Orang dan Dapat Memicu Berbagai Penyakit
Dengan demikian, dapat disesuaikan dengan kebiasaan sehari-hari.
"Misalnya sebelum konsultasi senang nasi goreng setiap pagi, setelah konsultasi akan dikasi tahu kandungan kalori pada nasi dengan takaran 100 gram adalah 175 kalori, minyak."
"Untuk menghambat kalori yang berlebihan itu kita kasih sayur dan tambahkan lauk yang jangan digoreng," terang Carrisa dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

Pembagian porsi makan di atas perlu disesuaikan dengan prinsip "Isi Piringku".
Yakni:
- Setengah terisi serat
Baca juga: 4 Tips Menurunkan Kadar Gula Darah Secara Alami: Rutin Olahraga hingga Perbanyak Makanan Berserat
- Seperempat karbohidrat kompleks
- dan seperempatnya protein.
Nasi Tak Membuat Obesitas
Obesitas merupakan istilah lain dari penyebutan berat badan berlebih.
Kondisi ini sering dikaitkan karena gaya hidup yang tidak sehat utamanya konsumsi karbohidrat berlebihan.
Carissa pun juga membenarkan anggapan tersebut.

"Karena segala sesuatu yang berlebihan tentu membuat energi terlalu banyak masuk," ucapnya.
Namun jika konsumsi karbohidrat tidak berlebihan, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing tentu tidak akan membuat gemuk.
Jadi jangan menghindari makan nasi karena khawatir membuat berat badan berlebih.
Nasi merupakan kategori karbohidrat kompleks yang memiliki serat dan dapat diolah dengan baik oleh tubuh sehingga menghasilkan energi. Sehingga memiliki banyak manfaat untuk tubuh.
Baca juga: Jangan Terlalu Sering Konsumsi Mie Instant Apalagi Ditambah Nasi, Bisa Menyebabkan Penumpukan Lemak
Kandungan gula pada nasi membuat beberapa orang merasa harus membatasi bahkan menghindari konsumsi nasi.
"Nasi memiliki glikemik indeks yang kategorinya medium, kalau kebanyakan bisa menyebabkan gemuk," jelas Carrisa.
Jika berkeinginan untuk menjalani diet tanpa konsumsi nasi, maka sebaiknya harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi.

Dengan begitu diet akan disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Konsumsi nasi dengan suhu ruang cenderung lebih baik untuk disantap.
Namun apabila sudah bosan dengan nasi dingin, lebih baik dampingi dengan konsumsi serat dan protein.
Baca juga: 4 Sayuran Sumber Protein, Mulai dari Bayam hingga Asparagus
"Serat dan protein sangat perlu dikonsumsi berdampingan dengan nasi, karena serat dapat menghambat penyerapan dari karbohidrat," ucap Carrisa.
Penjelasan Ahli Gizi Carrisa Wityadarda,M.Kes ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)