Breaking News:

Perlunya Memperhatikan Gizi Anak Sejak Dalam Kandungan, Simak Penjelasan Berikut

Stunting masih menjadi perbincangan. Perlu disadari bahwa stunting bukanlah masalah yang bisa disepelekan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
kompas.com
ilustrasi anak yang mengalami stunting 

TRIBUNHEALTH.COM - Stunting dan obesitas adalah keadaan malnutrisi, ketidakseimbangan zat gizi antara zat gizi yang masuk dan jumlah yang dibutuhkan.

Secara singkatnya, stunting adalah gizi kurang atau gizi yang sangat kurang.

Sedangkan obesitas adalah gizi lebih, bahkan gizi yang sangat lebih.

R. Radyan Yaminar menyampaikan, indikator pada anak tergolong banyak mengenai status gizi.

Pada dewasa, status gizinya adalah indeks massa tubuh yaitu proporsi dari berat badan dibagi tinggi badan dalam kuadrat dalam meter.

Dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan anda dengan klik link berikut.

ilustrasi anak yang mengalami stunting
ilustrasi anak yang mengalami stunting (kompas.com)

Baca juga: Anak Usia 2 hingga 3 Tahun di Indonesia Banyak Alami Stunting, Jokowi: Intervensi Masa Kritis Balita

Perlu diketahui, status gizi pada anak-anak dibagi menjadi 4 indikator pengukuran yaitu :

- Berat badan menurut umur

- Tinggi badan menurut umur

- Berat badan menurut panjang badan

2 dari 3 halaman

- Indeks massa tubuh menurut umur

Dari 4 indikator tersebut, panjang badan menurut umur inilah yang bisa menilai seseorang mengalami stunting atau tidak.

Apakah tidak terpenuhinya gizi selama kehamilan bisa menyebabkan stunting pada bayi?

Baca juga: Identifikasi 4 Masalah Gizi yang Harus Segera Diatasi agar Prevalensi Stunting Menurun

R. Radyan menyampaikan, pada stunting masa gracesnya adalah 1000 hari pertama kehidupan.

Untuk koreksiannya bukan hanya dari anak dilahirkan saja, tetapi dari janin sampai anak berusia 2 tahun atau biasanya disebut 1000 hari kehidupan yakni 270 hari di dalam kandungan dan 730 harinya adalah saat anak sudah lahir.

Ketika masih janin pun tentu harus diperhatikan zat gizi dan kondisi ibunya.

Misalkan ibu malnutrisi mengalami KEK (kekurangan energi kronis) berisiko melahirkan anak dengan ebrat badan rendah.

Sehingga anak bisa birisiko stunting dan ibu berisiko mengalami anemia.

Kondisi tersebut akan berisiko ketika ibu melahirkan.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan R. Radyan Yaminar, S. Gz. Seorang ahli gizi Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.

3 dari 3 halaman

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKDRTPsikolog Rizal Djibran Zoya Amirin Inez Kristanti
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved