TRIBUNHEALTH.COM - Ketika anak sakit tentunya orangtua memberikan obat dengan tujuan meredakan sakit yang dialami oleh anak.
Apakah benar apabila anak sering diberi obat menjadi kebal dari obat dan imunnya tidak kuat?
dr. Anindita menyampaikan, jika konteksnya seperti ini adalah pemberian obat antibiotik.
Bukan tubuh yang kebal dari obat, tetapi bakteri yang kebal dari obat.
Apabila kita tidak sakit, maka tidak kebal dari obat.
Yang dikhawatirkan adalah bakterinya yang kebal.
Dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan anak dengan klik link berikut.
Baca juga: Pahami Aturan Jarak Pemberian Susu pada Anak Sebelum Mengonsumsi Obat
Maka dari itu ketika sedang berobat dokter akan mengatakan antibiotik harus dihabiskan dalam berapa hari atau jangan distop di tengah-tengah.
Kepentingan dari apa yang dikatakan dokter adalah untuk seperti hal ini.
Apabila kita berikan antibiotik sesuai dengan anjuran dokter tidak akan terbentuk kekebalan atau disebut dengan resistensi obat.
Antibiotik biasanya diberikan sekitar 3 sampai 5 hari dan tidak boleh singkat dari itu.
Apabila pemberian obat lebih singkat, misalkan bakteri sudah melemah tetapi pemberian obat sudah dihentikan dan bakteri sudah mengenal obat tersebut.
Istilahnya bakteri sudah mengenal antibiotik yang diberikan, misalkan bakteri hanya pingsan saja tetapi masih kenal dengan obat yang diberikan, ketika sakit dan dokter memberikan obat yang sama maka bakteri akan kebal.
Baca juga: dr. Anindita Noviandari, Sp.A Paparkan Cara Mudah Meningkatkan Imunitas Anak
Sehingga ketika anak sakit sudha tidak bisa lagi menggunakan abtibiotik tersebut sehingga harus menggunakan obat lain.
dr. Anindita menyampaikan, dokter memberikan obat dengan waktu berjenjang yakni obat awal sampai obat yang lebih tinggi.
Misalkan resisten di bawah tentunya akan naik menjadi resisten atas, jika atas naik makan akan naik yang lebih atas lagi.
Setiap naik, pasti efek samping obatnya akan lebih besar dan harga obatnya lebih mahal.
Obat level atas biasanya digunakan untuk penyakit yang berat seperti harus dirawat ataupun mengancam jiwa .
Apabila dari awal saja sudah tidak mempan, maka tidak akan ada pilihan lain selain menaikkan level obat.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Anindita Noviandari, Sp.A. Seorang dokter spesialis anak.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)