Breaking News:

Penanganan terhadap Anak yang Trauma ke Dokter Gigi, Berikut Penjelasan drg. Anastasia

Sering kita jumpai anak-anak yang merasa takut untuk datang ke dokter gigi. Lebih baik orang tua memperkenalkan anak dengan dokter gigi sejak dini.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
freepik.com
ilustrasi anak yang memeriksakan kondisi gigi ke dokter 

TRIBUNHEALTH.COM - drg. Anastasia menyampaikan bahwa beliau banyak menjumpai pasien trauma dan jangan pernah memaksakan kehendak pada anak untuk segera datang ke dokter gigi kecuali kondisi emeregency atau darurat.

Apabila yang dialami bukan kasus emeregency, drg. Anastasia menyarankan orang tua untuk menghargai anak.

Orang tua harus sabar menunggu hingga anak berani dan berkehendak sendiri untuk datang ke dokter gigi.

Setelah anak berani datang ke dokter, yang bisa dilakukan pertama adalah pengenalan.

Biasanya dokter akan berkomunikasi dengan anak, hingga anak berani dan mau menceritakan kondisi kesehatan mulutnya yang sedang butuh dirawat.

ilustrasi anak yang memeriksakan kondisi gigi ke dokter
ilustrasi anak yang memeriksakan kondisi gigi ke dokter (freepik.com)

Baca juga: Jangan Takut Periksa dan Malas ke Dokter Gigi, drg. Lina Nurdianty Sampaikan Alasannya

Dari step tersebut, maka tindakan perawatan bisa mulai dilakukan.

Poin penting terkait pendampingan anak dari rumah dan penyiapan orang tua alam mendampingi anak sebelum anak datang ke poli gigi.

drg. Anastasia mengatakan, biasanya yang dilakukan oleh beliau adalah kerja sama dengan orang tua termasuk melakukan perjanjian terlebih dahulu dengan orang tua anak.

Dari perjanjian tersebut, drg. Anastasia menjelaskan terhadap orang tua "Ketika anak datang, dokter akan melakukan tindakan tersebut apakah keluarga setuju atau tidak".

Selain itu dokter juga menjelaskan bahwa dokter dan orang tua membutuhkan kerja sama A, B, maupun C yang tentunya akan disampaikan kepada orang tua.

Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Sampaikan Cara Mengatasi Trauma Anak ke Dokter Gigi

2 dari 2 halaman

Dengan dilakukan kerja sama antara orang tua dan dokter, sehingga proses melerai akan lebih mudah dilakukan tanpa perlu melakukan tindakan-tindakan yang berisiko bagi anak.

Misalkan terpaksa harus menggunakan obat, dan diberi tindakan-tindakan seaktif atau tindakan-tindakan tertentu lainnya seperti harus diberi alat yang harus dihisap oleh anak juga pernapasannya.

Bahkan bisa saja dokter melakukan hipnosis sekalipun atau hipnoterapi pada anak-anak.

drg. Anastasia mengatakan, tindakan hipnoterapi pun hanya berhasil ketika yang dihipnotis bersedia.

Baca juga: Drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Ungkap Cara Atasi Trauma Anak Usia 8 Tahun Berkunjung ke Dokter Gigi

Artinya kesadaran anak untuk bersedia dilakukan tindakan atau datang ke dokter itu penting.

Perlu disadari bahwa peran orang tua begitu besar dalam hal ini.

Peran orang tua sangat penting, sebagai orang tua pun tidak boleh menakut-nakuti anak karena bisa menimbulkan trauma.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comTraumadokter gigidrg. Anastasia Ririen
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved